12/12/17

Cantik Itu (Pernah Punya) Luka



“Menjadi cantik seperti dia itu enak, ya. Bisa menjadi apa saja dan diterima dimana saja.”

Saya hanya tersenyum mendengar seseorang mengomentari salah satu teman saya yang cantik. Dia memang mendapatkan anugerah kecantikan yang luarbiasa, saya mengakui itu. Orangnya baik dan menyenangkan, tetapi orang-orang di luar sana tidak banyak yang tahu apa yang dihadapi oleh teman saya yang cantik itu. Orang-orang tidak tahu tentang masalah yang ia punya, masalah yang ia hadapi, orang-orang tidak tahu bahwa dari kedua matanya yang bening itu, ia pernah berderaikan airmata di hadapan saya. Kisah hidupnya yang memilukan tetapi akhirnya ia syukuri dan membuatnya tumbuh menjadi gadis cantik yang menyenangkan.

Saya suka sedih melihat orang-orang yang iri dengan kecantikannya. Sedih melihat fakta yang samar bahwa orang-orang itu kurang menyukuri apa yang diperoleh dalam hidup mereka. Mereka tidak tahu apa-apa, mereka tidak tahu bahwa mereka memiliki suatu ruang yang tidak didapatkan oleh gadis cantik itu.

Jika saya membayangkan menjadi gadis cantik itu, saya tidak tahu akan bagaimana perasaan saya, mampukah saya menghadapi hal serupa? Mampukah saya tetap mengembangkan senyuman di setiap waktu? Mungkin Allah ciptakan kecantikan untuknya agar ia tak kesepian (sebab kecantikan memang menjadi salah satu faktor yang membuatmu memiliki banyak teman), kesepian yang hanya dia yang mengerti. Saya sebagai temannya hanya selalu berusaha memahami kesepian yang dialaminya.

Saya sebagai kawannya, saya lebih tahu dari orang-orang di luar sana yang menatap iri dengan prasangka-prasangka buruk lainnya terhadapnya. Namun, saya lihat dengan ikhlas ia tetap mengembangkan senyumannya.

Saya akan selalu rindu senyumannya, tawanya, tingkah nakalnya. Apapunnya. Kesabaran dia terhadap kepolosan dan keribetan saya, akan selalu saya balas dengan menikmati tiap detik waktu yang saya punya bersamanya.

Terima kasih untuk seorang gadis cantik yang tegar, saya tidak peduli ketika saya berjalan denganmu, pria-pria itu hanya menatap takjub kepadamu, karena kamu juga tahu kisah tentang saya, kamu tahu bahwa di sana ada seorang pria yang hanya selalu melihat ke arah saya. Terima kasih telah mengaminkan segala harapan saya terhadap pria itu. Untuk priamu juga, semoga menjadi pria yang kau harapkan. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar