Sudah tiga kali
saya terbentur. Rasanya seperti kembali ke masa kecil. Waktu kecil, luka lecet
di tubuh banyak sekali, akibat dari kesandung batulah, kesandung polisi
tidurlah, main karet, main skipping, atau bahkan jatuh dari sepeda.
Tiga kali
benturan itu akibat terpeleset. Kelihatannya terpeleset itu kecelakaan yang
sepele sekali. Apa lagi kepelesetnya di kamar sendiri. Tetapi, akibat dari
terpeleset itu sampai membekas di beberapa bagian di kaki dan lutut. Perih,
iya.
Mungkin sama
halnya dengan ketika kita berbicara hal-hal sepele tentang orang lain. Kita
menganggapnya biasa saja atau hanya bercanda, tetapi mungkin saja hati orang
tersebut terluka? Bahkan mungkin sampai hari ini ia masih mengingat perkataan
yang kita anggap sepele itu.
Saya termasuk
yang sulit sekali mengendalikan mulut saya. Bukan, bukan cerewet. Mungkin
terlalu ceplas-ceplos gitu, ya. Makanya saya tidak terlalu suka berteman dengan
orang yang serius dan selera humornya rendah. Saya takut perkataan saya melukai
dia. Yuk, berusaha lebih baik lagi dalam berkata-kata! Agar tidak membuat luka
yang kita tidak ketahui di hati seseorang. Tolong, maafkan saya juga bila
ucapan saya sering melukai. Terkadang luka itu bisa membuatmu menjadi lebih
baik, meski sempat perih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar