14/09/17

[Catatan Untuk Diri Sendiri]: Ada memang



Bila itu masih di dalam batas wajar,
Mengapa tidak kita saja yang menghargai caranya orang?

Bila itu bukan sesuatu yang menyulitkan,
Mengapa tidak kita saja yang belajar untuk menyesuaikan?

Bila itu bukan suatu permasalahan,
Mengapa tidak kita saja yang belajar untuk menerima?

Ada memang, jenis manusia yang menghargai mati-matian pendapatnya sendiri.
Bukankah bila begitu adanya, semestinya pula ia memahami bahwa sebuah pendapat bukan hanya milik dirinya saja.

Ada memang, jenis manusia yang diam-diam berontak, meski luarnya ia mengajarkan pemahaman.
Bukankah bila begitu adanya, semestinya pula ia belajar tentang apa yang diajarkannya pada orang lain itu?

Ada memang, jenis manusia yang ingin sekali sekitarnya memahaminya. Namun, di sisi lain, bukankah ia sama saja memaksa sekitarnya untuk berpura-pura memahaminya?

Semua orang lebih menutup dan mengunci diri mereka ketika orang itu hadir.
Semua orang tak bisa mengekspresikan pendapatnya, tak bisa leluasa melakoni jati dirinya sendiri.
Semua orang berpura-pura memahami satu orang ini, berpura-pura menghargai pendapatnya.

Semata-mata untuk apa? Untuk apa lagi jika bukan untuk menjaga diri dari komunikasi yang buruk, dari masalah kecil yang berkemungkinan menjadi besar. Lihat, begitu banyak orang-orang yang berpura-pura memahamimu. Lihat, kau berjuang setengah mati mempertahankan opinimu, sementara yang lain berjuang setengah mati berpura-pura menghargai opinimu.

Dan aku ingin bertanya, apakah kau ingin menjadi orang yang seperti ini? Apa begitu sulit untuk berlapang dada? Apa begitu sulit mengalah? Apa begitu bahagia merasa dirinya begitu paling dipahami? Apa sebahagia itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar