24/03/13

For Readers



Hai..hai reader. Bagaimana hidupnya? Masih gini-gini aja, atau gitu-gitu aja? Ha-ha enggak jelas. Hari ini seperti hari-hari sebelumnya, yaitu timeline twitter ramai kayak orang tawuran – beranda facebook bikin ilfil – inbox Hp sepi kayak kuburan – omegle bad address entah kenapa – apa lagi yah? De el el lah.

Gue pengen ngeshare beberapa hal yang mungkin kurang berkaitan satu sama lainnya._. tapi gapapalah, blog gue suka-suka gue, ha-ha.

Sistem pendidikan di Negara kita, kenapa sistemnya mesti mengisi  soal pilihan ganda? Terkadang atau banyak kali hasil nilai yang siswa dapat tidak mencerminkan nilai asli mereka Kalau sistem soal yang isian atau essay, sebenarnya itu cukup bagus. Apa lagi kalau gurunya lebih suka kita menggunakan bahasa kita sendiri daripada harus bergantung dengan apa yang ditulis oleh buku. Itu sebabnya gue suka pelajaran sosiologi, karena hampir setiap pertanyaan pada soal kita disuruh jawab berdasarkan pendapat kita sendiri.

Biasanya juga terdapat beberapa guru yang berkata, “pokoknya jawabannya harus sama dengan yang di buku cetak!” dan ada juga guru yang berkata, “saya lebih suka dengan yang menggunakan bahasanya sendiri, karena besar kemungkinan dia tidak mencontek. Tetapi kalau titik komanya mirip dengan apa yang tertulis di buku cetak, besar kemungkinan dia mencontek.” Gue punya seorang guru, guru ini adalah guru yang paling berbeda dengan guru yang lainnya dan belum tentu ada di sekolah lain. Guru ini berkata, “Kalau kita berikan siswa soal isian atau essay itu akan menambah cakrawala atau memperluas pikiran siswa tersebut.” *plok plok plok* *krik krik*

Keterampilan. Dari banyaknya sumber yang gue dapatkan, keterampilan amat sangat kudu musti harus wajib seseorang miliki. Kalian pasti bosan mendengar omongan, “banyak orang yang lulusan S1 tapi sampai sekarang nganggur belum dapat kerjaan, mau sampai kapan nunggu buat magang?” mungkin mereka perlu menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri mereka. Gue pernah bertemu dengan suatu komunitas kecil anak kuliahan yang jago fotografer, dan mereka bikin sebuah studio foto yang dengan studio foto itu mereka bisa menghasilkan uang di usia mereka yang masih muda. Itu semua karena apa? Karena mereka punya keterampilan dan minat dalam memotret. Jiwa-jiwa seni itu bukan ada sejak lahir, tetapi bisa lahir dengan adanya ketertarikan dan niat untuk mempelajarinya. Gue punya sepupu, dia enggak pintar-pintar banget, tetapi dia jago memotret, dan pernah dipanggil untuk jadi fotografer dalam sebuah pesta pernikahan, enggak tanggung-tanggung hanya jadi fotografer dalam satu pesta, ia dibayar sampai jutaan.

Jadi kalian harus bisa berpikir dan menentukan dimana kira-kira keterampilan kalian? Kalau merasa enggak punya sama sekali, pikirkan apa minat kalian? Coba asah minat kalian supaya bisa menjadi sebuah bakat :D

Cita-cita. Gue yakin sampai sekarang masih ada yang belum tahu dengan cita-citanya. Itu miris, loh. Mungkin bukan belum tahu, tetapi belum yakin. Kadang kalau enggak punya pilihan atau bingung, malah berujung dengan meneruskan kembali pekerjaan orangtuanya. Yang ayahnya dokter, anaknya juga jadi dokter. Yang ayahnya polisi, anaknya juga jadi polisi. Variasinya manaaaa?

 Gue aja pengennya gini, kakak gue jadi pengusaha atau pedagang biar nanti kalau ada barang yang dia jual, kalau gue yang beli bakal dapat diskon xD nanti adek gue yang cewek jadi dokter, biar nanti kalau berobat ke dia aja, yang adek gue paling kecil nanti jadi.. belum gue pikirkan. Coba deh, bikin sebuah tulisan di kamar lo, tulis cita-cita lo yang besar dan pajang di tempat yang selalu terlihat. Misalnya di langit-langit kamar, ha-ha. Kalau lo berdoa lo sambil mengucapkan cita-cita lo itu. Ada loh, orang yang punya banyak cita-cita. Cita-cita itu bukan cuma pekerjaan, tapi juga hal-hal yang enggak mungkin yang lo pengen lakukan. Misalnya berkeliling dunia. Gue pernah dapat motivasi, si motivator bilang ada seseorang yang punya ratusan cita-cita. Nah, dia udah berhasil mewujudkan cita-citanya. Sekarang, dia lagi mewujudkan cita-citanya yang ke seratus berapa gitu.. orang itu pernah bercita-cita menjadi penyelam, dan itu kesampaian. Dia juga bercita-cita jadi penghafal Al-Quran, dan itu juga kesampaian. So, enggak ada hal yang enggak mungkin di dunia ini. Orang mati aja, ada yang bisa hidup lagi.

Conan Edogawa pernah bilang ke gue, “Tidak ada kata mustahil dalam kamus hidupku!” terapkan juga yah kalimat ini di kehidupan lo ;) semoga ada yang termotivasi dengan post-an gue, see you reader ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar