23/06/13

Si Guling Yang Hobi Loncat



Post kali ini adalah post dengan label terbaru “HOROR”. Apa yang kalian pikirkan tentang kata tersebut? Gue terkadang suka dengan hal-hal berbau horor, tapi film action masih number one buat gue daripada film horor. Kadang, film horor sama sekali enggak ada kualitasnya, apa tujuan film horor hanya untuk membuat para penontonnya merasakan efek bergidik? Film bertema apapun, sebenarnya bisa ada “pelajaran” tersendirinya yang bisa diambil oleh penonton. Seperti film horor luar negeri yang bertemakan “zombie”, biasanya ada satu anggota keluarga yang terpisah dengan anggota keluarganya yang lain yang disebabkan tragedi zombie, ia berusaha mencari keluarganya di tengah banyaknya mayat-mayat hidup dimana-mana. Kalau menurut gue, kerja kerasnya untuk menemukan keluarganya itu perlu dicontoh. Bahkan, sikapnya yang optimis juga perlu ditiru di tengah kesempatan hidup yang sangat tipis, bahkan beberapa orang mengatakan ia tak akan menemukan keluarganya, mungkin juga keluarganya sudah mati. Tapi, namanya juga film, endingnya mereka semua berkumpul lagi dalam satu keluarga hehehehe.

Udah siap baca cerita horor gue? Ini pengalaman pribadi gue. Gue punya cerita. Ini cerita waktu gue masih SD. Waktu itu gue sama teman-teman SD gue menginap di Puncak, Bogor. Tepatnya di vila “Kartika”, kalau enggak salah. Yang paling gue ingat itu gue satu kamar sama Amanda. Kamar gue di lantai dua vila. Horornya di samping kamar gue itu ada kamar yang gede banget tapi terkunci dan enggak boleh dipake, itu kira-kira kenapa, yah ? Parahnya lagi jendela di kamar gue itu cacat, enggak ada kacanya, cuma teralis besi aja. Jadi, gue sama teman-teman punya inisiatif untuk gantungin baju di situ supaya tertutup. Kamar mandi di kamar gue juga horor, pintunya enggak bisa diam, suka terbuka dan tertutup sendiri.

Ceritanya itu kita mau nginap satu malam. Malam itu, gue dan teman-teman menyaksikan pemandangan kota Bogor dari lantai dua vila. Ternyata suasananya indah banget, lo bisa bayangin lo lagi berada di tempat yang tinggi banget, dan hanya terlihat lampu-lampu berwarna-warni sejauh mata memandang. Efeknya , kita berinisiatif untuk memotret keindahan ini. Saat melihat hasil fotonya ternyata horor lagi. Di foto itu sama sekali enggak nampak cahaya lampu manapun, kecuali seberkas kilat cahaya yang berwarna putih yang membentuk itu loh, gue enggan nyebut namanya. Pokoknya yang itu loh, yang “mirip sama guling dan hobi loncat-loncat.”

Sejenak kita agak shock. Tetapi, semua orang juga tahu, di daerah-daerah seperti puncak, jarang ada vila tanpa ‘penghuni’. Malam itu acara berlanjut, dan kita lupa soal yang tadi.

Besok paginya kita shalat subuh berjama’ah. Karena kurang kerjaan, ada ibu guru yang motret kita. Dan lo tahu enggak, ada apa di dalam foto itu?

Pertama, kita heran. Heran karena jam sepagi buta itu, siapa yang buka pintu? karena di foto itu pintu keluar terbuka lebar. Balkon di depan pintu itu punya dua tiang penyangga bangunan vila. Di dekat salah satu tiang itu ada bayangan. Tepatnya mirip itu loh, lagi-lagi mirip “guling yang suka loncat-loncat.” Sumpah deh, mirip banget. Guru-guru emang enggak ada yang percaya, tetapi gue dan teman-teman sebagai seorang anak yang suka penasaran dengan hal-hal mistis kayak gitu percaya banget.



Pagi ini kita main hipnotis. Seorang penghipnotis professional sudah didatangkan dari luar. Dia berhasil menghipnotis teman gue yang namanya Iqbal menjadi lupa ingatan, Iqbal lupa sama namanya sendiri.

Siang menjelang sore, ini saat yang ditunggu-tunggu. Kita pergi ke curug, kalau enggak salah namanya Curug Cilember. Kita ke sana jalan kaki dari vila. Harus elo tahu, jalan menuju puncak benar-benar enggak biasa, bukan cuma nanjak. Ini nanjak tapi datar, pasti pada enggak ngerti. Gini loh, ini tanjakan tapi lurus ke atas atau datar gitulah. Satu langkah aja rasanya berat banget.

Waktu udah sampai di sana, gue mempuaskan diri dengan main air, foto bareng, dan enggak lupa beli cendramata. Gue beli gelang warna ungu yang unyu.  

Pengalamannya agak garing, ya? Enggak ada efek horornya sama sekali, ya? HAHA EMANG.

Ini adalah salah satu pengalaman gue waktu ke puncak, Bogor. Gue masih punya pengalaman lainnya, tunggu postingan gue selanjutnya, yah! Maaf kalau kurang horor ya, huaahahaahahahaha *ketawa genderuwo*.

4 komentar:

  1. rumah gue juga lokasinya di Curug juga nih, Curug Wetan ( ̄ー ̄)

    BalasHapus
  2. widiiiih Curug Wetan sebelah mana? perlu hati-hati juga tuh, yang namanye curug rentan sama hal-hal begituan hiiiii

    BalasHapus
  3. Gak usah ribet2.. Langsung aja tulis, "POCONG!" Hahaha..

    Kayaknya banyak banget ya kejadian horror dalam hidup lo. ._.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yah kl kata gue mah kurang seru klo judulnya to the point._. tapi lebih banyak pengalaman horornya orang2 di sekitar gue sih hehe

      Hapus