Tadi sore ambulance di
jalan meraung-raung
Waktu membawa
ingatanku pada hari itu
Saat sebuah ambulance
besar yang biasa kulihat di film action untuk membawa korbannya
Hari itu membawaku ke
rumah sakit
Awalnya aku dirawat di
sebuah rumah sakit kecil di desa
Karena temanku yang
seorang dokter bekerja di sana
Ya, lagi-lagi aku
punya teman yang jauh lebih tua dariku
Dia merawatku tentu
dibantu beberapa perawat yang ada di sana
Beberapa hari kemudian
Entah perlu kusyukuri
fakta ini atau tidak
Aku sakit tetapi aku
tidak merasa sakit
Hari itu kupikir aku
sudah boleh pulang
Pagi itu aku baru saja
terbangun
Merasa sangat sehat
Aku optimis untuk
sudah diperbolehkan pulang
Bahkan senyum terus
merekah di bibirku
Tiba-tiba dokter masuk
diikuti tiga orang perawat
Mereka terlihat panik
dan buru-buru menyuruhku packing pakaianku
Katanya aku akan
pindah ke rumah sakit yang lebih besar
Rumah sakit umum
daerah
Aku terkejut
Sedih
Kebingungan
Bukannya aku sudah
sehat, ya?
Kebetulan temanku juga
masuk rumah sakit yang sama denganku
Ia juga akan dirujuk
untuk pindah ke rumah sakit umum daerah
Dibantu ibunya ia
mengemasi pakaiannya
Dan aku hanya bisa
menangis mengemasi pakaianku sendiri
Orangtuaku tak ada di
sampingku kala itu
Temanku melihatku dan
mengasihani
Dengan penuh
pengertian, ibunya menghampiri ranjangku
Membantuku mengemasi
pakaian
Tak lama perawat masuk
membawa kursi roda untukku
Aku dibawa menuju
ambulance dengan kursi roda itu
Sumpah, aku tidak
merasa sakit apapun
Bagaimana mungkin?
Lalu ambulance besar
itu membawaku ke kota
Luarbiasa rasanya saat
semua orang mempersilahkan ambulanceku lewat
Kami menerobos lampu
merah
Semua orang terkesima
dan menoleh karena raungan ambulanceku
Tiba di rumah sakit,
aku disambut pak satpam dengan kursi rodanya
Bahkan pak satpam
justru melontarkan kalimat, “Ini yang beneran sakit?”
Aku cuma mengangguk
sambil senyum
Aku sudah yakin bahwa
aku tidak sakit
Aku dibawa terlebih
dahulu ke UGD
Dokter memeriksaku dan
bertanya tentang keluhanku satu persatu
dari ujung kepala
sampai ujung kaki
Tapi aku membantah
semuanya
Aku tidak merasakan
sakit apapun
Dia membercandaiku,
“Yaudah pulang aja ya kalau gitu.” Katanya sambil senyum.
Saat itu mengapa
dokter bilang kondisiku sebenarnya makin parah?
Karena ada satu efek
pada sakitku yang belum terlihat untuk menuju penyembuhan
Aku tidak mengeluarkan
efek itu
Katanya kalau mau
sembuh, efek yang satu itu harus ada
Sakit adalah perasaan
yang sangat luarbiasa
Saat aku bahkan tidak
bisa ke toilet
Saat aku tidak boleh
seenaknya menggoyangkan tanganku yang setiap waktu perlu disuntik
Setiap kali aku salah
gerak, alatnya akan bergeser dan berbunyi
Maka perawat segera
datang dan memperbaikinya
Selalu begitu sampai
aku bosan sendiri
Sebuah catatan yang
dikirimkan ibuku sekitar seminggu yang lalu saat aku flu berat sampai tidak
bisa masuk kuliah.
TENTANG
SAKIT
Suatu hari
Rasulullah SAW kedatangan seorang bapak dan anak gadisnya. Bapak tersebut
meminta Rasulullah SAW untuk menikahi anak gadisnya dan mengatakan bahwa anak
gadisnya merupakan anak yang sangat luar biasa dimana anaknya sejak kecil
sampai sekarang tidak pernah sakit.
Rasulullah SAW
tersenyum dan beliau diberitahu oleh Malaikat Jibril untuk menolaknya karena
tidak ada kebaikan dalam diri anak gadis itu.
