Tulisan ini
untuk seorang teman saya, yang bertanya apa kamu percaya bahwa Muhammad SAW. itu
utusan Tuhan?
Saya sebagai
seorang musim berkewajiban untuk mempelajari ilmu agama, hal ini benar
disampaikan oleh sebuah hadits. Di adalam agama saya diajarkan dasar-dasar iman;
Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat, Iman kepada kitab – kitab Allah, Iman
kepada para Rasul, Iman kepada hari Kiamat dan Iman kepada Takdir, sebagaimana
telah dijelaskan dalam Surah Al-Baqarah ayat 177. Iman artinya percaya. Lantas,
ketika kamu bertanya seperti itu jawaban saya sederhana, karena saya beriman
maka saya percaya. Adalah sebuah konsekuensi buat saya dalam hal ini,
konsekuensi yang memang tulus untuk dipilih dan dijalani.
Kamu bilang
bahwa hal yang kamu membuatmu heran dan tidak suka dalam Islam, mengapa
orang-orang Islam berlomba-lomba mencari pahala? Mengapa apa-apanya mesti
karena pahala? Mengapa berbuat baik guna mencari pahala?
Teman, apalah
artinya engkau hidup jika bukan untuk berbuat baik? Jika bukan untuk bersujud
pada Tuhanmu? Apa kamu hidup untuk kerusakan? Mengapa kamu tak belajar mengapa
kamu diciptakan? Terbuat dari apakah dirimu itu? Mengapa kamu tak melihat
bagaimana baiknya Tuhanmu telah menciptakanmu ke dunia ini dan memberi
segalanya?
Di dalam kitab
saya, kitab Al-Qur’an, terdapat hal tentang berlomba-lomba dalam kebaikan.
“Dan
setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya.
Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan.
Dimana
saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS. Al Baqarah : 148)
Kembali pada
iman, karena orang Islam percaya ada hari kiamat maka berlomba-lomba dalam
kebaikan menjadi salah satu alasannya.
“Kejutan yang dahsyat tidak membuat
mereka sedih
dan para malaikat menyambut mereka
(dengan ucapan),
“Inilah harimu yang telah dijanjikan
kepadamu.” (QS:
Al-Anbiya’ / 103)
Jika kamu tidak merasa
tersentuh oleh hidayah atau masih banyak pertanyaan-pertanyaan di benakmu atau
kembali lagi jika memang kamu tercipta untuk kerusakan dan menciptakan misi
ajaran yang salah silahkan saja berbuat sesukamu. Mari kita lihat Al-Anbiya
pada ayat sebelumnya.
“Mereka tidak mendengar bunyi desis
(api neraka)
dan mereka kekal dalam (menikmati)
semua
yang mereka inginkan.” (QS: Al-Anbiya’ / 102)
Saya berharap
kamu segera bertemu dengan jawaban atas segala keheranan-keheranan kamu
terhadap Islam. Semoga dengan segala rasa penasaranmu itu kamu menemukan jalan
benar yang sebenarnya. Oh iya, lain kali tolong jangan membicarakan hal berat
seperti ini saat kita tengah bersantai di kafe menikmati hari. Saya tidak suka
cara kamu “menyerang” teman-teman saya yang muslim dengan topik seperti ini. Mungkin
kamu cukup pandai bertanya hal itu di meja kami, saat yang berkumpul di sana
adalah mereka yang bertato, yang rambutnya disemir, yang jilbabnya masih
lepas-pasang, yang pakaiannya ketat-ketat, bahkan mereka yang masih percaya
pada ramalan. Saya hanya diam, sementara yang lain tertawa mendengar ocehanmu
bahkan beberapa mengiya-iyakan dan terlihat berpikir tentang yang kamu ocehkan.
Apa hanya karena kami terlihat seperti muslim yang amat awam sehingga kamu
berani mengangkat topik ini ke dalam obrolan di kafe waktu itu?
Semoga Allah
memberimu hidayah dan juga teman-teman yang lain. Tulisan ini hanya sebuah
pendapat dari saya, mohon maaf bila ada salah. Wallahu a'lam bish-shawabi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar