Luka batin.
Itu topik yang kami bicarakan kala
berdua makan pempek di Nyonya Kamto pada malam minggu.
Saya tidak mendedikasikan diri saya
untuk menjadi orang yang cengeng, tetapi kemudian saya sadar, siapapun yang
batinnya terluka, ia akan mampu menangis sederas itu.
Jadi, kapan luka batin ini sembuh? Kata
dia, jawaban dari seorang psikolog adalah kembali ke diri kita sendiri. Saya
menentang, karena itu tetaplah suatu jawaban yang samar. Luka batin itu bisa
disembuhkan dengan cara mencari tahu sumbernya, lalu berusaha berbicara pada
sumber tersebut karena luka kita hanya bisa disembuhkan oleh mereka yang
melukai kita. Jika pun harus sembuh dengan hati yang berlapang dada mungkin
mampu tetapi proses waktu yang panjang akan ditempuh.
Misal, saya sedih, kamu menghibur
saya. Saya tidak akan bahagia dengan lega sampai yang menghibur saya itu adalah
orang yang menyakiti saya, kamu tidak bisa menyembuhkan saya karena kamu
bukanlah orang yang menyakiti saya.
Kita tidak benar-benar tahu tingkah
kita yang mana yang bakal menyakiti orang lain dan membuat sebuah bekas di
ingatannya bahkan mungkin sampai detik ini.
Kita tidak benar-benar tahu apa yang
ada di pikirannya saat ia mungkin sedang sendirian, bangun tidur, atau ketika
hendak tidur. Dia menangis!
Bayangkan jika seseorang menangis
begitu deras karenamu, sementara kamu bahkan tidak pernah menyadari
kesalahanmu. Dia terlalu takut untuk bicara padamu, tingkahmu menyakiti dia. Dia
berpikir dia harus membuat jarak dan mengurangi percapakan denganmu karena dia
takut. Terlalu takut sampai dia was-was dengan kehadiranmu. Tetapi, kamu bahkan
mungkin tidak merasa, dan dia tak akan pernah juga memberitahumu.
Ingatannya terlau kuat untuk hal-hal
yang menyakitkan, membuat malamnya kelam, tertidur dengan basah di kedua
kelopak matanya dan sisa-sisa air mata yang mereda di pipinya.
Tuhan, ia tak akan bercerita pada
seorang makhluk-Mu pun karena yang ia bisa hanya memanjatkan doa untuk Kau
lembutkan hati orang-orang yang menyakitinya begitu dalam. Ia terlalu takut
untuk bersuara. Pahami bahwa segala hening datang dengan banyak alasan.
Kau tahu kau kuat. Orang kuat juga
boleh menangis. Seperti setiap malammu. Jangan ijinkan mereka mengintip dari
celah-celah prasangka.
Kau tahu kau kuat, untuk melewati setiap
malam dengan kelopak mata basah, mulut yang tergagap menyebut-nyebut mereka. Yang
kau tahu semua terjadi karea ada cinta. Orang-orang marah, menangis, berambisi,
berlebihan, semua karena kehadiran cinta. Semoga kau bisa letakkan dengan benar
sesuai perannya, sisanya biar Allah yang urus.
“YaaAllah tolong lembutkan hatinya..”
Pintamu dengan air mata yang meleleh dan genggaman yang semakin erat pada
bantalmu.
Meski kadang luka batin kita
sungguhlah sepele, sangat kecil, remeh-temeh. Tidak sebanding dengan luka-luka
lain yang kita dengar di sekitar kita, tetapi kita tidak seharusnya
membandingkan luka yang satu dengan luka yang lainnya karena yang namanya luka,
tetap saja selalu menyakitkan, meski kita selalu berhasil kembali baik-baik
saja.
Selamat tidur, mimpi indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar