20/04/18

Kenikmatan Sakit


Tadi sore ambulance di jalan meraung-raung
Waktu membawa ingatanku pada hari itu
Saat sebuah ambulance besar yang biasa kulihat di film action untuk membawa korbannya
Hari itu membawaku ke rumah sakit

Awalnya aku dirawat di sebuah rumah sakit kecil di desa
Karena temanku yang seorang dokter bekerja di sana
Ya, lagi-lagi aku punya teman yang jauh lebih tua dariku
Dia merawatku tentu dibantu beberapa perawat yang ada di sana

Beberapa hari kemudian
Entah perlu kusyukuri fakta ini atau tidak
Aku sakit tetapi aku tidak merasa sakit
Hari itu kupikir aku sudah boleh pulang

Pagi itu aku baru saja terbangun
Merasa sangat sehat
Aku optimis untuk sudah diperbolehkan pulang
Bahkan senyum terus merekah di bibirku

Tiba-tiba dokter masuk diikuti tiga orang perawat
Mereka terlihat panik dan buru-buru menyuruhku packing pakaianku
Katanya aku akan pindah ke rumah sakit yang lebih besar
Rumah sakit umum daerah

Aku terkejut
Sedih
Kebingungan
Bukannya aku sudah sehat, ya?

Kebetulan temanku juga masuk rumah sakit yang sama denganku
Ia juga akan dirujuk untuk pindah ke rumah sakit umum daerah
Dibantu ibunya ia mengemasi pakaiannya
Dan aku hanya bisa menangis mengemasi pakaianku sendiri
Orangtuaku tak ada di sampingku kala itu
Temanku melihatku dan mengasihani
Dengan penuh pengertian, ibunya menghampiri ranjangku
Membantuku mengemasi pakaian

Tak lama perawat masuk membawa kursi roda untukku
Aku dibawa menuju ambulance dengan kursi roda itu
Sumpah, aku tidak merasa sakit apapun
Bagaimana mungkin?

Lalu ambulance besar itu membawaku ke kota
Luarbiasa rasanya saat semua orang mempersilahkan ambulanceku lewat
Kami menerobos lampu merah
Semua orang terkesima dan menoleh karena raungan ambulanceku

Tiba di rumah sakit, aku disambut pak satpam dengan kursi rodanya
Bahkan pak satpam justru melontarkan kalimat, “Ini yang beneran sakit?”
Aku cuma mengangguk sambil senyum
Aku sudah yakin bahwa aku tidak sakit

Aku dibawa terlebih dahulu ke UGD
Dokter memeriksaku dan bertanya tentang keluhanku satu persatu
dari ujung kepala sampai ujung kaki
Tapi aku membantah semuanya
Aku tidak merasakan sakit apapun
Dia membercandaiku, “Yaudah pulang aja ya kalau gitu.” Katanya sambil senyum.

Saat itu mengapa dokter bilang kondisiku sebenarnya makin parah?
Karena ada satu efek pada sakitku yang belum terlihat untuk menuju penyembuhan
Aku tidak mengeluarkan efek itu
Katanya kalau mau sembuh, efek yang satu itu harus ada

Sakit adalah perasaan yang sangat luarbiasa
Saat aku bahkan tidak bisa ke toilet
Saat aku tidak boleh seenaknya menggoyangkan tanganku yang setiap waktu perlu disuntik
Setiap kali aku salah gerak, alatnya akan bergeser dan berbunyi
Maka perawat segera datang dan memperbaikinya
Selalu begitu sampai aku bosan sendiri

Sebuah catatan yang dikirimkan ibuku sekitar seminggu yang lalu saat aku flu berat sampai tidak bisa masuk kuliah.

TENTANG SAKIT

Suatu hari Rasulullah SAW kedatangan seorang bapak dan anak gadisnya. Bapak tersebut meminta Rasulullah SAW untuk menikahi anak gadisnya dan mengatakan bahwa anak gadisnya merupakan anak yang sangat luar biasa dimana anaknya sejak kecil sampai sekarang tidak pernah sakit.

Rasulullah SAW tersenyum dan beliau diberitahu oleh Malaikat Jibril untuk menolaknya karena tidak ada kebaikan dalam diri anak gadis itu.

Sungguh luar biasa makna dari sakit, ternyata dengan datangnya penyakit pada diri kita itu mendatangkan berbagai kebaikan.
Bahkan sebagian ulama mengatakan orang yang sedang sakit dipastikan orang tersebut sedang dicintai Allah...

Sakit kalau kita sikapi dengan positif:

Sakit itu "Zikrullah"
Orang yang sedang sakit akan lebih sering menyebut Asma Allah dibandingkan ketika dalam sehatnya.

Sakit itu "Istighfar"
Orang yang sedang sakit akan teringat dosa-dosa yang pernah diperbuat, sehingga lisan akan terbimbing untuk selalu beristigfar dan memohon ampunan kepada Allah.

Sakit itu "Tauhid"
Bukankah saat sedang hebat rasa sakit, kalimat thoyyibah yang akan terus digetar?

Sakit itu "Muhasabah"
Orang yang sedang sakit akan punya lebih banyak waktu untuk merenungi diri, menghitung-hitung bekal apa yang telah dikumpulkan untuk kembali menghadap Illahi.

Sakit itu "Jihad"
Orang yang sedang sakit tidak diperbolehkan hanya pasrah akan tetapi diwajibkan terus berusaha dan berikhtiar untuk mencapai kesembuhan.

Sakit itu "Ilmu"
Bukankah ketika sakit, kita akan memeriksa, berkonsultasi dan pada akhirnya merawat diri utk berikutnya ada ilmu untuk tidak mudah kena sakit.

Sakit itu "Nasihat"
Orang sakit mengingatkan yang sehat untuk jaga diri. Yang sehat menghibur yang sakit agar mau bersabar. Allah cinta dan sayang keduanya.

Sakit itu "Silaturrahim"
Saat jenguk, bukankah keluarga yang jarang bertemu akhirnya datang membesuk, penuh senyum dan rindu mesra? Karena itu pula sakit adalah perekat ukhuwah.

Sakit itu "Penggugur Dosa"
Orang yang sedang sakit sesungguhnya dia sedang dicintai sang Pencipta sekaligus sedang diberi ujian. Tentu kalau diterima dengan sabar dan tawaqal akan merontokan dosa-dosa.

Sakit itu "Mustajab Do'a"
Sesungguhnya doa orang yang sedang sakit mustajab, maka saat kita menengok yang sakit disamping kita mendoakan maka mintalah doanya. Imam As-Suyuthi selalu keliling kota mencari orang sakit lalu beliau minta dido'akan.

Sakit itu salah satu keadaan yang "Menyulitkan Syaitan"
Orang yang sedang sakit diajak maksiat tak mampu dan tak mau. Dosa yang lalu disesali dan mohon ampunan.

Sakit itu membuat "Sedikit tertawa dan banyak menangis"
Satu sikap ke-Insyaf-an yang disukai Nabi dan para makhluk langit.

Sakit meningkatkan kualitas "Ibadah"
Rukuk - Sujud lebih khusyuk,
Tasbih - Istighfar lebih sering,
Bermunajat - Do'a jadi lebih lama.

Sakit itu memperbaiki "Akhlak"
Kesombongan terkikis, sifat tamak dipaksa tunduk, pribadi dibiasakan santun, lembut dan tawadhu'.

Dan pada akhirnya "SAKIT" membawa kita untuk selalu ingat akan "KEMATIAN"

Saat aku melamunkan tulisan ini di sepanjang jalan
Tiba-tiba sebuah mobil mengklaksonku dari belakang
Aku memang berhenti karena tepat di depanku ada sebuah motor
yang hendak berbelok menunggu kesempatan dahulu
Samar-samar dari spion kulihat platnya berwarna putih
Duh, mobilnya
Habis itu pengen nangis
Tidak tahu kenapa
Mungkin karena efek diklakson tadi
Maaf, aku benci klakson
Tetapi tidak membencimu
Bagaimana mungkin?
Hilih.



Yogyakarta, 16 April 2018
Terima kasih sudah membaca curhatan murahan dari saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar