“Andai kamu tahu bagaimana Allah mengatur
urusan hidupmu,
pasti hatimu akan meleleh karena cinta
kepadaNya.”
(Ibnul Qoyyim Al Jauziyah)
Di dalam
kehidupan, siapapun tahu bahwa waktu tak bisa diruntuhkan. Sebab itu pula jika hari
ini saya mendapat kesulitan saya akan menghibur diri ini, “hari ini pasti akan
berlalu” bahkan jika agenda saya sudah penuh beberapa pekan ke depan, saya tahu
hari-hari itu nantinya juga akan berlalu, tetapi ada beberapa hal yang memang
menakutkan bila berlalu, apakah soal perasaan bisa semudah itu berlalu?
Siapapun berharap agar bisa dicintai selalu, utamanya oleh mereka yang
mencintaimu dengan penuh rasa hormat, dengan ketulusan hati tanpa batas, dengan
segala pengorbanan waktu dan materi hanya untuk menemuimu.
Di dalam
perjalanan, siapapun tahu bahwa di sana ada kemudahan dan kesulitan. Di dalam
melangkah, ada yang menuju pada kebenaran tetapi ada juga yang mengambil jalan
kebobrokan. Saya tersadar bahwa di depan sana akan ada banyak sekali pilihan
yang menanti, yang mau tidak mau harus saya pilih, akan ada banyak sekali
pilihan yang akan kita temui, pilihan-pilihan saat Allah menawarkan pada kita
tentang takdir-Nya. Ia anugerahkan usia panjang dan akal sehat pada kita agar
kita berpikir, agar kita mampu membaca kekuasaan-Nya, agar kita tidak tersesat
dalam menyelami samudera-Nya. Selama nafas masih ada, selama itu pula Allah
beri kita waktu untuk belajar untuk membuat kita sadar bahwa kita tak akan
pernah berhenti belajar, setiap kali belajar setiap kali itu pula mengetahui
betapa penuh kekurangannya diri ini.
Tahun 2017 bagi
saya adalah tahun yang penuh keajaiban dan petualangan, ajaib karena hampir
setiap yang saya inginkan tertunaikan. Mulai dari IPK yang cukup memuaskan,
pekerjaan, terpilih sebagai kontributor suatu kumcer, sanggup menyelesaikan
bacaan beberapa buku (saya termasuk yang lamban dalam membaca buku), pergi ke
tempat-tempat yang seru dan berkesan, setiap bulan menengok kakung dan uti, dan
menyukseskan suatu project yang digarap selama setahunan. Allah masih kasih
bonus lagi untuk masuk ke sebuah komunitas yang di sana saya bertemu dengan
teman-teman yang sangat luarbiasa, suatu komunitas yang visi dan misinya
matang, suatu komunitas yang menciptakan banyak pengalaman di kehidupan
anggotanya. Keajaiban lainnya Allah membersamai saya saat tersesat di Jalan
Kaliurang KM 25 ke atas yang saat itu hujan sedang deras-derasnya dan kabut
dimana-mana. Lalu Allah beri saya kejutan lagi dengan utuh seutuh-utuhnya
barang-barang saya ketika terjadi pembobolan di asrama yang mana semua pintu kamar
dibuka dan hampir semua lemari diobrak-abrik, dibuka paksa.
“.. Dia mengetahui apa-apa
yang tiap-tiap diri usahakan.. “
(QS: Ar-Ra’d : 42)
Selain itu juga,
selama setahun ini saya menemui takdir-takdir yang tak biasa, hal-hal yang
sebelumnya tak pernah saya jalani, dan untuk sebuah tema yang saya layangkan
teruntuk 2017 bernama “menantang diri”.
Saya menantang
diri menerima ajakan bisnis seorang teman, mengikuti sekber untuk mengajar dan
berbicara di depan umum, menyelesaikan novel (meski belum sepenuhnya rampung), mengirim
cerpen ke penerbit (diterima atau tidaknya, yang penting sudah mengirim), menulis
postingan sebanyak-banyaknya di blog, menantang diri jalan mendaki menuju
puncak Ciremay (saya bukan orang yang kuat berjalan kaki dalam waktu lama,
apalagi mendaki) bahkan saya menantang diri untuk menulis puisi cinta (ini
sulit kalau tidak melibatkan perasaan di dalamnya), rutin menulis agenda, dan menargetkan
banyak membaca buku. Memang tidak mudah, makanya saya sebut ini adalah
tantangan.
~Meski waktu akan cepat berlalu,
Di kala senja terasa hampa,
Kuingin candamu dan hadirmu,
Agar aku bisa menikmati indahnya dunia~
Jika Andien
membuat sebuah lagu “Indahnya Dunia” sebab terinspirasi dari sang buah hati, maka
saya menghadiahkan lagu Andien tersebut untuk kalian. Terima kasih untuk semua
yang senantiasa mendoakan yang baik-baik untuk saya. Saya tidak bisa membalas
kebaikan kalian satu-satu, tapi kita bisa saling mendoakan. Semoga setiap
pertambahan usia saya, saya bisa menuliskan sesuatu untuk kalian baca, untuk
kalian merayakan perpanjangan usia saya dengan membaca tiap baris yang saya
tuliskan. Semoga tulisan-tulisan saya mampu membawa kebaikan dalam hidup
siapapun yang membacanya, mampu mengubah pikiran-pikiran buruk terhadap sesuatu
menjadi pikiran yang baik.
Selamat ulangtahun,
Mentari. Jadilah Mentari yang hangat dan elok, menghidupkan visi dan misi jiwa
dan raga, memenuhi kapasitas sebagai manusia yang berotak dan berhati, tetap
sabar dalam menanti perjalanan waktu, memetik hikmah dari setiap peristiwa yang
diperlihatkan-Nya kepadamu. Jadilah Mentari yang setiap pagi dinanti dan setiap
senja dirindukan! Aamiin.
“Ketika beberapa hal membatasiku membersamaimu,
kata-kataku akan melakukannya untukmu.” – Esok
Yogyakarta, 24
Januari 2018
With love,
Nina Mentari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar