Bahagia, kadang berasal dari hal kecil.
Saat shaf kita sejajar dengan mereka yang sevolume,
Yang merapatkan kaki-kakinya pada kaki kita
dan kaki yang lain,
Yang paham akan kesempurnaan shalat tanpa
kita meminta merapatkan,
Yang terkadang diikuti rasa sungkan, sebab
kebanyakan bersebelahan dengan yang lebih tua
Ikhlas juga demikian, kadang berasal dari
hal kecil.
Saat mengikhlaskan tak sengaja memakan batu
diantara butiran nasi.
Saat mengikhlaskan pakaian yang hilang
terselip di tempat laundry.
Saat mengikhlaskan uang parkir yang
semestinya berkembalian.
Saat mengikhlaskan ketika mengepel ulang
lantai yang kembali kotor karena terinjak-injak.
Saat mengikhlaskan waktu yang hilang karena
yang ditemui tak ada di tempat.
Namun, masih saja yang kesulitan bahagia.
Namun, ada saja yang kesulitan
mengikhlaskan.
//Yogyakarta, 17
Juli 2018//
Tidak ada komentar:
Posting Komentar