Tampilkan postingan dengan label sepucuk surat♥. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sepucuk surat♥. Tampilkan semua postingan

11/08/18

Qaf: "Kebanyakan Penghuni Neraka adalah Wanita."


Ada makna mengerikan di balik Surah Qaf ayat 30 yang menjadi pengetahuan umum bagi manusia bahwasannya kebanyakan penghuni neraka adalah wanita. Dari Imran bin Husain r.a, dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Aku melihat neraka dengan seksama. Ternyata aku melihat kebanyakan penghuninya adalah wanita. Dan aku melihat surga dengan seksama. Ternyata aku melihat kebanyakan penghuninya adalah orang-orang fakir.” Abu Isa mengatakan bahwa derajat hadis ini hasan sahih.

Ibnu Batal berkata, “Sesungguhnya wanita masuk neraka karena kekafirannya. Hal ini disebabkan jumlahnya yang banyak sepanjang masa. Seolah-olah mereka berbuat kafir dan dosa sepanjang masa pula.” Hadis ini menunjukkan bahwa wanita wajib bersyukur dan menghormati suaminya, karena suaminya telah menjaganya, memenuhi kebutuhannya dan mengerahkan segala kemampuannya untuk itu.”

Secara tersirat bahwa betapa pentingnya memilih pasangan hidup dunia-akhirat. Dalam hal ini, bagaimana sang suami memahami betul makna menjaga, memenuhi kebutuhan, hingga mengerahkan segala kemampuan untuk itu sehingga sang istri mampu bersyukur dan menghormati suaminya. Banyak sekali yang terjadi di dalam masyarakat kita adalah hal yang kebalikan, namun jika dipikirkan memang ada hubungan timbal-balik dari itu semua karena sejatinya sebagai manusia ada saja reaksi dan ekspresi dari apa yang diperoleh dari sekitarnya. Sama halnya ada konsekuensi dari setiap ucapan dan tindakan.

Saya mau bilang, saya tidak ingin menjadi suatu pameran dalam hidup kamu, tidak ingin menjadi suatu hal yang kamu banggakan di depan publik secara ebrlebihan. Saya ingin menjadi teman hidup kamu yang dimana kita saling percaya untuk berbagi masalah dan solusi dalam hidup. Yang dimana kita terbuka untuk saling diskusi dan berkomunikasi sehigga kamu tidak butuh orang lain yang dimana maksud saya adalah kamu perlu sadar bahwa saya adalah orang pertama yang bisa kamu temui kapanpun, kamu bagi ceritamu dimanapun, kamu bagi pengalamanmu via apapun, kamu bagi hal-hal yang tidak bisa kamu bagi pada orang lain, karena itu yang secara hati dan emosi membuat saya merasa spesial dan beruntung untuk memiliki seseorang seperti kamu, bukan berarti pula kamu jadi bergantung pada saya dan saya menjadi pusat semesta kamu, karena sejak awal haruslah kita saling memahami kemana harus bergantung dan siapa gerangan satu-satunya yang boleh dijadikan pusat semesta dalam hidup kamu. Bukan kamu, bukan saya juga.

22/06/18

Yang Pertama Menjadi Seorang Ibu :)


Untuk:
Seseorang yang pernah menjadi teman sebangku selama bertahun-tahun.

Apa kabar? Kudengar kabar bahwa kau kini telah menggendong bayi yang menggemaskan dengan tampang rupawan, buah hati dari pernikahanmu dengan ia yang dijodohkan denganmu.

Mungkin awalnya terkejut saat lamaran itu rupanya ditujukan padamu. Kudengar pria itu adalah pria soleh yang bersekolah di Madinah, anak dari seorang tokoh. Tentu yang baik-baik terkenal dari pria itu apalagi keluarganya. Sungguh telah Allah takdirkan yang baik-baik hadir dalam hidupmu, semoga akupun adalah kebaikan yang sempat Allah kirimkan untukmu ketika kita berada dalam sepermainan yang sama pada kala dulu.

Persahabatan yang ditakdirkan karena kekonyolan mengidolakan orang yang sama. Luar biasa semangat remaja kita kala itu, berempat menabung untuk membeli buku biografi sang idola. Di sela-sela jam pelajaran yang kosong atau istirahat memutar musik yang sama-sama telah kita hafal liriknya. Setiap Jum’at naik angkot pergi ke mall menuju toko kaset untuk beli kaset horror, sebab orangtua tidak mau membagi filmnya karena usia kami masih dibawah 15 tahun. Pulang ke rumah di belokan Jalan Urip, yakni Jalan Perkebunan kalau tidak salah ingat, masuk ke kamar paling depan, menutup gorden, mematikan lampu, memutar film horror, masing-masing dari kita sibuk memeluk bantal. Sering pula filmnya zonk, tidak seru, karena memang kita ngasal pilih, tidak melihat trailernya. Sering pula macet-macet kasetnya di tengah jalan.

Kadang juga diselingi selfie-selfie-ria, yang untungnya salah satu dari kita selalu memiliki handphone keluaran terbaru sehingga sampai saat ini moment-moment itu masih tersimpan rapi dengan kualitas foto yang super pada zamannya.

Hei, siapa yang bakal mengira bahwa waktu mengubah segalanya. Takdir mengubah arah langkah kita, penampilan kita, jarak kita, berbagai halnya tentang kita berubah.

Hei, siapa yang menyangka bahwa kau yang kelak pertama kali menjadi seorang ibu diantara kita berempat, siapa yang menduga bahwa diantara kita akan ada yang menjadi ipar, Maha Besar Allah dengan segala takdir-Nya.

Seperti mereka yang berubah, kaupun hilang dari peradaban. Bolehkah aku bertanya, seperti apa kebahagiaan yang kau rasakan itu? Bisakah kita saling menyisihkan waktu dan mengobrol sebentar? Bernostalgia tentang yang baik-baik saja.

Aku yang sempat menjadi teman seperjuanganmupun tahu betul bagaimana kau pantas mendapatkan yang terbaik karena kau anak baik-baik. Tentu aku malu, tentu aku ingin menangis. Mungkin karakter kita tak jauh beda, sayangnya apa yang terjadi padamu berbeda dengan apa yang terjadi padaku. Banyak sekali keputusan-keputusan yang kita buat jauh berbeda. Mungkin juga karena kita datang dari latar keluarga, sosial, dan lain-lainnya yang berbeda, membuat aku begitu rapuh dibanding engkau. Membuat aku lebih menyesal, lebih ingin menangis, lebih ingin menghindar dari segala nostalgia yang buruk.

Terima kasih pernah memilih untuk duduk denganku di kelas, membagi pekerjaan rumah denganku, mempercayakan segenap rahasia pada telingaku. Terima kasih karena kehidupanmu kini begitu menginsiprasiku, semoga kau tak pernah menyesal pernah membagi waktu bersamaku. 



With Love,


Nina-mu

30/05/18

~ Deen Assalam ~


Sumber gambar: My Gallery

Seluruh bumi ini akan terasa sempit
jika kita hidup tanpa toleransi
namun jika hidup dengan perasaan cinta
meski bumi sempit kita kan bahagia

Melalui perlaku mulia dan damai
sebarkanlah ucapan yang manis
hiasilah dunia dengan sikap yang hormat
dengan cinta dan senyuman

Sebarkanlah diantara insan
Inilah Islam agama perdamaian

( Lirik Deen Assalam )

13/05/18

Masih, Dear Sophia


Sumber gambar: Google

Sampai detik ini aku masih memikirkan tentang Sophia dan hidupnya.
Sampai detik ini aku masih ingin menangis jika memikirkannya.
Sampai detik ini aku masih ingin memangkunya, menimang-nimangnya.
Bahkan tak apa bila aku sampai ketiduran di lantai seperti kala itu.
Menunggu tangisan Sophia jika ia tiba-tiba terbangun,
Lalu berlari ke kereta bayinya,
Lalu kupeluk ia.

Aku rindu Sophia,

Dear, Sophia.
Terima kasih karena pernah sempat hadir dalam hidupku,
Mampir di pikiranku,
Lalu menetap di hatiku.

Dear, Sophia.
Terima kasih untuk segala kisah tentangmu.
Aku akan berjuang juga agar mampu sekuat engkau.
Apapun yang terjadi dalam hidupku.
Apapun yang hilang, apapun yang pergi.
Atau yang lebih menakutkan seperti yang kau alami,
Ketidaktahuan.


Yogyakarta, 13 Mei 2018
Dari aku yang rindu memeluk Sophia.