03/03/17

[Catatan Untuk Diri Sendiri] : Saya dan Segala Pencitraan



Akhir-akhir ini saya merasa muka saya butek begete. Kalau kamu lihat seisi sosmed saya, really like something that I mean pencitraan. Iya, kayaknya saya kebanyakan pencitraan di sosmed, actually. Saya orangnya tidak gitu-gitu amat, tidak gini-gini juga amat, biasa aja gitu. Bikin caption, tetapi hati saya juga tidak benar-benar menggambarkan caption saya. Terus ya, itu lho. Akhir-akhir ini kualitas kamera makin tidak adil ke diri saya. Kenapa saya yang langsing kalau di dalam foto terlihat gendut?

Sejak kena demam berdarah tahun lalu, berat badan saya turun dan susah naik, meskipun waktu saya timbang bulan kemarin ada perubahan kenaikan yang penuh progress.

Di saat orang-orang sibuk membicarakan diet mereka yang cuma hoax itu, saya dengan anggun tetap mengunyah makanan saya dan kalaupun saya nambah nasi juga tidak ada yang menyadari karena langsing kecuali teman-teman saya yang apa-apa kalau soal nambah nasi, saya selalu ditawari pertama saking saya jarang menolak.

Di saat para perempuan sudah tahu lipstik apa yang cocok di bibir mereka, sabun cuci muka pun mereka sudah gonta-ganti, hafal berbagai merek parfum, sementara saya saja masih kesulitan membedakan yang mana lipstik, lipcream, lipstint. Mohon maaf juga kalau tulisannya salah. Namanya juga sulit membedakan. Sabun cuci muka juga yang terbayang adalah sabun cuci muka teman-teman saya yang sering saya temani ketika belanja bulanan. Parfum juga saya tidak pernah memikirkan mau pakai merek apa, saya beli parfum, parfum kiloan. Emang ada?

Siapa yang jaman sekarang sebelum upload foto tidak mampir ke editor foto dulu alias aplikasi apa gitu? Untuk posting tulisan ini saja saya perlu mengedit beberapa kali. Tahu tidak? Tiap kali saya mau posting sesuatu akan saya pikirkan berkali-kali, posting-tidak-posting-tidak. Tiap postingan itu telah melewati banyak pikiran dan keraguan. Jika ada yang saya hapus, berarti ada suatu keraguan di sana yang kembali.

Saya orangnya tidak percaya dirian. Dominan pemalu. Jiah. Mungkin beberapa orang akan menertawakan saya jika membaca ini. Karakter ini masih menjadi PR buat saya. Kalau kamu lihat saya tampil begitu percaya diri, percayalah bahwa saya sedang belajar mengerjakan PR saya itu.

Seperti apapun pencitraan kamu di sosial media, tetaplah jadi diri kamu yang sebenarnya di dunia nyata. Diri kamu yang apa adanya dan jadilah orang yang menyenangkan, kalau bisa sih, kalau bisa buatlah orang lain terinspirasi karena kehadiran kamu di dunia ini. Jangan biarkan jejak kaki kamu di bumi, menghilang begitu saja tanpa kenangan ketika kamu pergi ke Surga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar