23/02/18

"Bagaimana Mungkin?"



Suatu malam, aku dengan telepon dalam genggam, bibir yang terbata dalam berucap, dan airmata yang samar.

“Bagaimana mungkin aku berusaha untuk berpenampilan lebih baik dari ini, sementara mereka yang penampilannya lebih baik dariku tanpa malu bermaksiat terang-terangan di depan mataku? Aku melihatnya tidak satu dua kali, tetapi sering kali.” Kataku dengan nada serak.

“Kamu sedang diberi ujian, bagaimana kamu mau berubah dan bertahan, tatkala semua hal yang nampaknya baik justru terjerumuskan.” Sahut suara di ujung telepon.

Tangisan kecilku terdengar di ujung telepon genggam ibuku. Beliau menghela nafas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar