27/12/13

2013!



Hai, 2013 yang penuh kenangan, tempat dimana banyak harapan tumbuh dan harapan terkabul. Pada awal 2013 banyak harapan-harapan besar yang gue catat di selembar kertas lalu kertas tersebut gue pajang di mading kamar gue, di bagian pojok kanan atasnya gue tuliskan, “Papsky, please read it! God, please check it!” gue tulis demikian dengan harapan bokap gue bisa baca itu tulisan dan tahu keinginan gue.

Nah, pada kertas harapan gue di tahun 2013 yang gue pajang terkait keinginan gue yang sifatnya materi. Kalau harapan seperti ingin selalu diberi kesehatan, keselamatan, perlindungan, rezeki yang banyak, itu sih adalah do’a yang dipanjatkan sehari-hari. Jadi, keinginan-keinginan yang gue tulis sifatnya lebih ke materi. Bukan berarti materi itu segala-galanya.

Tetapi keisengan gue yakni menulis harapan dan memajangnya di mading kamar gue ternyata bukan keisengan semata. 5 dari harapan yang gue tulis, 3 diantaranya terkabul!

Pertama, gue nulis gue pengen punya gadget baru dan itu terwujud, tapi sayangnya baru juga 2 bulan, gadget itu sudah gue kasih hilang. Mungkin Allah pengen gue berusaha lebih keras lagi, soalnya gadget itu bokap yang ngebeli. Mungkin Allah maunya gue usaha sendiri, mungkin.

Kedua, gue pengen punya motor sendiri, biar bisa jalan-jalan sendiri, menjelajah ke sana-sini, tetapi itu enggak terwujud, karena usia gue yang belum 17 tahun (tapi bulan depan gue 17 tahun loooooh..) dan gue enggak punya SIM. Kata bokap sih, “udaaaah nyuri umur ajaaa..” dalam hati gue, “Iya nyuri umur sama aja bohong kalau motornya enggak ada..”

Ketiga, gue pengen liburan ke Bogor, pengen banget! Gue butuh tiket untuk ke sana, tiket bisa ada kalau ada duit. Ini hampir aja terwujud tapi nyokap bilangnya, “Kalau mau liburan perginya sendiri loh, mau enggak? Soalnya enggak ada yang bisa nganter..” gue cuma menelan ludah. Gue pergi sendirian? Gue enggak bisa, gue belum mandiri, kadang masih manja. Makassar-Jakarta emang cuma dua jam, tapi beneran gue enggak suka kalau perginya sendirian. “Enggak deh, enggak mau.” Kata gue.

Keempat, gue pengen kursus bahasa Inggris. Kemahiran kita dalam bahasa Inggris bisa menunjang masa depan kita. Gue orangnya emang terlalu mikir ke depan, meskipun sebenarnya bisa aja gue mati besok. Tapi, enggak tahu ya, gue suka kebanyakan mengkhayal.

Hal yang paling sering gue khayalkan adalah kamar tidur impian gue di masa depan nanti kalau gue sudah punya uang sendiri. Kamar yang gue khayalkan itu benar-benar khayalan gue, bukan karena melihat kamar-kamar di film-film. Kamar impian gue adalah kamar yang cukup luas dengan dua sisi pintu. Pintu pertama menghadap ke dalam rumah, pintu kedua menghadap ke out door dimana di sana ada kolam renang. Dilengkapi dengan fasilitas karoke di dalam kamar yang dimana ada sofa untuk diduduki ketika menonton TV, lalu di dekat sofa ada karpet yang cukup besar untuk belajar kelompok bersama misalnya. Lalu, ada meja belajar yang panjang dengan dua sisi, bagian atas dan bawah. Bagian atas memajang banyak figura yang berisi foto-foto gue pada moment-moment yang telah berlalu, bagian bawah diisi buku-buku, novel-novel, dan lain sebagainya. Enggak kelupaan meja rias, dan lemari superbesar juga ada dalam kamar tersebut. westafel, tempat sampah, dan keranjang pakaian kotor juga ada. Kaca-kaca jendela dibalut dengan gorden polkadot hitam-putih serta wallpaper kamar gue hitam-putih zebra, dibuat seperti kulit zebra, melengkung-lengkung abstrak, seolah gue dikepung zebra, agak alay tapi gue emang suka warna hitam dan putih. Mungkin seperti itulah kamar impian gue. Tapi, seperti apapun bentuknya kamar gue sekarang, gue tetap bersyukur karena gue punya kamar sendiri. Nah, kembali ke yang tadi, jadi keinginan  gue kursus bahasa Inggris emang tertunda, karena ternyata Allah memberi takdir lain. Gue justru ikut suatu kursus yang mungkin bakal lebih menunjang masa depan gue. Kalau kuliah nanti gue berencana ambil jurusan komunikasi, baru rencana. Gue masih labil, mungkin nanti bisa berubah lagi, tapi semoga aja enggak. Maka dari itu gue ikut kursus fotografi, desain grafis, multimedia, bisnis online, dan lain sebagainya, karena gue baru tahu itu semua merupakan mata pelajaran kuliah dari komunikasi, katanya sih begitu.

Kelima, gue pengen novel gue diterbitkan, dan itu enggak terwujud. Novel gue ditolak, dan semua penulis juga pasti sebelum mereka berhasil naskah mereka pasti pernah ditolak, mungkin ada yang sampai berpuluh-puluh kali bahkan beratus-ratus kali. 



Jadi, gue woles aja. Nyadar kok, novel gue emang masih butuh koreksi, tapi gue bangga aja dengan diri gue sendiri, enggak nyangka bisa bikin novel yang segila itu. Novel gue bukan kebanyakan sisi tentang cinta, enggak seperti cerpen-cerpen atau sajak yang biasa gue tulis, tapi novel gue mengisahkan pembunuhan, raaaawwwwr! Soalnya, gue suka baca novel pembunuhan. Tapi, gue benci film pembunuhan yang banyak adegan berdarahnya. Soalnya gue suka muntah tiap kali ingat itu. Enggak selalu muntah sih, cuma pernah gue cerita ke nyokap tentang film horor yang baru aja selesai gue tonton, tapi enggak tahu kenapa gue sendiri yang cerita, gue sendiri yang muntah. Novel gue emang enggak diterbitkan, tetapi ternyata ada kejutan lain yang datang ke gue. Ada salah satu naskah cerpen gue yang lolos. Keinginan gue yang kelima ini gue anggap terwujud.

Seperti itulah keinginan dan harapan yang pernah gue tulis di atas selembar kertas yang kemudian gue pajang di mading kamar gue. Gue baru tersadar pada bulan Desember ini ketika gue melihat kertas itu kembali, ternyata 3 diantara keinginan gue itu emang terwujud.

Sekarang, gue sudah membuat keinginan gue lpada 2014 di selembar kertas yang sudah gue pajang di mading kamar gue. Tapi, kali ini enggak semua keinginan gue bersifat materi, sekarang target-target yang gue ingin capai juga gue tulis seperti tahun 2014 nanti harus ada minimal 3 cerpen gue yang lolos atau bahkan novel gue harus bisa diterbitkan, gue juga harus belajar lebih giat lagi supaya bisa masuk 3 besar dan mendapat jalur undangan, Aamiin! Dan juga target untuk tabungan ke akhirat seperti menghafal surah-surah di Al-Qur’an, terkadang gue suka merinding kalau ingat akhirat, kita emang harus siapkan bekal untuk masa depan dan untuk akhirat. Percuma dompet tebal, kalau pahala tipis.

Jadi, bagaimana dengan kalian? Hidup itu harus punya tujuan dan rencana, supaya kita tahu apa yang sekarang harus kita lakukan, waktu yang sudah berlalu enggak akan bisa terulang. Jangan lupa ya untuk make a wish for 2014. :)

4 komentar:

  1. waah udah nyoba kirim cerpen kemana aja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hmm kalau ngirim ke majalah atau koran sih jarang, lebih sering ngirim kalau ada event-event lomba dari info di twitter :) kalau Ayas gimana?

      Hapus
  2. Tetep semangat nin, pasti bakal ke-raih kok kalo mau tetep berusaha dan pastinya berdo'a.
    Dan semoga, dreamnote yang udah dibikin tercapai yaaa... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin Aamiin :) makasih banyaaaak yaaah :)))

      Hapus