30/12/22

08:11

Ia telah berpamitan sejak tadi, meninggalkan sisa sedikit teh hangat di gelasnya, juga pekat kecap di piringnya, juga basah kecup ungkapan terima kasih, juga pelukan yang bisa bersuara 'hati-hati di rumah'.

Tinggal perempuan itu, menata piring-piring kotor sisa sarapan, mendengar bunyi-bunyian mesin ajaib penyulap baju kembali bersih, bisingnya mesin air juga menghuni, belum lagi suara angin sepoi-sepoi yang muncul dari celah-celah mesin ajaib lainnya, tak ada suara manusia, tapi ada suara tangan-tangan yang bekerja.

Di atas ranjang kusut setiap pada pukul delapan pagi lebih sedikit, di sana ia kumpulkan matahari. Ia butuh panas menyala untuk membuat setiap anggota tubuh berdaya, 'nafas yang Tuhan beri tak boleh jadi sia-sia'

Jadi, hendak merapikan mulai dari mana?

 

Bogor, 21 Des '22 | 08.28

Tidak ada komentar:

Posting Komentar