03/06/14

Wisata Kuburan di Tana Toraja



Hallooo? Mungkin ada yang mau tahu tentang situs-situs penguburan di Tana Toraja, atau ada yang sedang mencari resensi? Kali ini gue mau ngeposting situs-situs penguburan di tana toraja yang gue sempat kunjungi. Pertama, situs penguburan Lemo.

 Welcome to lemo

 Tebing lemo

Perkuburan Lemo oleh masyarakat Tana Toraja dianggap memiliki fungsi sebagai rumah para arwah. Mayat-mayat disimpan di tengah bebatuan yang curam. Selain itu, ada puluhan makam unik yang berjejer di dinidng batu dilengkap dengan patung berupa manusia lengkap dengan diberi pakaiannya layaknya manusia yang masih hidup. Kompleks pemakaman ini merupakan perpaduan antara kematian, seni, dan ritual.

Lokasi Baby Grave

 
 Mainan boneka untuk arwah para bayi

 Bentuk persegi pada pohon terdapat mayat bayi di dalamnya, sedangkan yang berbentuk lingkaran adalah bekas lubang yang sudah tertutup karena sudah sangat lama penyimpanannya.

Kedua, Baby grave, yang merupakan perkuburan yang berfungsi untuk menyimpan mayat bayi yang belum memiliki gigi dan bayi dari keluarga orang-orang dermawan atau petinggi dari Tana Toraja, serta pohon yang digunakan bukanlah sembarang pohon. Pohon yang digunakan adalah pohon yang disebut pohon Tarra. Mengapa harus pohon Tarra? Karena pohon Tarra adalah pohon yang memiliki banyak getah putih dan menurut kepercayaan orang-orang toraja (kepercayaan turun-temurun dari orang-orang terdahulu) yang memeluk kepercayaan animisme, getah putih yang dimiliki oleh pohon Tarra itu sebagai pengganti air susu atau ASI, maka dari itu bayi yang telah meninggal langsung dimakamkan dalam pohon Tarra tersebut. Karena bayi yang baru lahir tersebut dianggap masih hidup makanya di makamkan dalam pohon Tarra yang memiliki banyak getah putih.

Suasana di Kete Kesu

Peti-peti di pinggir tebing

 Satu mayat dibuatkan satu patung

Tangga menuju tebing bagian puncak

Ketiga, Kete Kesu, yang merupakan kawasan yang berfungsi sebagai perkuburan, selain itu Kete Kesu juga berfungsi sebagai cagar budaya dan pusat berbagai upacara adat Toraja yang meliputi pemakaman adat yang dirayakan dengan meriah (Rambu Solo), upacara memasuki rumah adat baru (Rambu Tuka), serta berbagai ritual adat lainnya. Pada bulan Juni - Desember, berbagai upacara dan perayaat adat umumnya dilakukan oleh masyarakat sekita di lokasi ini. Beberapa makam adat di Kete Kesu telah ditutup dengan jeruji besi untuk mencegah pencurian patung jenazah adat (tau-tau). Beberapa jenazah dapat dilihat jelas dari luar bersama dengan harta yang dikuburkan di dalamnya. Peti mati tradisional (erong) yang terdapat di desa ini tidak hanya berbentuk seperti perahu, namun juga ada yang berbentuk kerbau dan babi dengan pahatan atau ukiran yang menghiasi.

Di dalam goa

Bertemu seorang bule cantik bernama Ema

Bersama tengkorak-tengkorak

Keempat, Londa, yakni bebatuan curam di sisi makam khas Tana Toraja. Salah satunya terletak di tempat yang tinggi dari bukit. Londa berfungsi sebagai tempat penyimpanan peti-peti mayat yang diatur sesuai dengan garis keluarga, di satu sisi bukit lainya dibiarkan terbuka menghadap pemandangan hamparan hijau.

Bagi kalian yang hendak mengunjungi Londa, siapkan uang sekitar Rp 30.000,- untuk menyewa seorang pembawa lampu minyak, sebab di dalam goa sangat gelap sehingga membutuhkan pencahayaan. Satu lampu minyak dapat digunakan oleh banyak orang. Btw, semua foto gue di dalam goa adalah hasil jepretan si tukang pembawa lampu minyak. Malah, dia semua yang menentukan lokasi pemotretan.

Hampir semua situs-situs penguburan di Tana Toraja dikelilingi oleh pemandangan yang indah serta udaranya yang masih sejuk diikuti lingkungan alam yang hijau dan masih asri. Gue ngeposting tentang hal ini hanya untuk sekedar berbagi pengalaman, selain itu gue juga anak jurusan sosial, sehingga gue sering membahas hal-hal yang berbau sejarah, kebudayaan masyarakat, hubungan antar masyarakat sosial, dan lain sebagainya. So, thankyou for reading! ;)

6 komentar:

  1. Ciee, asiknya study tour sekolahmu-_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaaa dong :D sekolahmu iya? haha

      Hapus
    2. saya di skolahku di malinoji tiap tahun, itupun jurusankuji yang ada study tournya.

      Hapus
    3. nina belum pernah ke Malino --_--

      Hapus
  2. Wah, seru ya.. kapan-kapan pingin kesana ah. Kalo sempet sih, haha.

    BalasHapus