12/05/17

[All About Life] : Menunggu Adalah (Juga) Berjuang



Bulan lalu, saya mengikuti acara launching buku “Menata Kala”, yang dimana di acara itu hadir juga Mas Gun dan Mbak Apik untuk meramaikan acara. Mereka membedah buku karya mereka yang berjudul “Menentukan Arah”. Pada sesi Mas Gun dan Mbak Apik, acara ini justru seperti sekolah pra-nikah, sebab acaranya memang membedah buku tentang pernikahan. Saya sempat menuliskan beberapa point yang mengena di batin saya.

“Mendapatkan anaknya lebih gampang daripada mendapatkan keluarganya.”

Perkataan yang disampaikan Mas Gun ini, menurut saya adalah benar. Mungkin mudah saja kamu mendapatkan dia, tetapi ada rintangan ketika ingin mendapatkan keluarganya. Pernikahan merupakan peristiwa yang melibatkan dua keluarga besar. Kamu bukan lagi hanya memikirkan cara mendapatkan dia, tetapi juga berpikir bagaimana cara mengambil hati orangtuanya, saudara-saudaranya, bahkan kakek dan neneknya.

Dalam pernikahan Mas Gun dan Mbak Apik, ada yang berbeda dengan pernikahan kebanyakan. Mereka menginginkan agar undangan pernikahan mereka adalah barang bermanfaat yang tak dibuang begitu saja, jadilah bentuknya adalah sebuah buku berjudul “Menentukan Arah”. Lalu, Mas Gun membuat himbauan barangsiapa yang ingin ikut merayakan pernikahan mereka, bisa mengirim paket ke rumah berupa buku-buku baru ataupun bekas untuk disumbangkan nantinya. Kata Mas Gun, bayangkan saja jika tiap undangan memberi kado sprei, ada berapa banyak sprei yang nanti diterima? Maka dari itu, beliau membuat himbauan unik seperti itu. Saya cukup takjub dengan idenya itu. Dan hasilnya di luar dugaan Mas Gun, bahkan di kesekian hari setelah pernikahannya, paket-paket buku itu terus berdatangan bahkan beberapa dikirim tanpa nama pengirim. Buku-bukunya pun bagus-bagus sampai kata Mas Gun ia ingin memilikinya, tetapi sebagai amanah ia harus menyumbangkan buku-buku itu seperti yang ia katakan dalam himbauannya.

“Pernikahan adalah kolaborasi tertinggi.”

Ya, dimana semua hal tentangmu dan tentangnya melebur jadi satu. Bersatunya dua insan adalah untuk menciptakan kebermanfaatan yang luarbiasa bersama-sama. Jadi, rencana kalian sendirilah yang akan menentukan kolaborasi seeperti apa yang akan kalian ciptakan.

“Jangan lalui life crisis mu sendirian!”

Ketika kamu punya problem atau bimbang dalam mengambil suatu keputusan, temukanlah orang-orang yang nyaman diajak berdiskusi. Mas Gun membahas hal ini terkait masa-masa galau sebelum pernikahan. Sebisa mungkin kita menemukan pasangan yang tidak memiliki potensi berkonflik dengan orangtua.

“Pernikahan membutuhkan nafas yang panjang.”

Karena kamu akan menciptakan banyak hal untuk masa-masa yang akan datang. Akan banyak hal yang kamu rencanakan. Akan ada banyak hal yang akan menjadi pikiran. Pernikahan membutuhkan nafas yag panjang untuk setiap langkah yang diambil.

“Menunggu adalah berjuang.”

Kalimat ini disampaikan oleh Mbak Apik. Bahwasannya bukan hanya laki-laki yang melakukan perjuangan, tetapi perempuan pun juga berjuang. Berjuang yang dimaksudkan di sini adalah berjuang dengan waktu, bagaimana perempuan tersebut mengisi hari-hari menunggu dengan hal yang berguna.

Saya sebenarnya bukan sebagai peserta di acara itu, sih. Saya sambil jualan di sana. Ya, mungkin teman-teman, ukhti-ukhti ada yang mencari jilbab ukuran besar 140x140 kami menjual ukuran yang sebesar itu. Memang berusaha menjual jilbab-jilbab segi empat dengan ukuran seperti itu. Kalau mau lihat katalog onlinenya bisa cek di intagram kami @gerai.apika beberapa series belum restock, sih. Gerai tersebut bukan punya saya. Awalnya saya hanya membantu Mbak Apik, tapi lama-kelamaan alhamdulillah dapat kepercayaan dari Mbak Apik untuk mengambil alih Gerai Apika karena kesibukan Mbak Apik dan ada hal lain yang membuat Mbak Apik tidak bisa stay melayani customer. Padahal awal saya kenal Mbak Apik cuma ketemu di sebuah seminar, itulah mengapa ayah saya bilang, “kok dia bisa percayain bisnisnya ke kamu, sih? Padahal cuma ketemu di seminar.”

Alhamdulillah, di bangku kuliah, saya punya sahabat-sahabat yang bisa saya andalkan. Yang satu jago fotografi, yang satunya lagi cantik. Jadilah saya merekrut mereka untuk join membantu saya di Gerai Apika. Jadi, saya berganti peran menjadi admin. Ambassadornya berubah menjadi teman saya, dan pengambilan gambar langsung diambil oleh calon fotografer. Kelihatannya menjadi admin simple, cuma buka chat dari customer dan membalas pesan DM atau komen di akun Gerai Apika. Tetapi, jauh dari itu, admin punya peranan yang cukup rumit, sih. Mulai dari merekap barang, update akun, rekap pesanan, melayani chat, nunggu bukti transfer, membungkus pesanan, sampai mengirim paket lewat jasa mengirim paket dan memastikan barangnya sampai. Kalau tanggal-tanggal open order, saya bakal disibuki dengan chat-chat customer. Di sana pula mengenal berbagai perangai customer. Senang rasanya ketika kebanyakan customer saya begitu sabar dan ramah.

Jauh dari itu semua, di awal tahun ini “memiliki pekerjaan sampingan” adalah salah satu dari sekian banyak mimpi yang saya tuliskan khusus untuk tahun ini.

Semoga ini menjadi bagian cara saya dalam “menunggu”, semoga ini bisa menjadi bagian dari perjuangan saya dalam mengisi waktu dengan hal bermanfaat. Semoga apa yang saya lakukan bisa meringankan beban Ayah dan Ibu saya. Aamiin.

3 komentar:

  1. Kak, cerita "melalui cara tuhan" udah ga ada lanjutannya yah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada kok wkwk ada di draft. Makasih ya sudah diingatkan, insyaaAllah nanti diposting.

      Hapus
    2. Ditunggu kakk

      Hapus