30/12/22

Catatan Kesepian

Aku membaca narasi kesepian dimana-mana; tumblr, twitter, story instagram close friend, status whatsapp dan lain-lain.

Hingga aku menyadari; kesepian adalah sebuah fase yang mungkin akan menghampiri setiap orang.

Narasi-narasi itu menjelma jadi keriuhan di media-media dunia maya. Anehnya nadanya berbeda-beda. Ada yang bersyukur dan tertawa di atas kesepian dirinya sendiri, ada yang meratapi, ada yang berusaha menerima dan menganggap masa-masa kesepian akan segera berlalu, tetapi ada juga yang terus saja terjebak seolah mereka terpaku di ruang yang sama; ruang kesepian yang memenjarakan mereka.

Cara menghadapinya juga berbeda-beda. Ada yang memilih sibuk bekerja dan menabung, ada yang rutin menuliskannya di dinding-dinding dunia maya sebagai upaya journaling, ada yang setengah mati melawannya dan menyangkal bahwa ia tidak sedang kesepian, namun ada juga yang berusaha keras memendamnya dan menghadapi dunia dengan ceria seperti biasanya.

Tidak apa-apa kalau kita merasa kesepian. Dalam hidup, ada kalanya hati merasa demikian. Menyaksikan ramainya kehidupan orang lain, sementara hidup kita sendiri begitu sepi, sunyi. Entah sedang merindukan suasana seperti apa, mungkin suasana keramaian yang pernah ada dulu. Namun, kita sendiri lupa seperti apa hari-hari ramai yang menyenangkan itu.

Kita merasa sepi sementara pikiran kita benar-benar bising. Bising dengan kehidupan orang lain yang tidak ada habisnya kita saksikan. Bising dengan pemikiran-pemikiran mengandai-andai yang terlalu jauh padahal kita tahu kita harus berhenti. Seketika lenyap bising itu, lalu kembali menjadi sunyi yang memenjarakan kita. Padahal tidak apa-apa jika dalam hidup kita merasa sepi. Kita boleh bersedih, menulis, menyibukkan diri, dan lain-lain.

Kita tahu kita cukup kuat untuk menerimanya. Kenyatannya kita bisa bertahan, kan?

 

Yk, 13 Agsts '22 | 20.35

Tidak ada komentar:

Posting Komentar