Hai..hai
reader. Bagaimana hidupnya? Masih gini-gini aja, atau gitu-gitu aja? Ha-ha
enggak jelas. Hari ini seperti hari-hari sebelumnya, yaitu timeline twitter
ramai kayak orang tawuran – beranda facebook bikin ilfil – inbox Hp sepi kayak
kuburan – omegle bad address entah kenapa – apa lagi yah? De el el lah.
Gue
pengen ngeshare beberapa hal yang mungkin kurang berkaitan satu sama lainnya._.
tapi gapapalah, blog gue suka-suka gue, ha-ha.
Sistem pendidikan di Negara kita,
kenapa sistemnya mesti mengisi soal
pilihan ganda? Terkadang atau banyak kali hasil nilai yang siswa dapat tidak mencerminkan
nilai asli mereka Kalau sistem soal yang isian atau essay, sebenarnya itu cukup
bagus. Apa lagi kalau gurunya lebih suka kita menggunakan bahasa kita sendiri
daripada harus bergantung dengan apa yang ditulis oleh buku. Itu sebabnya gue
suka pelajaran sosiologi, karena hampir setiap pertanyaan pada soal kita
disuruh jawab berdasarkan pendapat kita sendiri.
Biasanya
juga terdapat beberapa guru yang berkata, “pokoknya jawabannya harus sama
dengan yang di buku cetak!” dan ada juga guru yang berkata, “saya lebih suka
dengan yang menggunakan bahasanya sendiri, karena besar kemungkinan dia tidak
mencontek. Tetapi kalau titik komanya mirip dengan apa yang tertulis di buku
cetak, besar kemungkinan dia mencontek.” Gue punya seorang guru, guru ini
adalah guru yang paling berbeda dengan guru yang lainnya dan belum tentu ada di
sekolah lain. Guru ini berkata, “Kalau
kita berikan siswa soal isian atau essay itu akan menambah cakrawala atau
memperluas pikiran siswa tersebut.” *plok plok plok* *krik krik*
Keterampilan.
Dari banyaknya sumber yang gue dapatkan, keterampilan
amat sangat kudu musti harus wajib seseorang miliki. Kalian pasti bosan
mendengar omongan, “banyak orang yang lulusan S1 tapi sampai sekarang nganggur
belum dapat kerjaan, mau sampai kapan nunggu buat magang?” mungkin mereka perlu
menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri mereka. Gue pernah bertemu dengan suatu
komunitas kecil anak kuliahan yang jago fotografer, dan mereka bikin sebuah
studio foto yang dengan studio foto itu mereka bisa menghasilkan uang di usia
mereka yang masih muda. Itu semua karena apa? Karena mereka punya keterampilan
dan minat dalam memotret. Jiwa-jiwa seni
itu bukan ada sejak lahir, tetapi bisa lahir dengan adanya ketertarikan dan
niat untuk mempelajarinya. Gue punya sepupu, dia enggak pintar-pintar
banget, tetapi dia jago memotret, dan pernah dipanggil untuk jadi fotografer
dalam sebuah pesta pernikahan, enggak tanggung-tanggung hanya jadi fotografer
dalam satu pesta, ia dibayar sampai jutaan.
Jadi
kalian harus bisa berpikir dan menentukan dimana kira-kira keterampilan kalian?
Kalau merasa enggak punya sama sekali, pikirkan apa minat kalian? Coba asah minat kalian supaya bisa menjadi sebuah bakat :D
Cita-cita.
Gue yakin sampai sekarang masih ada yang belum tahu dengan cita-citanya. Itu
miris, loh. Mungkin bukan belum tahu, tetapi belum yakin. Kadang kalau enggak
punya pilihan atau bingung, malah berujung dengan meneruskan kembali pekerjaan
orangtuanya. Yang ayahnya dokter, anaknya juga jadi dokter. Yang ayahnya
polisi, anaknya juga jadi polisi. Variasinya manaaaa?
Gue aja pengennya gini, kakak gue jadi
pengusaha atau pedagang biar nanti kalau ada barang yang dia jual, kalau gue
yang beli bakal dapat diskon xD nanti adek gue yang cewek jadi dokter, biar
nanti kalau berobat ke dia aja, yang adek gue paling kecil nanti jadi.. belum
gue pikirkan. Coba deh, bikin sebuah tulisan di kamar lo, tulis cita-cita lo
yang besar dan pajang di tempat yang selalu terlihat. Misalnya di langit-langit
kamar, ha-ha. Kalau lo berdoa lo sambil mengucapkan cita-cita lo itu. Ada loh,
orang yang punya banyak cita-cita. Cita-cita itu bukan cuma pekerjaan, tapi
juga hal-hal yang enggak mungkin yang lo pengen lakukan. Misalnya berkeliling
dunia. Gue pernah dapat motivasi, si motivator bilang ada seseorang yang punya
ratusan cita-cita. Nah, dia udah berhasil mewujudkan cita-citanya. Sekarang,
dia lagi mewujudkan cita-citanya yang ke seratus berapa gitu.. orang itu pernah
bercita-cita menjadi penyelam, dan itu kesampaian. Dia juga bercita-cita jadi
penghafal Al-Quran, dan itu juga kesampaian. So, enggak ada hal yang enggak mungkin di dunia ini. Orang mati aja,
ada yang bisa hidup lagi.
Conan
Edogawa pernah bilang ke gue, “Tidak ada
kata mustahil dalam kamus hidupku!” terapkan juga yah kalimat ini di
kehidupan lo ;) semoga ada yang termotivasi dengan post-an gue, see you reader
;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar