Pernah tidak
berusaha “mencintai” seseorang tetapi selalu gagal karena orang itu selalu
melakukan sesuatu yang kita tidak suka?
“Mencintai” di
sini maksud saya adalah menyayangi dan menerima seseorang sebagai teman kita.
Saya yang tipikal gampang ilfeel, sulit sekali untuk menyayangi dan menerimanya
hanya karena ia sering sekali melakukan hal yang saya tidak suka. Mungkin bagi
orang lain itu hal sepele yang bisa dimaklumi, tapi apa boleh buat jika saya merasa
terganggu dengan tingkahnya, kira-kira apa saya masih bisa menyayanginya?
Dengan tulus.
Tiap hari saya
berusaha. That’s I mean agar tidak ada kemunafikan di antara kita. Bukannya
zaman sekarang banyak sekali yang seperti itu? pura-pura berteman.
Saya tidak mau
seperti itu, saya ingin menyayangi semua teman saya. Apa boleh buat jika
terpaksa membencinya karena apa yang telah diperbuat olehnya terhadap saya
membuat saya tidak suka.
Saya tidak
menyerah ketika kamu melakukan suatu tindakan yang saya tidak suka. Saya akan
tetap berusaha mencintai kamu, dengan segala keilfeelan yang tanpa kamu sadari
telah kamu bangun di antara saya dan diri kamu.
Tidak semua
orang yang kamu pikir bisa diganggu lantas kamu ganggu. Ada orang-orang yang
mereka akan lebih mampu menyayangi kamu ketika kamu tidak bertindak jauh,
menjaga jarak, tidak merusak privasinya, dan tidak mengganggu kesendiriannya.
Ada orang-orang
yang cinta pada kesendiriannya. Mungkin kamu berpikir ia butuh teman, tetapi
kesendiriannya itu adalah pilihannya. Maka ketika kamu memasuki batas yang
sudah ia dirikan di antara dirinya dengan lingkugannya, ia bisa berubah sikap
karena kamu sudah melanggar privasinya atau kesenangannya dengan memilih hidup
sebagai penyendiri.
Tolong hargai
apa yang selama ini orang lain jaga. Sadari dan minta maaflah jika sudah masuk
ke wilayah yang tak seharusnya. Mungkin kamu memang tidak benar-benar
mengenalnya, jika begitu alangkah lebih indah jika kamu tetap berjalan di luar
batas yang dibuatnya. Ia akan tetap tersenyum menuju ke arahmu dan kau tak perlu
capek-capek mendobrak batas yang didirikannya. Biarlah batas itu tetap pada
tempatnya. Karena “nyaman” yang ia rasakan berbeda dengan nyaman yang kamu
rasakan.
Alhamdulilah, setidaknya aku pernah mempunyai keaempatan��
BalasHapuskesempatan apa, ya?
Hapus