Apa pernah
kalian membayangkan bahwa suatu hari nanti kalian tinggal di sebuah kota yang
kalian sendiri sebelumnya sama sekali enggak kenal dengan kota itu? bahkan
kalian sampai enggak terpikir kalau kalian akan tinggal bertahun-tahun di kota
itu? lalu di kota itu ada seseorang yang membuat kalian jatuh hati? lalu kalian
tiba-tiba kenal dengan banyak orang di kota itu, kenal dengan tempat-tempat
nongkrong di kota itu, kenal dengan jalan atau rute di kota itu?
Lagi di pantai, nih. Foto 2 tahun yang lalu.
Seperti yang gue
alami, enggak terasa sudah 5 tahun gue meninggalkan kota Bogor, dan menjalani
hidup gue di kota Makassar. Gila! Bogor dimana Makassar dimana? Gue enggak
pernah kebayang bakal hidup dan tinggal di kota seasyik ini, seindah ini! Yah,
bukan maksudnya mau membandingkan Bogor. Bogor dan Makassar sama, sama-sama
bikin gue jatuh hati dengan suasananya yang memiliki ciri khas masing-masing.
Kalau dulu, waktu gue tinggal di Bogor, hampir tiap weekend ke Puncak. Waktu
gue tinggal di Bogor, jarang banget ke pantai, hampir enggak pernah. Tapi, sejak
gue tinggal di Makassar, gue bisa tiap hari ke pantai! Serius! Jalan kaki juga
bisa. Di Makassar juga ada semacam puncak kayak di Bogor, tapi cukup jauh.
Kemarin sore,
gue les seperti biasa, rabu-sabtu. Naik angkot tentunya. Jarak tempat les
dengan rumah jauh banget. Siapa coba yang mau antar kalau jauh? Emak babe gue
enggak mau repot-repot. Kalau gue ngomong, “Bisa anterin les, enggak?” mereka
kemudian mengeluarkan uang dari saku, “Nih, udah sana naik angkot aja.”
Begitulah, pffft.
Tapi, karena gue
les itu lah, akhirnya gue ngerti dengan rute-rute kota, dan tempat-tempat
ternama di kota Makassar. Kan, tempat les gue jauh banget, jadi banyak melewati
jalan-jalan penting kota.
First, gue lewat
rute jalan Veteran, OMG ini jalan panjaaaaaaaang banget. Saking panjangnya gue
enggak tahu ujungnya dimanaaaa T_T nantilah kalau gue punya motor sendiri,
bakal gue jelajahi! Di veteran gue lihat anak-anak yang masih SMP kayaknya baru
kelas satu, mereka gotik! Bukan ‘goyang itik’ yaa, tapi ‘gonceng tikga’,
maksain. Mereka dalam satu motor bertiga, badannya gede-gede lagi, dan enggak
pakai helm. Melanggar banget. Waktu, gue di Bogor, kalau baru jalan keluar
perumahan atau ke stasiun atau ke daerah pemda Bogor, enggak pakai helm enggak
apa-apa, polisinya jarang ada, kalaupun ada juga enggak peka :/ eh, semenjak
gue di Makassar, baru aja keluar gang rumah, udah ada polisi =)) enggak pakai
helm itu melanggar banget. Di Veteran, gue juga liat anak main skuter (bener
enggak tulisannya? Kalau salah, maafin) ini anak berani banget, emang sih di
sini susah cari tanah lapang. Kasihan anak-anak, bahkan gue liat dua orang yang
main bulutangkis di pinggir jalan Veteran, itu apa banget. Bikin macet. Veteran
adalah jalan penting, dan jalan yang panjang, saking panjangnya Veteran tiap
larut malam selalu menjadi jalan untuk balapan liar yang dilakukan para anggota
geng motor yang sok. Ngeri, deh.
Kedua, gue lewat
jalan… hmm enggak tahu jalan apa._. yang jelas lewat sebuah masjid yang punya
halaman luassssss banget, jadi tiap sore di situ tuh ada yang main bola, dan
sebagainya. Ketiga, gue lewat jalan Urip Sumoharjo, ini juga panjang banget dan
suka macet, tapi yang ini gue tahu ujungnya! Ujung satu sama ujung yang lain
gue tahu. Di Urip ini gue melewati fly over, dan tiap malam minggu selalu ada
penampakan-penampakan yang tak menyenangkan di atas fly over ini. Apa lagi
kalau mendekati jam 12 malam -_- serius. Soalnya gue pernah jam 12 malam lewat
di situ, dan ramai banget.
Ketiga, gue
lewat Universitas Muslim Indonesia, dan sedikit lagi sampai di tempat les gue.
Tepatnya tepat di dekat tugu Adipura yang tiap hari full kendaraan.
Jadi, perjalanan
gue kira-kira membutuhkan waktu hampir satu jam jika naik kendaraan umum, kayak
angkot tadi. Kalau naik kendaraan pribadi yah mungkin bisa lebih cepat dan
hemat.
Tapi, gue lebih
suka keluar daripada di rumah terus. Kadang, gue punya alasan lain kenapa pergi
les, alasan itu adalah supaya gue bisa menikmati suasana kota ini, mungkin
suatu saat gue bakal pindah dan enggak akan kembali ke sini. Gue keluar untuk
melihat aktifitas-aktifitas orang lain, terkadang ada yang bikin iri dan ada
juga yang bikin gue iba. Semuanya berimbang. Ketika gue di dalam angkutan umum,
gue bisa liat bermacam-macam orang.
Jadi, inti
tulisan gue adalah jangan mengeluh dimanapun kalian berada saat ini, kecuali
kalian lagi tersesat. Tersesatpun bisa kita nikmati, sih. Berusaha untuk enjoy
dengan semua kegiatan yang kita jalani, yang masih sekolah nikmati sekolahnya,
kerjakan pr-nya, ikhlas ketika dimarahi sama gurunya, jangan buru-buru pengen
kuliah, santai aja. Udah, segini dulu aja ya postingan gue, semoga bermanfaat
#yaelah. Daaaaaaaaaah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar