25/01/18

Catatan Perayaan ke-21



“Andai kamu tahu bagaimana Allah mengatur urusan hidupmu,
pasti hatimu akan meleleh karena cinta kepadaNya.”
(Ibnul Qoyyim Al Jauziyah)

Di dalam kehidupan, siapapun tahu bahwa waktu tak bisa diruntuhkan. Sebab itu pula jika hari ini saya mendapat kesulitan saya akan menghibur diri ini, “hari ini pasti akan berlalu” bahkan jika agenda saya sudah penuh beberapa pekan ke depan, saya tahu hari-hari itu nantinya juga akan berlalu, tetapi ada beberapa hal yang memang menakutkan bila berlalu, apakah soal perasaan bisa semudah itu berlalu? Siapapun berharap agar bisa dicintai selalu, utamanya oleh mereka yang mencintaimu dengan penuh rasa hormat, dengan ketulusan hati tanpa batas, dengan segala pengorbanan waktu dan materi hanya untuk menemuimu.

Di dalam perjalanan, siapapun tahu bahwa di sana ada kemudahan dan kesulitan. Di dalam melangkah, ada yang menuju pada kebenaran tetapi ada juga yang mengambil jalan kebobrokan. Saya tersadar bahwa di depan sana akan ada banyak sekali pilihan yang menanti, yang mau tidak mau harus saya pilih, akan ada banyak sekali pilihan yang akan kita temui, pilihan-pilihan saat Allah menawarkan pada kita tentang takdir-Nya. Ia anugerahkan usia panjang dan akal sehat pada kita agar kita berpikir, agar kita mampu membaca kekuasaan-Nya, agar kita tidak tersesat dalam menyelami samudera-Nya. Selama nafas masih ada, selama itu pula Allah beri kita waktu untuk belajar untuk membuat kita sadar bahwa kita tak akan pernah berhenti belajar, setiap kali belajar setiap kali itu pula mengetahui betapa penuh kekurangannya diri ini.

Tahun 2017 bagi saya adalah tahun yang penuh keajaiban dan petualangan, ajaib karena hampir setiap yang saya inginkan tertunaikan. Mulai dari IPK yang cukup memuaskan, pekerjaan, terpilih sebagai kontributor suatu kumcer, sanggup menyelesaikan bacaan beberapa buku (saya termasuk yang lamban dalam membaca buku), pergi ke tempat-tempat yang seru dan berkesan, setiap bulan menengok kakung dan uti, dan menyukseskan suatu project yang digarap selama setahunan. Allah masih kasih bonus lagi untuk masuk ke sebuah komunitas yang di sana saya bertemu dengan teman-teman yang sangat luarbiasa, suatu komunitas yang visi dan misinya matang, suatu komunitas yang menciptakan banyak pengalaman di kehidupan anggotanya. Keajaiban lainnya Allah membersamai saya saat tersesat di Jalan Kaliurang KM 25 ke atas yang saat itu hujan sedang deras-derasnya dan kabut dimana-mana. Lalu Allah beri saya kejutan lagi dengan utuh seutuh-utuhnya barang-barang saya ketika terjadi pembobolan di asrama yang mana semua pintu kamar dibuka dan hampir semua lemari diobrak-abrik, dibuka paksa.

“.. Dia mengetahui apa-apa
yang tiap-tiap diri usahakan.. “
(QS: Ar-Ra’d : 42)

Selain itu juga, selama setahun ini saya menemui takdir-takdir yang tak biasa, hal-hal yang sebelumnya tak pernah saya jalani, dan untuk sebuah tema yang saya layangkan teruntuk 2017 bernama “menantang diri”.

Saya menantang diri menerima ajakan bisnis seorang teman, mengikuti sekber untuk mengajar dan berbicara di depan umum, menyelesaikan novel (meski belum sepenuhnya rampung), mengirim cerpen ke penerbit (diterima atau tidaknya, yang penting sudah mengirim), menulis postingan sebanyak-banyaknya di blog, menantang diri jalan mendaki menuju puncak Ciremay (saya bukan orang yang kuat berjalan kaki dalam waktu lama, apalagi mendaki) bahkan saya menantang diri untuk menulis puisi cinta (ini sulit kalau tidak melibatkan perasaan di dalamnya), rutin menulis agenda, dan menargetkan banyak membaca buku. Memang tidak mudah, makanya saya sebut ini adalah tantangan.

~Meski waktu akan cepat berlalu,
Di kala senja terasa hampa,
Kuingin candamu dan hadirmu,
Agar aku bisa menikmati indahnya dunia~

Jika Andien membuat sebuah lagu “Indahnya Dunia” sebab terinspirasi dari sang buah hati, maka saya menghadiahkan lagu Andien tersebut untuk kalian. Terima kasih untuk semua yang senantiasa mendoakan yang baik-baik untuk saya. Saya tidak bisa membalas kebaikan kalian satu-satu, tapi kita bisa saling mendoakan. Semoga setiap pertambahan usia saya, saya bisa menuliskan sesuatu untuk kalian baca, untuk kalian merayakan perpanjangan usia saya dengan membaca tiap baris yang saya tuliskan. Semoga tulisan-tulisan saya mampu membawa kebaikan dalam hidup siapapun yang membacanya, mampu mengubah pikiran-pikiran buruk terhadap sesuatu menjadi pikiran yang baik.

Selamat ulangtahun, Mentari. Jadilah Mentari yang hangat dan elok, menghidupkan visi dan misi jiwa dan raga, memenuhi kapasitas sebagai manusia yang berotak dan berhati, tetap sabar dalam menanti perjalanan waktu, memetik hikmah dari setiap peristiwa yang diperlihatkan-Nya kepadamu. Jadilah Mentari yang setiap pagi dinanti dan setiap senja dirindukan! Aamiin.

“Ketika beberapa hal membatasiku membersamaimu,
kata-kataku akan melakukannya untukmu.” – Esok




Yogyakarta, 24 Januari 2018
With love,



Nina Mentari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar