Masih ingatkah tragedi gempa Palu pada tahun 2018? Musibah
yang aneh, melululantakkan segenap daratan di daerah Palu. Aneh, sebab hanya beberapa
titik bagian yang tenggelam di telan bumi, hanya beberapa titik lokasi yang
jalannya mendadak bagai ombak yang bergelombang, bayangkan saja jika jalan di
depan rumahmu bergerak bagai ombak.
Dikisahkan bahwa kala itu sebuah keluarga sedang di
rumah pada menjelang malam hari itu. Ketika gempa terjadi, sang ibu langsung
menggandeng tangan anaknya, seraya berteriak, “Ayo, Ayah, cepat kita keluar!”
sang ayah yang baru keluar dari kamar mandi dengan menggunakan pakaian seadanya
menyuruh sang istri dan anaknya untuk berlari terlebih dahulu keluar rumah
menyelamatkan diri, “Ibu duluan aja! Ibu lari sekarang!” mendengar perintah
suaminya, sang istri langsung berlari keluar menggandeng sang anak.
Sampai di depan rumah ia terkejut melihat lumpur
keluar dari dalam tanah tersembur ke langit begitu tinggi, sementara keadaan
mulai gelap gulita karena mendadak mati lampu, sang ibu dan anaknya terus
berlari, dikejar jalanan yng bergelombang itu, sementara lumpur terus berusaha
menenggelamkan rumah-rumah di sana. Sang ibu dan anaknya terbawa oleh jalanan
yang bergerak sendiri itu. Sebentar, saya menarik nafas dulu. Gemetaran menulis
ini.
Lalu, sang ibu berkata, “Apakah ini kiamat?” deg.
Sang ibu dan anaknya terbawa hingga setelah jalanan
berhenti bergerak, mereka menepi di jalan raya besar. Orang-orang di sana
memandang heran, ada apa? Ya, kejadian aneh dan tragis itu hanya terjadi di
beberapa titik, sementara di titik lainnya tidak mengetahui apa yang terjadi di
daerah yang ditelan bumi tersebut, betapa kejadian di luar akal manusia baru
saja terjadi di sana.
Sang ibu gemetaran, ia tak tahu bagaimana kabar
suaminya, usai ia dan anaknya terbawa hingga ke jalan raya besar. Selama
terbawa di jalanan yang bergerak tadi, sang ibu melihat anaknya tak berhenti
komat-kamit mulutnya. “Kamu tadi baca apa, dek?” tanya sang ibu. Rupanya sang
anak yang masih duduk di kelas 3 SD itu selama kejadian berlangsung ia tak
berhenti membaca surat Al-Kahfi, surat yang jika menghafal sepuluh ayat
pertamanya mampu menyelamatkan kita dari huru-hara hari Kiamat.
Sang suami yang masih tertinggal di rumah kemudian
berlari seorang diri keluar, sayangnya jalanan di sekeliling rumahnya sudah
amblas ditelan bumi, ia kebingungan harus lari kemana lagi, dilihatnya pohon
besar yang berada di halaman rumahnya. Ia duduk bersujud di akar pohon tersebut
sembari terus berdoa dan memasrahkan dirinya kepada Allah, ia ikhlas jika
memang sudah waktunya ia dipanggil-Nya, ia juga meminta pada Allah untuk
melindungi istri dan anaknya yang entah ada dimana. Entah bagaimana bisa
dijelaskan secara logika, tiba-tiba pohon besar tersebut tercabut dari akarnya
dan membawa serta merta sang suami tersebut yang sedang berada di akarnya.
Pohon tersebut melayang hingga menjauh dari lokasi amblasnya tanah tersebut
sehingga suami tersebut terselamatkan.