Sungguh luar
biasa makna dari sakit, ternyata dengan datangnya penyakit pada diri kita itu
mendatangkan berbagai kebaikan.
Bahkan
sebagian ulama mengatakan orang yang sedang sakit dipastikan orang tersebut
sedang dicintai Allah...
Sakit kalau
kita sikapi dengan positif:
Sakit
itu "Zikrullah"
Orang yang
sedang sakit akan lebih sering menyebut Asma Allah dibandingkan ketika dalam
sehatnya.
Sakit
itu "Istighfar"
Orang yang
sedang sakit akan teringat dosa-dosa yang pernah diperbuat, sehingga lisan akan
terbimbing untuk selalu beristigfar dan memohon ampunan kepada Allah.
Sakit
itu "Tauhid"
Bukankah saat
sedang hebat rasa sakit, kalimat thoyyibah yang akan terus digetar?
Sakit
itu "Muhasabah"
Orang yang
sedang sakit akan punya lebih banyak waktu untuk merenungi diri,
menghitung-hitung bekal apa yang telah dikumpulkan untuk kembali menghadap
Illahi.
Sakit
itu "Jihad"
Orang yang
sedang sakit tidak diperbolehkan hanya pasrah akan tetapi diwajibkan terus
berusaha dan berikhtiar untuk mencapai kesembuhan.
Sakit
itu "Ilmu"
Bukankah
ketika sakit, kita akan memeriksa, berkonsultasi dan pada akhirnya merawat diri
utk berikutnya ada ilmu untuk tidak mudah kena sakit.
Sakit
itu "Nasihat"
Orang sakit
mengingatkan yang sehat untuk jaga diri. Yang sehat menghibur yang sakit agar
mau bersabar. Allah cinta dan sayang keduanya.
Sakit
itu "Silaturrahim"
Saat jenguk,
bukankah keluarga yang jarang bertemu akhirnya datang membesuk, penuh senyum
dan rindu mesra? Karena itu pula sakit adalah perekat ukhuwah.
Sakit
itu "Penggugur Dosa"
Orang yang
sedang sakit sesungguhnya dia sedang dicintai sang Pencipta sekaligus sedang diberi
ujian. Tentu kalau diterima dengan sabar dan tawaqal akan merontokan dosa-dosa.
Sakit
itu "Mustajab Do'a"
Sesungguhnya
doa orang yang sedang sakit mustajab, maka saat kita menengok yang sakit
disamping kita mendoakan maka mintalah doanya. Imam As-Suyuthi selalu keliling
kota mencari orang sakit lalu beliau minta dido'akan.
Sakit itu salah satu keadaan yang
"Menyulitkan Syaitan"
Orang yang
sedang sakit diajak maksiat tak mampu dan tak mau. Dosa yang lalu disesali dan
mohon ampunan.
Sakit
itu membuat "Sedikit tertawa dan banyak menangis"
Satu sikap
ke-Insyaf-an yang disukai Nabi dan para makhluk langit.
Sakit
meningkatkan kualitas "Ibadah"
Rukuk - Sujud
lebih khusyuk,
Tasbih -
Istighfar lebih sering,
Bermunajat -
Do'a jadi lebih lama.
Sakit
itu memperbaiki "Akhlak"
Kesombongan
terkikis, sifat tamak dipaksa tunduk, pribadi dibiasakan santun, lembut dan
tawadhu'.
Dan
pada akhirnya "SAKIT" membawa kita untuk selalu ingat akan
"KEMATIAN"
Saat aku melamunkan
tulisan ini di sepanjang jalan
Tiba-tiba sebuah mobil
mengklaksonku dari belakang
Aku memang berhenti
karena tepat di depanku ada sebuah motor
yang hendak berbelok
menunggu kesempatan dahulu
Samar-samar dari spion
kulihat platnya berwarna putih
Duh, mobilnya
Habis itu pengen
nangis
Tidak tahu kenapa
Mungkin karena efek
diklakson tadi
Maaf, aku benci
klakson
Tetapi tidak
membencimu
Bagaimana mungkin?
Hilih.
Yogyakarta, 16 April 2018
Terima kasih sudah membaca curhatan murahan dari saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar