Dear,
My Beloved Kancut
Keblenger
Cut, begitulah panggilan yang kuucap untuk sesekali
memanggilmu. Mungkin bukan hanya sesekali tetapi berkali-kali.
Ketika dengan bangganya aku menceritakanmu pada teman-temanku
yang berwajah lugu nan polos itu, bisa dibayangkan ketika aku menyebut namamu
yang mereka bayangkan adalah penampakanmu yang sesungguhnya.
Penampakanmu
Mereka hanya bisa melongo dengan mimik yang tak enak
dipandang, ya semacam tablo gitu. Mereka kebingungan, Cut.
Mereka berkata, “itu nama apaan? Itu namanya siapa?” dan aku cuma
bisa tersenyum menanggapi mereka.
Terlalu banyak hal tentangmu yang tak bisa kujelaskan
satu-persatu pada mereka. Ah, kamu memang absurd, kayak mantan aku, Kemal
Palevi. Hihi.
Cut, ketika aku menyimpan kagum padamu, kemudian diam-diam
menaruh hati padamu, namun kuberpikir, aku bisa apa? Aku ini siapa? Aku cuma satu
diantara tigaribu orang lebih yang mencintaimu, yang kagum padamu, yang menaruh
perhatian padamu.
Boleh aku cerita sedikit? Malam itu, ketika aku tengah
online, papi melintas di belakangku. Lalu, dengan tatapan menyelidik ia
menyerangku dengan perkataannya.
“Kamu buka web apaan lagi? Pasti kancut-kancut itu, kan?”
“Iya nih, lagi buka blognya si kancut. Kok papi bisa tahu? Jangan-jangan
selama ini diam-diam papi juga menyimpan rasa sama Kancut Keblenger?”
“Maksud kamu itu apa?! Kamu itu jatuh cinta sama orang yang
salah! Eh, maksudnya sama benda yang salah!”
Kemudian, papi pergi. Kamu lihat kan, Cut? Betapa terbakar
api cemburunya dia denganmu. #Halaaaah
Aku sempat berpikir, mungkin dia ingin join juga, tetapi apa
daya gengsi karena umurnya sudah tua jadi dia memutuskan untuk menjadi secret
admire saja.
Cut, surat cintaku ini mungkin tenggelam diantara banyaknya
surat cinta lain yang dating padamu. Tetapi, rasaku untukmu tak akan tenggelam,
akan selalu berlabuh, selamanya di hatimu, Cut, eaaaaaaaaakkk..
Oh iya Cut, bukan kecut loh ya, Happy Birthday to youuuuu
yaaaa :)
We will always love you :)
{}
Cieee makin tua nihhhh <3
Salam cinta dari penggemarmu,
Nina Mentari