27/04/17

[Catatan Untuk Diri Sendiri]: Perihal Jodoh



Selamat untuk sahabat saya,
Teman sebangku saya,
Teman yang membuat saya ikutan tergila-gila
Pada bocah bernama Justin Bieber
Bocah itu akan selalu menjadi cerita lama
Jika suatu hari kita berbicang tentang masa lalu
Jangan lupa pada bocah itu
Yang membuat kita pernah begitu dekat

Duduk di pelaminan
Bagi saya adalah hal yang menakjubkan
Dan kamupun, sahabat, pasti banyak hal yang kamu rasakan
Saya hanya bisa membayangkan perasaan itu

Kamu orang baik,
Dan membuat saya yakin bahwa priamu pria yang baik

Saya bercermin dan memikirkan saya ini sebaik apa sampai menginginkan pula bersanding dengan pria baik?

Mungkin dimulai dengan mengurangi dosa yang datang dari hal-hal sederhana, seperti bersalaman dengan yang non-muhrim. Hal ini sering terjadi diantara kalangan anak muda perempuan dan laki-laki, mereka bersalaman dengan hangat sebagai bentuk persaudaraan. Tetapi, bukankah tetap saja mereka itu bukan muhrim? Ya, dimulai dengan hal-hal seperti itu.

Saya sering berdiskusi dengan teman-teman perempuan perihal mencari pria dari segi materi. Kebanyakan mereka mengatakan setuju bahwa saat memilih pasangan, materi merupakan salah satu hal penting yang dijadikan pertimbangan untuk menerima si pria. Mereka berpikir bahwa hidup di zaman sekarang, seorang perempuan memiliki banyak tuntutan akan kebutuhannya.

Perihal mencari yang sudah mapan, apa mau dikata jika saat jodoh itu datang si jodoh sudah mapan, bukan berarti kami sebagai kaum hawa memang mencari yang sudah mapan.

Materi atau uang adalah suatu benda yang hanya keluar-masuk dompet. Ini hanya perihal, ingin bekerja dan ingin bersedekahkah kamu? Bekerja termasuk ibadah, menafkahi keluarga adalah ibadah, bekerja agar tidak meminta-minta adalah ibadah, keluar rumah untuk bekerja adalah ibadah. Setelah itu uang masuk di dompet, kemudian jangan lupa mengeluarkannya untuk sedekah. Bukankah barang siapa yang bersedekah maka akan Allah tambah nikmatnya? Bahkan datang dari arah yang tidak kita sangka.

Kata ibu saya, dari saya masih duduk di bangku sekolah, saya sudah disuruh berdoa minta jodoh. Karena apa? Karena kita tidak tahu kapan doa kita akan diijabah oleh-Nya. Jadi, secepat mungkin dari sekarang minta semua hal yang diinginkan.

Maksud ibu saya adalah agar jodoh saya datang di waktu yang tepat. Jangan berdoa ketika mepet di usia-usia pernikahan.

Saya pengennya berdoa dan menyebut nama satu orang yang saya sukai. Tetapi, nyatanya saya tidak bisa menyebut satu namapun di hadapan-Nya. Tetapi, apa ada seseorang di luar sana yang selalu menyebut nama saya di dalam doanya?

Mengapa orang-orang di luar sana begitu mudahnya jatuh cinta? Cinta seperti apa yang mereka miliki sampai begitu mudahnya mereka jatuh cinta?

Atau punya alasan apa seseorang sampai saya harus menerima kehadirannya di dalam hidup saya? Apa ia berjanji akan membuatkan saya rumah di Surga? Jika itu alasannya apa saya punya alasan untuk menolaknya?

Sebagian orang hadir di dalam hidup kamu sebagai ujian terhadap keteguhan hati dan imanmu, sebagian orang hadir di dalam hidup kamu sebagai hadiah dari Allah, mereka datang membawa nasihat dan kebaikan. Sebagian kecil yang lain hadir untuk memberi hikmah, mereka mungkin adalah orang-orang yang menjadi suatu perantara untuk kita bertemu dengan teman-teman yang baik lainnya. Mereka mungkin adalah suatu perantara kita untuk bertemu seseorang yang kelak menjadi jodoh kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar