20/10/14

How To Move On?

Guys, what do you think about move on? HAHAHA, maap gue terlalu frontal, ya? yang gagal move on pasti tahu banget tentang move on, kan? :3 HAHA, udah tahu aja masih gagal movel on :’D enggak usah dipaksainlah. Semakin kalian ingin melupakannya, semakin kuat ia dalam pikiran kalian. 

Sebenarnya gue punya tips cepat move on :3 tapi gue malas ngetiknya, ada sih tapi di konsep tertulis. Tapi, di postingan ini gue cuma mau ngetik 1 hal saja, 1 hal yang gue rekomendasikan buat kalian untuk menjawab pertanyaan How to move on? Ya, meskipun hal ini enggak bisa menjamin juga sih kalian bisa langsung move on.

Ini dia gue persembahkan kepada kalian wahai para kaum gagal move on….



‘Waktu adalah hal yang bisa menyapu dan mengantar segalanya. Baik kenangan, maupun perasaan. Baik hal-hal buruk, maupun hal-hal baik. Baik awal maupun kesudahan. Hanya saja, tak banyak manusia yang mau merelakan sedikit detik lebih lama untnuk berproses, untuk berani melangkahi sesuatu yang teramat dicintai, untuk berpindah dari satu pijakan ke pijakan lain yang terasa begitu asing- tetapi sesungguhnya adalah rumah yang seharusnya. Karena dalam hidup ini, manusia selalu butuh berpindah. Pindah dari hal-hal yang salah, pindah dari perasaan-perasaaan yang keliru. Namun, untuk melakukannya diperlukan keteguhan, dan manusia terlalu tidak sabaran menjalaninya; terlalu tidak berani memilihnya.’

Ini adalah kumpulan cerpen atau antologi yang berjudul Pindah, ada indah di setiap pindah. Buku ini seakan ingin memberi kesan kepada kita tak selamanya yang pindah itu buruk, terkadang kita perlu pindah untuk menemukan yang terindah, azeeek.

Ada beberapa kutipan di dalam buku ini yang menyentuh hati gue.

“Dua kota adalah aku dan engkau
Lalu tibalah kita di perbatasan
Menancapkan palang sendiri-sendiri
Menjadi asing.”

Mengisahkan tentang dua orang yang berpisah kemudian saling membatasi diri masing-masing, kemudian sama-sama menjadi asing. Maka dari itu berteman lebih enak kayaknya. Bebas. Simple. Enggak terikat, yang paling penting enggak akan menjadi asing. Kecuali kalau ada masalah yang dibikin sendiri.

“Mungkin, kesalahanku adalah aku hanya mampu mengenang segala kenangan manis bersamanya saja. Sehingga, tak ada ruang untuk membencinya.”

Terkadang kita itu sebenarnya cuma rindu sama kebiasaan yang sering dilakukan bersama dulu. Bukan rindu sama orangnya, tapi sama kenangannya. Itu saja. Karena rasa itu terlalu besar dan semakin besar, maka segala hal yang jelek tentang dirinya seolah tak penting lagi. Itulah yang membuat kita terkadang sulit ‘pindah’.

“Cinta lebih pada bagaimana kami berbagi, bagaimana kami memahami satu sama lain. Bagaimana memelihara rasa itu tetap tumbuh, tanpa harus menjadikannya belati.”

Nah, yang ini menyentuh banget. Jadi, ceritanya ada dua orang yang sebenarnya saling mencintai tapi saling tidak tahu menahu dan saling menjaga perasaan satu sama lain. Tidak ada yang mau mengungkapkan terlebih dahulu sebab takut melukai hubungan pertemanan mereka yang sudah begitu akrab, apa lagi keduanya berbeda keyakinan. Hal itulah yang membuat si wanita memendamnya dan si pria cukup tahu diri untuk tidak mengatakan perasaannya. Sampai pada suatu hari keduanya menemukan jodoh masing-masing, tentunya yang seiman.

“Pria itu duduk di sampingku. Pria yang seberapa pun ia lelah dan bosan, akan terus bersedia tersenyum padaku setiap kali aku menyapanya. Pria yang Tuhan kirim, bukan yang aku ciptakan sendiri dengan perasaan-perasaan tak bertanggungjawab.”

Nah, baca tuh. Move on bukan berarti kita harus mencari ya, girls. Kita tak perlu mencari tapi biarkan cinta itu yang menemukan kita. Pria yang Tuhan kirim, girls! Bukan yang kalian ciptakan sendiri dengan perasaan-perasaan tak bertanggungjawab.

“Manusia, terkadang terlalu mencintai dunia yang ia ciptakan di dalam hatinya. Dulu, aku selalu mengamini kalimat; bahwa aku tidak akan mampu menemukan seorang pria yang menyayangiku seperti Awan menyayangiku. Memberi senyum, seperti yang selalu Awan berikan dalam hari-hari beratku. Memahamiku, melebihi diriku sendiri. Memperbaiki tanpa menggurui. Mencintai dengan penuh hormat. Tak akan pernah ada yang sepertinya.”

Nah, kita enggak boleh berpikir kayak gitu. Enggak boleh. Kalau kalian berpikir dia itu yang terbaik. Pertanyaannya adalah dia terbaik untuk siapa? Nah, kan.

“Itu kenapa kita harus tahu diri sampai di mana batasan kita sebagai manusia. Siapa kita sehingga merasa mampu memindahkan takdir? Tuhan tidak menciptakan cinta untuk membuatmu pergi dari-Nya.”

Sekali lagi, ini super banget. Jangan sampai rasa cinta kita dengan dunia atau apapun yang ada di dunia membuat rasa cinta kita pada yang Maha Pencipta menjadi pudar.

“Kita, mungkin seharusnya tidak perlu menunggu seseorang yang telah pergi meninggalkan kita dengan sengaja. Karena bisa jadi, sesuatu yang lebih menyulitkan lah yang justru kembali. Sesuatu yang seperti KITA.”

Masih inginkah menunggu? Kalau gue sendiri bakal menjawab, “No, thanks.”

“Kumohon Tuhan, beri aku sepasang langkah kaki yang walaupun mesti berjalan tanpa alas kaki, akan tetap ingin berjalan bersamaku saja. Biar aku bertemu yang sederhana tapi mampu bertahan selamanya dalam ketidaksempurnaanku sebagai manusia. Setia mencintaiku karena ia sepenuhnya mencintai-Mu.”

No comment deh gue tentang kutipan di atas.

“Kita boleh menangisi yang pergi tapi kita tidak boleh menangis selamanya.”

Jangan sampai menangis selamanya, ya :D

“Karena yang namanya cinta, rasa ingin membahagiakan seharusnya lebih besar dari rasa ingin memliki.”

Jadi, enggak perlu memiliki. Biarkan dia bahagia meski lewat orang lain.


Sekian tips yang sangat singkat dari gue. Sampai jumpa di postingan selanjutnya. Jangan bosan-bosan ya baca tulisan gue :*

2 komentar:

  1. Wow, tulisannya oke.. Mencintai bukan berarti memiliki...

    Tuhan telah merencanakan yang terbaik untuk hamba-Nya. Kita hanya harus berani memulai melangkah dan tentu saja berdoa.

    Kehilangan dan perpisahan adalah sebuah kepastian. Tinggal bagaimana kita membuat semuanya terasa sangat bermakna. Karena di ujung lorong yang gelap selalu ada cahaya yang menanti.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebab, akhir tak selamanya menjadi akhir. Akhir merupakan sebuah awal yang indah saat kita nanti bertemu orang baru, tetapi kita belum memahami itu sekarang :'D

      Hapus