Bulan lalu, saya
mengikuti acara launching buku
“Menata Kala”, yang dimana di acara itu hadir juga Mas Gun dan Mbak Apik untuk
meramaikan acara. Mereka membedah buku karya mereka yang berjudul “Menentukan
Arah”. Pada sesi Mas Gun dan Mbak Apik, acara ini justru seperti sekolah
pra-nikah, sebab acaranya memang membedah buku tentang pernikahan. Saya sempat
menuliskan beberapa point yang mengena di batin saya.
“Mendapatkan anaknya lebih gampang daripada mendapatkan keluarganya.”
Perkataan yang
disampaikan Mas Gun ini, menurut saya adalah benar. Mungkin mudah saja kamu mendapatkan
dia, tetapi ada rintangan ketika ingin mendapatkan keluarganya. Pernikahan
merupakan peristiwa yang melibatkan dua keluarga besar. Kamu bukan lagi hanya
memikirkan cara mendapatkan dia, tetapi juga berpikir bagaimana cara mengambil
hati orangtuanya, saudara-saudaranya, bahkan kakek dan neneknya.
Dalam pernikahan
Mas Gun dan Mbak Apik, ada yang berbeda dengan pernikahan kebanyakan. Mereka
menginginkan agar undangan pernikahan mereka adalah barang bermanfaat yang tak
dibuang begitu saja, jadilah bentuknya adalah sebuah buku berjudul “Menentukan
Arah”. Lalu, Mas Gun membuat himbauan barangsiapa yang ingin ikut merayakan
pernikahan mereka, bisa mengirim paket ke rumah berupa buku-buku baru ataupun
bekas untuk disumbangkan nantinya. Kata Mas Gun, bayangkan saja jika tiap
undangan memberi kado sprei, ada berapa banyak sprei yang nanti diterima? Maka
dari itu, beliau membuat himbauan unik seperti itu. Saya cukup takjub dengan
idenya itu. Dan hasilnya di luar dugaan Mas Gun, bahkan di kesekian hari
setelah pernikahannya, paket-paket buku itu terus berdatangan bahkan beberapa
dikirim tanpa nama pengirim. Buku-bukunya pun bagus-bagus sampai kata Mas Gun
ia ingin memilikinya, tetapi sebagai amanah ia harus menyumbangkan buku-buku
itu seperti yang ia katakan dalam himbauannya.
“Pernikahan adalah kolaborasi tertinggi.”
Ya, dimana semua
hal tentangmu dan tentangnya melebur jadi satu. Bersatunya dua insan adalah
untuk menciptakan kebermanfaatan yang luarbiasa bersama-sama. Jadi, rencana
kalian sendirilah yang akan menentukan kolaborasi seeperti apa yang akan kalian
ciptakan.
“Jangan lalui life crisis mu sendirian!”
Ketika kamu
punya problem atau bimbang dalam
mengambil suatu keputusan, temukanlah orang-orang yang nyaman diajak
berdiskusi. Mas Gun membahas hal ini terkait masa-masa galau sebelum
pernikahan. Sebisa mungkin kita menemukan pasangan yang tidak memiliki potensi
berkonflik dengan orangtua.
“Pernikahan membutuhkan nafas yang panjang.”
Karena kamu akan
menciptakan banyak hal untuk masa-masa yang akan datang. Akan banyak hal yang
kamu rencanakan. Akan ada banyak hal yang akan menjadi pikiran. Pernikahan membutuhkan
nafas yag panjang untuk setiap langkah yang diambil.
“Menunggu adalah berjuang.”
Kalimat ini
disampaikan oleh Mbak Apik. Bahwasannya bukan hanya laki-laki yang melakukan
perjuangan, tetapi perempuan pun juga berjuang. Berjuang yang dimaksudkan di
sini adalah berjuang dengan waktu, bagaimana perempuan tersebut mengisi
hari-hari menunggu dengan hal yang berguna.
Saya sebenarnya
bukan sebagai peserta di acara itu, sih. Saya sambil jualan di sana. Ya,
mungkin teman-teman, ukhti-ukhti ada yang mencari jilbab ukuran besar 140x140
kami menjual ukuran yang sebesar itu. Memang berusaha menjual jilbab-jilbab
segi empat dengan ukuran seperti itu. Kalau mau lihat katalog onlinenya bisa
cek di intagram kami @gerai.apika beberapa series belum restock, sih. Gerai
tersebut bukan punya saya. Awalnya saya hanya membantu Mbak Apik, tapi
lama-kelamaan alhamdulillah dapat kepercayaan dari Mbak Apik untuk mengambil
alih Gerai Apika karena kesibukan Mbak Apik dan ada hal lain yang membuat Mbak
Apik tidak bisa stay melayani customer. Padahal awal saya kenal Mbak Apik cuma
ketemu di sebuah seminar, itulah mengapa ayah saya bilang, “kok dia bisa
percayain bisnisnya ke kamu, sih? Padahal cuma ketemu di seminar.”
Alhamdulillah,
di bangku kuliah, saya punya sahabat-sahabat yang bisa saya andalkan. Yang satu
jago fotografi, yang satunya lagi cantik. Jadilah saya merekrut mereka untuk
join membantu saya di Gerai Apika. Jadi, saya berganti peran menjadi admin.
Ambassadornya berubah menjadi teman saya, dan pengambilan gambar langsung
diambil oleh calon fotografer. Kelihatannya menjadi admin simple, cuma buka
chat dari customer dan membalas pesan DM atau komen di akun Gerai Apika.
Tetapi, jauh dari itu, admin punya peranan yang cukup rumit, sih. Mulai dari
merekap barang, update akun, rekap pesanan, melayani chat, nunggu bukti
transfer, membungkus pesanan, sampai mengirim paket lewat jasa mengirim paket
dan memastikan barangnya sampai. Kalau tanggal-tanggal open order, saya bakal
disibuki dengan chat-chat customer. Di sana pula mengenal berbagai perangai
customer. Senang rasanya ketika kebanyakan customer saya begitu sabar dan
ramah.
Jauh dari itu
semua, di awal tahun ini “memiliki pekerjaan sampingan” adalah salah satu dari
sekian banyak mimpi yang saya tuliskan khusus untuk tahun ini.
Semoga ini
menjadi bagian cara saya dalam “menunggu”, semoga ini bisa menjadi bagian dari
perjuangan saya dalam mengisi waktu dengan hal bermanfaat. Semoga apa yang saya
lakukan bisa meringankan beban Ayah dan Ibu saya. Aamiin.
Kak, cerita "melalui cara tuhan" udah ga ada lanjutannya yah?
BalasHapusada kok wkwk ada di draft. Makasih ya sudah diingatkan, insyaaAllah nanti diposting.
HapusDitunggu kakk
Hapus