Lelah seharian bukan berarti
malam dilewati hanya dengan istirahat. Sayang loh, sudah jauh-jauh ke Bira
hanya untuk tidur, wkwk. Malam menjelang, gue dan yang lainnya menyiapkan
peralatan kami. Menurut lu, peralatan apakah yang kami siapkan?
Eng i eng... ini
dia peralatan bakar membakar, wetz. Yoi, kita mau membakar. Bakar ayam
tepatnya. Bergegaslah kami membawa bahan dan peralatan ke pinggir pantai.
Ala-ala anak pramuka, kami mulai membuat api unggun. Kami juga menggelar tikar,
bermain gitar, bermain kejar-kejaran, mengukir tulisan-tulisan di pantai yang
mungkin nanti juga hilang terbawa ombak, dan juga berfoto agar moment ini
tertangkap dengan baik dan menjadi abadi dalam ingatan kami masing-masing,
aiiih sedap.
Butuh kesabaran
memang mendapatkan hasil bakaran yang baik. Meskipun dengan bumbu sekedarnya,
yang penting ayamnya gosong! Artinya, jadi deh ayam bakar! Selamat makan.
Alhamdulillah,
senangnya makan ayam bakar hasil bakaran sendiri. Dimakan di pinggir pantai
pula dan bersama kawan-kawan tercinta. Wah, ternyata malam itu banyak banget
bintang-bintang yang bertaburan di langit, ini enggak sebanyak dengan yang
biasa gue lihat di langit kota. Sayangnya, bintang-bintang itu lupa untuk
dipotret. Semoga langit di sini bisa seindah malam itu terus ya! Yeay.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar