14/01/18

Syukur dan Duka



Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah. Hayuk, teman-teman, lebih banyak mengucap Alhamdulillah sebagai bentuk syukur kita atas segala kasih sayang Allah SWT kepada kita. Kalimat barusan adalah kalimat yang selalu terngiang-ngiang di telinga saya setiap kali melakukan perjalanan dengan paman saya dan keluarganya. Namun, sekarang paman saya itu sudah tiada. Barusan saja dapat kabar, bahwa kakak beliau meninggal, menyusul beliau ke hadapan Sang Khalik. Ami Haris, paman saya itu meninggal karena ada masalah pada jantungnya, tentu saja itu berlangsung lama. Kalau tidak salah, jantungnya itu tenggelam, saya juga tidak mengerti bagaimana prosesnya. Lalu, Ami Hilman, kakak beliau, meninggal pagi tadi akibat serangan jantung semalam. Innalillahi Wainnailahi Rojiun.

Kemudian saya teringat dilema seorang kawan saya. Awalnya yang saya tahu bahwa ia tengah mengurus neneknya yang terkena kanker. Kankernya telah menyebar kemana-mana. Sanak saudaranya yang lain jauh dan sibuk bekerja. Tinggallah dia mengurus neneknya yang katanya sangat sulit dirawat karena kondisinya yang sudah tua dan rentan marah-marah.

Ternyata di sisi lain, ibu teman saya itu akan segera dirawat di rumah sakit pula, tepatnya akan masuk ke ICU selama beberapa bulan kedepan. Ibunya menderita bocor pada jantungnya, telah mendaftar untuk operasi besar sejak 2009 tetapi baru bisa masuk ICU pada 2018 ini. Rupanya alat medis yang digunakan dalam operasi besar tersebut hanya ada dua di Yogyakarta. Maka barulah tahun 2018 ibunya bisa dioperasi. Dia bercerita bahwa setiap hari dia melihat ibunya mengonsumsi obat. Ternyata pula, mereka sekeluarga menderita asma. Teman saya inipun asmanya akut. Setiap malam ia kesulitan bernafas sampai katanya nafasnya itu bunyi “ngik.. ngik..” dan selalu terbangun. Dia tidak bisa terkena dingin kalau malam hari, karena itu membuat asmanya kambuh. Sedihnya, ia tidak enak hati meminta tolong pada ibunya karena ia sendiri merasa kasihan pada ibunya. Ia hanya dua bersaudara, adiknya bersekolah jauh di luar kota. Jadi, hari-hari ini dia sibuk mengurus neneknya dan ibunya secara bergantian, ayahnya mengurus dia, neneknya, dan ibunya secara bergantian. Mungkin ayahnya juga tak bisa stay karena pekerjaan. Hal ini membuat teman sayalah yang perlu stay di sana menunggu nenek dan ibunya. Sementara kondisi tubuhnya sendiri seringkali drop.

Mendengar ceritanya, saya teringat orangtua saya. saya bersyukur bila ibu saya hanya mengeluh jika badannya pegal-pegal, tapi ia tetap kuat aja tuh keliling-keliling kota, bolak-balik naik bus, naik kereta, naik pesawat. Tetap kuat juga saya ajak muter-muter mall, muter-muter Sunday morning. Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah. Meskipun pegal-pegalnya memang sering, tapi tetap saja pergi-pergi karena mungkin motto hidupnya sama seperti saya, “saya harus sehat, banyak orang di luar sana yang menunggu untuk dibahagiakan oleh saya!”

Teringat pula, bagaimana saya bilang ke teman-teman saya kalau bapak saya itu sudah tua, usianya sudah lebih dari 50 tahun dan mereka tidak percaya. Ya, mungkin rahasia sehatnya itu karena beliau rajin olahraga. Teman-teman bisa pilih satu olahraga favorit yang bisa dilakukan tiap minggunya untuk menjaga kesehatan. Olahraga yang dipilih oleh bapak saya adalah olahraga tenis. Alhamdulillahnya tepat di depan rumah kami dulu itu ada lapangan tenis, hehe. Selain itu, bapak saya juga bukan perokok. Begitu pula dengan almarhum paman-paman saya.

Lihat, bagaimana orang-orang yang punya penyakit jantung berusaha keras merawat jantung mereka. Lalu, bagaimana dengan kamu yang sebenarnya punya jantung sehat tetapi malah mau merusaknya? Ayo dong, ubah pola pikir dan kebiasaan kalian, saya support deh!

Saya paham, usia seseorang tidak ada yang tahu kapan berakhirnya kecuali Allah SWT. tetapi, ini adalah soal cintamu terhadap dirimu sendiri bukan? Tolonglah, di luar sana banyak orang yang sayang padamu dan berharap mampu saling membahagiakan denganmu, melihatmu tumbuh sehat, tumbuh sempurna, melihatmu menyayangi dirimu sendiri, dan tersenyum seolah usiamu akan panjang dan senantiasa bahagia. Menjaga diri juga merupakan suatu bentuk syukur kamu terhadap Allah SWT. Jadi, masih mau berpikir dua kali kah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar