Hai, 2013 yang
penuh kenangan, tempat dimana banyak harapan tumbuh dan harapan terkabul. Pada
awal 2013 banyak harapan-harapan besar yang gue catat di selembar kertas lalu
kertas tersebut gue pajang di mading kamar gue, di bagian pojok kanan atasnya
gue tuliskan, “Papsky, please read it!
God, please check it!” gue tulis demikian dengan harapan bokap gue bisa
baca itu tulisan dan tahu keinginan gue.
Nah, pada kertas
harapan gue di tahun 2013 yang gue pajang terkait keinginan gue yang sifatnya
materi. Kalau harapan seperti ingin selalu diberi kesehatan, keselamatan,
perlindungan, rezeki yang banyak, itu sih adalah do’a yang dipanjatkan
sehari-hari. Jadi, keinginan-keinginan yang gue tulis sifatnya lebih ke materi.
Bukan berarti materi itu segala-galanya.
Tetapi keisengan
gue yakni menulis harapan dan memajangnya di mading kamar gue ternyata bukan
keisengan semata. 5 dari harapan yang gue tulis, 3 diantaranya terkabul!
Pertama, gue
nulis gue pengen punya gadget baru dan itu terwujud, tapi sayangnya baru juga 2
bulan, gadget itu sudah gue kasih hilang. Mungkin Allah pengen gue berusaha
lebih keras lagi, soalnya gadget itu bokap yang ngebeli. Mungkin Allah maunya
gue usaha sendiri, mungkin.
Kedua, gue
pengen punya motor sendiri, biar bisa jalan-jalan sendiri, menjelajah ke
sana-sini, tetapi itu enggak terwujud, karena usia gue yang belum 17 tahun (tapi
bulan depan gue 17 tahun loooooh..) dan gue enggak punya SIM. Kata bokap sih, “udaaaah
nyuri umur ajaaa..” dalam hati gue, “Iya nyuri umur sama aja bohong kalau
motornya enggak ada..”
Ketiga, gue
pengen liburan ke Bogor, pengen banget! Gue butuh tiket untuk ke sana, tiket
bisa ada kalau ada duit. Ini hampir aja terwujud tapi nyokap bilangnya, “Kalau
mau liburan perginya sendiri loh, mau enggak? Soalnya enggak ada yang bisa
nganter..” gue cuma menelan ludah. Gue pergi sendirian? Gue enggak bisa, gue
belum mandiri, kadang masih manja. Makassar-Jakarta emang cuma dua jam, tapi
beneran gue enggak suka kalau perginya sendirian. “Enggak deh, enggak mau.” Kata
gue.
Keempat, gue
pengen kursus bahasa Inggris. Kemahiran kita dalam bahasa Inggris bisa
menunjang masa depan kita. Gue orangnya emang terlalu mikir ke depan, meskipun
sebenarnya bisa aja gue mati besok. Tapi, enggak tahu ya, gue suka kebanyakan
mengkhayal.
Hal yang paling
sering gue khayalkan adalah kamar tidur impian gue di masa depan nanti kalau
gue sudah punya uang sendiri. Kamar yang gue khayalkan itu benar-benar khayalan
gue, bukan karena melihat kamar-kamar di film-film. Kamar impian gue adalah
kamar yang cukup luas dengan dua sisi pintu. Pintu pertama menghadap ke dalam
rumah, pintu kedua menghadap ke out door dimana di sana ada kolam renang. Dilengkapi
dengan fasilitas karoke di dalam kamar yang dimana ada sofa untuk diduduki
ketika menonton TV, lalu di dekat sofa ada karpet yang cukup besar untuk
belajar kelompok bersama misalnya. Lalu, ada meja belajar yang panjang dengan
dua sisi, bagian atas dan bawah. Bagian atas memajang banyak figura yang berisi
foto-foto gue pada moment-moment yang telah berlalu, bagian bawah diisi
buku-buku, novel-novel, dan lain sebagainya. Enggak kelupaan meja rias, dan
lemari superbesar juga ada dalam kamar tersebut. westafel, tempat sampah, dan
keranjang pakaian kotor juga ada. Kaca-kaca jendela dibalut dengan gorden
polkadot hitam-putih serta wallpaper kamar gue hitam-putih zebra, dibuat
seperti kulit zebra, melengkung-lengkung abstrak, seolah gue dikepung zebra,
agak alay tapi gue emang suka warna hitam dan putih. Mungkin seperti itulah
kamar impian gue. Tapi, seperti apapun bentuknya kamar gue sekarang, gue tetap
bersyukur karena gue punya kamar sendiri. Nah, kembali ke yang tadi, jadi
keinginan gue kursus bahasa Inggris
emang tertunda, karena ternyata Allah memberi takdir lain. Gue justru ikut
suatu kursus yang mungkin bakal lebih menunjang masa depan gue. Kalau kuliah
nanti gue berencana ambil jurusan komunikasi, baru rencana. Gue masih labil,
mungkin nanti bisa berubah lagi, tapi semoga aja enggak. Maka dari itu gue ikut
kursus fotografi, desain grafis, multimedia, bisnis online, dan lain
sebagainya, karena gue baru tahu itu semua merupakan mata pelajaran kuliah dari
komunikasi, katanya sih begitu.
Kelima, gue pengen
novel gue diterbitkan, dan itu enggak terwujud. Novel gue ditolak, dan semua
penulis juga pasti sebelum mereka berhasil naskah mereka pasti pernah ditolak,
mungkin ada yang sampai berpuluh-puluh kali bahkan beratus-ratus kali.
Jadi, gue woles
aja. Nyadar kok, novel gue emang masih butuh koreksi, tapi gue bangga aja
dengan diri gue sendiri, enggak nyangka bisa bikin novel yang segila itu. Novel
gue bukan kebanyakan sisi tentang cinta, enggak seperti cerpen-cerpen atau
sajak yang biasa gue tulis, tapi novel gue mengisahkan pembunuhan, raaaawwwwr! Soalnya, gue suka baca novel
pembunuhan. Tapi, gue benci film pembunuhan yang banyak adegan berdarahnya. Soalnya
gue suka muntah tiap kali ingat itu. Enggak selalu muntah sih, cuma pernah gue
cerita ke nyokap tentang film horor yang baru aja selesai gue tonton, tapi
enggak tahu kenapa gue sendiri yang cerita, gue sendiri yang muntah. Novel gue
emang enggak diterbitkan, tetapi ternyata ada kejutan lain yang datang ke gue. Ada
salah satu naskah cerpen gue yang lolos. Keinginan gue yang kelima ini gue
anggap terwujud.
Seperti itulah
keinginan dan harapan yang pernah gue tulis di atas selembar kertas yang
kemudian gue pajang di mading kamar gue. Gue baru tersadar pada bulan Desember
ini ketika gue melihat kertas itu kembali, ternyata 3 diantara keinginan gue
itu emang terwujud.
Sekarang, gue
sudah membuat keinginan gue lpada 2014 di selembar kertas yang sudah gue pajang
di mading kamar gue. Tapi, kali ini enggak semua keinginan gue bersifat materi,
sekarang target-target yang gue ingin capai juga gue tulis seperti tahun 2014
nanti harus ada minimal 3 cerpen gue yang lolos atau bahkan novel gue harus
bisa diterbitkan, gue juga harus belajar lebih giat lagi supaya bisa masuk 3
besar dan mendapat jalur undangan, Aamiin! Dan juga target untuk tabungan ke
akhirat seperti menghafal surah-surah di Al-Qur’an, terkadang gue suka
merinding kalau ingat akhirat, kita emang harus siapkan bekal untuk masa depan
dan untuk akhirat. Percuma dompet tebal, kalau pahala tipis.
Jadi, bagaimana
dengan kalian? Hidup itu harus punya tujuan dan rencana, supaya kita tahu apa
yang sekarang harus kita lakukan, waktu yang sudah berlalu enggak akan bisa
terulang. Jangan lupa ya untuk make a wish for 2014. :)
waah udah nyoba kirim cerpen kemana aja?
BalasHapushmm kalau ngirim ke majalah atau koran sih jarang, lebih sering ngirim kalau ada event-event lomba dari info di twitter :) kalau Ayas gimana?
HapusTetep semangat nin, pasti bakal ke-raih kok kalo mau tetep berusaha dan pastinya berdo'a.
BalasHapusDan semoga, dreamnote yang udah dibikin tercapai yaaa... :)
Aamiin Aamiin :) makasih banyaaaak yaaah :)))
Hapus