Pengendara yang
tepat di sampingku, terjatuh.
Seorang
perempuan.
Wajahnya tepat
mendarat ke aspal dengan pipi lebih dulu.
Tak tahu mengapa
ia bisa jatuh.
Sepertinya
saling berhimpitan dengan mobil merah yang melaju dari arah timur.
Jalan kami
menikung.
Toh, jikalau
memang perempuan itu yang salah,
Si mobil merah
di depanku tetap dikejar,
Dikode oleh
bapak-bapak yang tak berhenti mengklakson.
Lagi lagi aku panik,
Klaksonnya tiada
henti di belakangku.
Ya Allah.
Setiap
pengendara siap untuk mati.
Oh, bukan begitu,
toh jika tidak sedang mengendara juga sudah pasti bisa mati.
Setiap yang
keluar rumah harus siap untuk mati.
Oh, bukan
begitu, karena yang di dalam rumahpun atau dimana saja nyawa kita bisa diambil,
kapanpun dimanapun.
Tapi, oh
lagi-lagi bukan begitu, karena nyatanya manusia tak pernah siap untuk
kehilangan nyawanya.
Namun,
Tahukah kau jika
hidupmu diciptakan agar kau mampu menghargai kematian?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar