31/10/19

Hiruk-Piruk Dunia Maya


Setiap hari linimasi sosial media penuh kegaduhan
Perkara satu memunculkan perkara lainnya
Netizen ikut memanaskan situasi
Semua orang memang boleh angkat bicara
Di balik topeng-topeng itu

Topeng-topeng yang entah jika di dunia nyata topeng lain apa yang digunakannya
Menyembunyikan identitas diri di balik sebuah akun dunia maya
Hanya mampu dikenali dengan apa yang ada dalam daftar following dan followernya
Nampaknya banyak penghuni di dunia maya ini menyukai keributan

Seorang teman pernah bekata, untuk membela seseorang dengan cara mencaci maki pihak yang disalahkan, bukankah hal itu membuat kita terlihat sama saja dengan mereka yang berbuat kesalahan dan menimbulkan masalah?
Bahkan lebih buruk, sebab ikut memperkeruh suasana
Nampaknya akhir-akhir ini membela seseorang di dunia maya justru menambah runyam karena mengintimidasi pihak yang memang bersalah
Alias semuanya jadi merasa terintimidasi
Alih-alih mengira mampu menyelesaikan masalah, rupanya justru hanya membuat pernyataan tentang keberpihakan dan secara tidak langsung telah membentuk penggiringan opini

Di sisi lain, ingin menghakimi kesalahan dan dosa mereka
Tapi jika menghakimi, salah-salah maka akan mendapat penghakiman lagi dari netizen lainnya
Maksudku begini, orang-orang terserah ingin berperan sebagai apa dan ingin memainkan dosa yang mana
Tetapi, apa yang membuat mereka berpikir bahwa dosa-dosa tersebut pantas diperlihatkan?
Lantas, terheran lagi melihat orang-orang lainnya memuja-muji dosa tersebut
Menikmati cerita konyol, oh ayolah aku hanya ingin menebar kebahagiaan dan kedamaian, begitu alasannya

Maaf, kebahagiaan dan kedamaian mana yang Anda maksud?
Suatu kebusukan yang dilakukan seseorang di suatu negeri tanpa ada yang mampu mencegah
Mampu mendatangkan musibah yang akan melanda satu negeri itu pula
Berapa kali orang-orang dari kalangan alim ulama berkata, “tak belajarkah kau dari kisah-kisah orang terdahulu? Kapan terakhir kali kau membaca mushafmu? Bacalah di sana, pahami maknanya, apa yang terjadi pada kaum terdahulu?” para guru kita menangis mengingat hari-hari sekarang ini

Aku hanya pengamat, seorang pembaca yang tak sengaja menikmati kisah berlumur dosa
Aku hanya ada di sana, ketika seseorang mulai membagikan cerita suramnya tanpa ending yang mulia
Aku ini, hanya ingin benar-benar hidup tenang
Hidup yang benar-benar hidup di dunia nyata
Bukan dunia maya yang kini sudah tak aman untuk mata, hati, dan pikiran

Sayangnya, aku tak mungkin meninggalkan rumahku di sini
Yang telah kubangun selama kurang lebih tujuh tahun belakang ini
Bila saatnya sudah benar-benar tiba, aku akan pergi nanti
Aku titip rumahku di sini, kepada setiap mereka yang datang menjejaki tempat ini



Yogyakarta, 30 Oktober 2019
Paksalah berbahagia, di dunia maya dan di dunia nyata
Tapi hiduplah bahagia, bila nanti pindah ke akhirat (Surga)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar