Post kali ini adalah post dengan
label terbaru “HOROR”. Apa yang kalian pikirkan tentang kata tersebut? Gue terkadang
suka dengan hal-hal berbau horor, tapi film action masih number one buat gue
daripada film horor. Kadang, film horor sama sekali enggak ada kualitasnya, apa
tujuan film horor hanya untuk membuat para penontonnya merasakan efek bergidik?
Film bertema apapun, sebenarnya bisa ada “pelajaran” tersendirinya yang bisa
diambil oleh penonton. Seperti film horor luar negeri yang bertemakan “zombie”,
biasanya ada satu anggota keluarga yang terpisah dengan anggota keluarganya
yang lain yang disebabkan tragedi zombie, ia berusaha mencari keluarganya di
tengah banyaknya mayat-mayat hidup dimana-mana. Kalau menurut gue, kerja kerasnya
untuk menemukan keluarganya itu perlu dicontoh. Bahkan, sikapnya yang optimis
juga perlu ditiru di tengah kesempatan hidup yang sangat tipis, bahkan beberapa
orang mengatakan ia tak akan menemukan keluarganya, mungkin juga keluarganya
sudah mati. Tapi, namanya juga film, endingnya mereka semua berkumpul lagi
dalam satu keluarga hehehehe.
Udah siap baca cerita horor gue? Ini pengalaman
pribadi gue. Gue punya cerita. Ini cerita waktu gue masih SD. Waktu itu gue
sama teman-teman SD gue menginap di Puncak, Bogor. Tepatnya di vila “Kartika”,
kalau enggak salah. Yang paling gue ingat itu gue satu kamar sama Amanda. Kamar
gue di lantai dua vila. Horornya di samping kamar gue itu ada kamar yang gede
banget tapi terkunci dan enggak boleh dipake, itu kira-kira kenapa, yah ?
Parahnya lagi jendela di kamar gue itu cacat, enggak ada kacanya, cuma teralis
besi aja. Jadi, gue sama teman-teman punya inisiatif untuk gantungin baju di
situ supaya tertutup. Kamar mandi di kamar gue juga horor, pintunya enggak bisa
diam, suka terbuka dan tertutup sendiri.
Ceritanya itu kita mau nginap satu
malam. Malam itu, gue dan teman-teman menyaksikan pemandangan kota Bogor dari
lantai dua vila. Ternyata suasananya indah banget, lo bisa bayangin lo lagi
berada di tempat yang tinggi banget, dan hanya terlihat lampu-lampu
berwarna-warni sejauh mata memandang. Efeknya , kita berinisiatif untuk
memotret keindahan ini. Saat melihat hasil fotonya ternyata horor lagi. Di foto
itu sama sekali enggak nampak cahaya lampu manapun, kecuali seberkas kilat
cahaya yang berwarna putih yang membentuk itu loh, gue enggan nyebut namanya.
Pokoknya yang itu loh, yang “mirip sama guling dan hobi loncat-loncat.”
Sejenak kita agak shock. Tetapi, semua orang juga tahu, di
daerah-daerah seperti puncak, jarang ada vila tanpa ‘penghuni’. Malam itu acara
berlanjut, dan kita lupa soal yang tadi.
Besok paginya kita shalat subuh
berjama’ah. Karena kurang kerjaan, ada ibu guru yang motret kita. Dan lo tahu
enggak, ada apa di dalam foto itu?
Pertama, kita heran. Heran karena jam
sepagi buta itu, siapa yang buka pintu? karena di foto itu pintu keluar terbuka
lebar. Balkon di depan pintu itu punya dua tiang penyangga bangunan vila. Di
dekat salah satu tiang itu ada bayangan. Tepatnya mirip itu loh, lagi-lagi
mirip “guling yang suka loncat-loncat.” Sumpah deh, mirip banget. Guru-guru
emang enggak ada yang percaya, tetapi gue dan teman-teman sebagai seorang anak
yang suka penasaran dengan hal-hal mistis kayak gitu percaya banget.
Pagi ini kita main hipnotis. Seorang
penghipnotis professional sudah didatangkan dari luar. Dia berhasil
menghipnotis teman gue yang namanya Iqbal menjadi lupa ingatan, Iqbal lupa sama
namanya sendiri.
Siang menjelang sore, ini saat yang
ditunggu-tunggu. Kita pergi ke curug, kalau enggak salah namanya Curug
Cilember. Kita ke sana jalan kaki dari vila. Harus elo tahu, jalan menuju puncak
benar-benar enggak biasa, bukan cuma nanjak. Ini nanjak tapi datar, pasti pada
enggak ngerti. Gini loh, ini tanjakan tapi lurus ke atas atau datar gitulah.
Satu langkah aja rasanya berat banget.
Waktu udah sampai di sana, gue mempuaskan
diri dengan main air, foto bareng, dan enggak lupa beli cendramata. Gue beli
gelang warna ungu yang unyu.
Pengalamannya agak garing, ya? Enggak
ada efek horornya sama sekali, ya? HAHA EMANG.
Ini adalah salah satu pengalaman gue
waktu ke puncak, Bogor. Gue masih punya pengalaman lainnya, tunggu postingan
gue selanjutnya, yah! Maaf kalau kurang horor ya, huaahahaahahahaha *ketawa
genderuwo*.
rumah gue juga lokasinya di Curug juga nih, Curug Wetan ( ̄ー ̄)
BalasHapuswidiiiih Curug Wetan sebelah mana? perlu hati-hati juga tuh, yang namanye curug rentan sama hal-hal begituan hiiiii
BalasHapusGak usah ribet2.. Langsung aja tulis, "POCONG!" Hahaha..
BalasHapusKayaknya banyak banget ya kejadian horror dalam hidup lo. ._.
Yah kl kata gue mah kurang seru klo judulnya to the point._. tapi lebih banyak pengalaman horornya orang2 di sekitar gue sih hehe
Hapus