Alhamdulillah, Alhamdulillah,
Alhamdulillah. Hayuk, teman-teman, lebih banyak mengucap Alhamdulillah sebagai
bentuk syukur kita atas segala kasih sayang Allah SWT kepada kita. Kalimat barusan
adalah kalimat yang selalu terngiang-ngiang di telinga saya setiap kali
melakukan perjalanan dengan paman saya dan keluarganya. Namun, sekarang paman
saya itu sudah tiada. Barusan saja dapat kabar, bahwa kakak beliau meninggal,
menyusul beliau ke hadapan Sang Khalik. Ami Haris, paman saya itu meninggal
karena ada masalah pada jantungnya, tentu saja itu berlangsung lama. Kalau tidak
salah, jantungnya itu tenggelam, saya juga tidak mengerti bagaimana prosesnya. Lalu,
Ami Hilman, kakak beliau, meninggal pagi tadi akibat serangan jantung semalam. Innalillahi
Wainnailahi Rojiun.
Kemudian saya
teringat dilema seorang kawan saya. Awalnya yang saya tahu bahwa ia tengah
mengurus neneknya yang terkena kanker. Kankernya telah menyebar kemana-mana. Sanak
saudaranya yang lain jauh dan sibuk bekerja. Tinggallah dia mengurus neneknya
yang katanya sangat sulit dirawat karena kondisinya yang sudah tua dan rentan
marah-marah.
Ternyata di sisi
lain, ibu teman saya itu akan segera dirawat di rumah sakit pula, tepatnya akan
masuk ke ICU selama beberapa bulan kedepan. Ibunya menderita bocor pada
jantungnya, telah mendaftar untuk operasi besar sejak 2009 tetapi baru bisa
masuk ICU pada 2018 ini. Rupanya alat medis yang digunakan dalam operasi besar
tersebut hanya ada dua di Yogyakarta. Maka barulah tahun 2018 ibunya bisa
dioperasi. Dia bercerita bahwa setiap hari dia melihat ibunya mengonsumsi obat.
Ternyata pula, mereka sekeluarga menderita asma. Teman saya inipun asmanya
akut. Setiap malam ia kesulitan bernafas sampai katanya nafasnya itu bunyi “ngik..
ngik..” dan selalu terbangun. Dia tidak bisa terkena dingin kalau malam hari,
karena itu membuat asmanya kambuh. Sedihnya, ia tidak enak hati meminta tolong
pada ibunya karena ia sendiri merasa kasihan pada ibunya. Ia hanya dua
bersaudara, adiknya bersekolah jauh di luar kota. Jadi, hari-hari ini dia sibuk
mengurus neneknya dan ibunya secara bergantian, ayahnya mengurus dia, neneknya,
dan ibunya secara bergantian. Mungkin ayahnya juga tak bisa stay karena
pekerjaan. Hal ini membuat teman sayalah yang perlu stay di sana menunggu nenek
dan ibunya. Sementara kondisi tubuhnya sendiri seringkali drop.
Mendengar ceritanya,
saya teringat orangtua saya. saya bersyukur bila ibu saya hanya mengeluh jika
badannya pegal-pegal, tapi ia tetap kuat aja tuh keliling-keliling kota,
bolak-balik naik bus, naik kereta, naik pesawat. Tetap kuat juga saya ajak
muter-muter mall, muter-muter Sunday morning. Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah.
Meskipun pegal-pegalnya memang sering, tapi tetap saja pergi-pergi karena
mungkin motto hidupnya sama seperti saya, “saya harus sehat, banyak orang di
luar sana yang menunggu untuk dibahagiakan oleh saya!”
Teringat pula,
bagaimana saya bilang ke teman-teman saya kalau bapak saya itu sudah tua, usianya
sudah lebih dari 50 tahun dan mereka tidak percaya. Ya, mungkin rahasia
sehatnya itu karena beliau rajin olahraga. Teman-teman bisa pilih satu olahraga
favorit yang bisa dilakukan tiap minggunya untuk menjaga kesehatan. Olahraga yang
dipilih oleh bapak saya adalah olahraga tenis. Alhamdulillahnya tepat di depan
rumah kami dulu itu ada lapangan tenis, hehe. Selain itu, bapak saya juga bukan
perokok. Begitu pula dengan almarhum paman-paman saya.
Lihat, bagaimana
orang-orang yang punya penyakit jantung berusaha keras merawat jantung mereka. Lalu,
bagaimana dengan kamu yang sebenarnya punya jantung sehat tetapi malah mau
merusaknya? Ayo dong, ubah pola pikir dan kebiasaan kalian, saya support deh!
Saya paham, usia
seseorang tidak ada yang tahu kapan berakhirnya kecuali Allah SWT. tetapi, ini
adalah soal cintamu terhadap dirimu sendiri bukan? Tolonglah, di luar sana
banyak orang yang sayang padamu dan berharap mampu saling membahagiakan
denganmu, melihatmu tumbuh sehat, tumbuh sempurna, melihatmu menyayangi dirimu
sendiri, dan tersenyum seolah usiamu akan panjang dan senantiasa bahagia. Menjaga
diri juga merupakan suatu bentuk syukur kamu terhadap Allah SWT. Jadi, masih
mau berpikir dua kali kah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar