Akhir-akhir ini
saya merasa muka saya butek begete. Kalau kamu lihat seisi sosmed saya, really
like something that I mean pencitraan. Iya, kayaknya saya kebanyakan pencitraan
di sosmed, actually. Saya orangnya tidak gitu-gitu amat, tidak gini-gini juga
amat, biasa aja gitu. Bikin caption, tetapi hati saya juga tidak benar-benar
menggambarkan caption saya. Terus ya, itu lho. Akhir-akhir ini kualitas kamera
makin tidak adil ke diri saya. Kenapa saya yang langsing kalau di dalam foto
terlihat gendut?
Sejak kena demam
berdarah tahun lalu, berat badan saya turun dan susah naik, meskipun waktu saya
timbang bulan kemarin ada perubahan kenaikan yang penuh progress.
Di saat
orang-orang sibuk membicarakan diet mereka yang cuma hoax itu, saya dengan
anggun tetap mengunyah makanan saya dan kalaupun saya nambah nasi juga tidak
ada yang menyadari karena langsing kecuali teman-teman saya yang apa-apa kalau
soal nambah nasi, saya selalu ditawari pertama saking saya jarang menolak.
Di saat para
perempuan sudah tahu lipstik apa yang cocok di bibir mereka, sabun cuci muka
pun mereka sudah gonta-ganti, hafal berbagai merek parfum, sementara saya saja
masih kesulitan membedakan yang mana lipstik, lipcream, lipstint. Mohon maaf
juga kalau tulisannya salah. Namanya juga sulit membedakan. Sabun cuci muka
juga yang terbayang adalah sabun cuci muka teman-teman saya yang sering saya
temani ketika belanja bulanan. Parfum juga saya tidak pernah memikirkan mau
pakai merek apa, saya beli parfum, parfum kiloan. Emang ada?
Siapa yang jaman
sekarang sebelum upload foto tidak mampir ke editor foto dulu alias aplikasi
apa gitu? Untuk posting tulisan ini saja saya perlu mengedit beberapa kali.
Tahu tidak? Tiap kali saya mau posting sesuatu akan saya pikirkan berkali-kali,
posting-tidak-posting-tidak. Tiap
postingan itu telah melewati banyak pikiran dan keraguan. Jika ada yang saya
hapus, berarti ada suatu keraguan di sana yang kembali.
Saya orangnya tidak
percaya dirian. Dominan pemalu. Jiah. Mungkin beberapa orang akan menertawakan saya
jika membaca ini. Karakter ini masih menjadi PR buat saya. Kalau kamu lihat
saya tampil begitu percaya diri, percayalah bahwa saya sedang belajar
mengerjakan PR saya itu.
Seperti apapun
pencitraan kamu di sosial media, tetaplah jadi diri kamu yang sebenarnya di
dunia nyata. Diri kamu yang apa adanya dan jadilah orang yang menyenangkan,
kalau bisa sih, kalau bisa buatlah orang lain terinspirasi karena kehadiran
kamu di dunia ini. Jangan biarkan jejak kaki kamu di bumi, menghilang begitu
saja tanpa kenangan ketika kamu pergi ke Surga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar