16/12/19

Luka Batin


Luka batin.

Itu topik yang kami bicarakan kala berdua makan pempek di Nyonya Kamto pada malam minggu.

Saya tidak mendedikasikan diri saya untuk menjadi orang yang cengeng, tetapi kemudian saya sadar, siapapun yang batinnya terluka, ia akan mampu menangis sederas itu.

Jadi, kapan luka batin ini sembuh? Kata dia, jawaban dari seorang psikolog adalah kembali ke diri kita sendiri. Saya menentang, karena itu tetaplah suatu jawaban yang samar. Luka batin itu bisa disembuhkan dengan cara mencari tahu sumbernya, lalu berusaha berbicara pada sumber tersebut karena luka kita hanya bisa disembuhkan oleh mereka yang melukai kita. Jika pun harus sembuh dengan hati yang berlapang dada mungkin mampu tetapi proses waktu yang panjang akan ditempuh.

Misal, saya sedih, kamu menghibur saya. Saya tidak akan bahagia dengan lega sampai yang menghibur saya itu adalah orang yang menyakiti saya, kamu tidak bisa menyembuhkan saya karena kamu bukanlah orang yang menyakiti saya.

Kita tidak benar-benar tahu tingkah kita yang mana yang bakal menyakiti orang lain dan membuat sebuah bekas di ingatannya bahkan mungkin sampai detik ini.

Kita tidak benar-benar tahu apa yang ada di pikirannya saat ia mungkin sedang sendirian, bangun tidur, atau ketika hendak tidur. Dia menangis!

Bayangkan jika seseorang menangis begitu deras karenamu, sementara kamu bahkan tidak pernah menyadari kesalahanmu. Dia terlalu takut untuk bicara padamu, tingkahmu menyakiti dia. Dia berpikir dia harus membuat jarak dan mengurangi percapakan denganmu karena dia takut. Terlalu takut sampai dia was-was dengan kehadiranmu. Tetapi, kamu bahkan mungkin tidak merasa, dan dia tak akan pernah juga memberitahumu.

Ingatannya terlau kuat untuk hal-hal yang menyakitkan, membuat malamnya kelam, tertidur dengan basah di kedua kelopak matanya dan sisa-sisa air mata yang mereda di pipinya.

Tuhan, ia tak akan bercerita pada seorang makhluk-Mu pun karena yang ia bisa hanya memanjatkan doa untuk Kau lembutkan hati orang-orang yang menyakitinya begitu dalam. Ia terlalu takut untuk bersuara. Pahami bahwa segala hening datang dengan banyak alasan.

Kau tahu kau kuat. Orang kuat juga boleh menangis. Seperti setiap malammu. Jangan ijinkan mereka mengintip dari celah-celah prasangka.

Kau tahu kau kuat, untuk melewati setiap malam dengan kelopak mata basah, mulut yang tergagap menyebut-nyebut mereka. Yang kau tahu semua terjadi karea ada cinta. Orang-orang marah, menangis, berambisi, berlebihan, semua karena kehadiran cinta. Semoga kau bisa letakkan dengan benar sesuai perannya, sisanya biar Allah yang urus.

“YaaAllah tolong lembutkan hatinya..” Pintamu dengan air mata yang meleleh dan genggaman yang semakin erat pada bantalmu.

Meski kadang luka batin kita sungguhlah sepele, sangat kecil, remeh-temeh. Tidak sebanding dengan luka-luka lain yang kita dengar di sekitar kita, tetapi kita tidak seharusnya membandingkan luka yang satu dengan luka yang lainnya karena yang namanya luka, tetap saja selalu menyakitkan, meski kita selalu berhasil kembali baik-baik saja.

Selamat tidur, mimpi indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar