03/03/17

[AllAbout Life] : Tukang Lalu Lintas



Beberapa hari yang lalu, saya kembali pulang melewati jalan tikus tetapi sudah seperti jalan kerbau. Di beberapa titik, macet sudah menetap. Meskipun namanya jalan tikus, tetapi polisi tetap bertugas di sana untuk memastikan lancarnya arus kendaraan. Tetapi, hari itu polisi digantikan oleh tukang lalu lintas, semacam tukang parkir yang lagi nganggur dan berbaik hati membantu para pengendara yang kadang membabi buta itu.

Kemudian saya berpikir, wah, ternyata selain penulis, ada pekerjaan sederhana lainnya yang memberi kesan berkuasa untuk mengatur dan memerintah.

Saya membayangkan penulis merupakan pekerjaan yang memiliki kuasa penuh atas tulisannya tetapi masih di dalam rambu-rambu. Penulis bisa memerintahkan apapun terhadap tokoh dalam ceritanya, membuat alur sesukanya, dan ia juga yang memberi takdir untuk akhir ceritanya.

Sama halnya dengan tukang lalu lintas itu, ia mengatur jalan dan memberi perintah pada kami layaknya ia adalah sebuah lampu merah dan kami semua menurut saja.

Kadang, tanpa sadar, ada kata terimakasih yang terucap di dalam hati untuk seorang tukang lalu lintas. Sebab, secara tidak langsung ia membuat saya tiba sebelum adzan Magrib berkumandang, sehingga saya bisa melaksanakan perintah Tuhan saya dengan tepat waktu. Hal sederhana, kadang lebih mampu membahagiakan.

2 komentar: