Ada makna
mengerikan di balik Surah Qaf ayat 30 yang menjadi pengetahuan umum bagi
manusia bahwasannya kebanyakan penghuni neraka adalah wanita. Dari Imran bin
Husain r.a, dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Aku melihat neraka dengan
seksama. Ternyata aku melihat kebanyakan penghuninya adalah wanita. Dan aku
melihat surga dengan seksama. Ternyata aku melihat kebanyakan penghuninya
adalah orang-orang fakir.” Abu Isa mengatakan bahwa derajat hadis ini hasan
sahih.
Ibnu Batal
berkata, “Sesungguhnya wanita masuk neraka karena kekafirannya. Hal ini disebabkan
jumlahnya yang banyak sepanjang masa. Seolah-olah mereka berbuat kafir dan dosa
sepanjang masa pula.” Hadis ini menunjukkan bahwa wanita wajib bersyukur dan
menghormati suaminya, karena suaminya telah menjaganya, memenuhi kebutuhannya
dan mengerahkan segala kemampuannya untuk itu.”
Secara tersirat
bahwa betapa pentingnya memilih pasangan hidup dunia-akhirat. Dalam hal ini,
bagaimana sang suami memahami betul makna menjaga, memenuhi kebutuhan, hingga
mengerahkan segala kemampuan untuk itu sehingga sang istri mampu bersyukur dan
menghormati suaminya. Banyak sekali yang terjadi di dalam masyarakat kita adalah
hal yang kebalikan, namun jika dipikirkan memang ada hubungan timbal-balik dari
itu semua karena sejatinya sebagai manusia ada saja reaksi dan ekspresi dari
apa yang diperoleh dari sekitarnya. Sama halnya ada konsekuensi dari setiap
ucapan dan tindakan.
Saya mau bilang,
saya tidak ingin menjadi suatu pameran dalam hidup kamu, tidak ingin menjadi
suatu hal yang kamu banggakan di depan publik secara ebrlebihan. Saya ingin
menjadi teman hidup kamu yang dimana kita saling percaya untuk berbagi masalah
dan solusi dalam hidup. Yang dimana kita terbuka untuk saling diskusi dan
berkomunikasi sehigga kamu tidak butuh orang lain yang dimana maksud saya
adalah kamu perlu sadar bahwa saya adalah orang pertama yang bisa kamu temui
kapanpun, kamu bagi ceritamu dimanapun, kamu bagi pengalamanmu via apapun, kamu
bagi hal-hal yang tidak bisa kamu bagi pada orang lain, karena itu yang secara
hati dan emosi membuat saya merasa spesial dan beruntung untuk memiliki
seseorang seperti kamu, bukan berarti pula kamu jadi bergantung pada saya dan
saya menjadi pusat semesta kamu, karena sejak awal haruslah kita saling
memahami kemana harus bergantung dan siapa gerangan satu-satunya yang boleh
dijadikan pusat semesta dalam hidup kamu. Bukan kamu, bukan saya juga.