Desember
selalu saja punya cerita sendiri dan seolah memang datang untuk menabur kisah
demi kisah yang mengecewakan bagi kita yang mungkin belum lapang hatinya dalam
menerima hal-hal kecil yang menyakitkan dalam hidup kita.
Desember
kali ini datang membawa sebuah kesadaran dan pelajaran berharga dari hadirnya
krisis dalam suatu rasa. Tidak tahu pasti namanya apa, tetapi sebegitu
menyakitkannya manakala kita mengetahui bahwa kita bukanlah bagian dari
orang-orang yang dipercaya oleh teman kita sendiri, sahabat kita sendiri.
Dia
datang dengan segala kebaikan hatinya, membuat kita nyaman sepenuhnya, sampai
kita berpikir dialah soulmate kita.
Banyak sekali kemiripan diantara kita, utamanya hal-hal dan suasana yang kita
sama-sama suka, terlebih orang lain berkata tidak untuk hal-hal tersebut hingga
membuat kita merasa bahwa kita berjodoh dengannya karena sama-sama menyenangi
hal-hal dan suasana yang mungkin orang lain asing terhadapnya.
Lalu
dia pergi, meninggalkan kesan bahwa ia lebih ingin kita abaikan.
Saat
itu, saya memahami begitu berharganya perasaan untuk dipercaya, dihargai,
dihormati, hingga dicintai.
Kepercayaan
seolah melebihi banyak hal. Kau tahu apa yang membuat seseorang bisa menyerahkan segalanya untukmu?
Karena mungkin semua hanya didasari oleh satu hal, kepercayaan yang
menggebu-gebu pada dirimu.
Misal,
dia percaya bahwa kau setulus hati mencintainya, untuk itu dia rela menunggumu
tak peduli berapapun lamanya, dia rela membuang seluruh waktunya hanya untuk menunggumu yang ia
yakini akan pulang.