14/06/18

Berakhirnya #MuslimahSinauProject Ramadan 2018

MasyaaAllah, Alhamdulillah bisa konsisten ikutan project #1hari1tulisan. Project ini sesungguhnya memiliki beberapa aturan, salah satunya adalah peserta menulis sesuai dengan tema yang diberikan oleh admin, tema itu akan diumumkan setiap pukul satu siang, batas akhir pengumpulan link atau deadline menulis hingga pukul satu siang pada keesokan harinya. Karena jadwal saya yang padat, kebanyakan saya menulis di waktu-waktu hari hampir berganti hari lagi, yakni pada pertengahan malam. Kalau diantara pembaca ada yang merasa kurang sreg dengan tulisan-tulisan saya dalam project ini, dikarenakan saya perlu menulis sesuatu sesuai tema yang kebanyakan menceritakan tentang diri dan kehidupan saya. Begitu juga dengan peserta-peserta yang lain. Namun, saya berusaha untuk terus membuat tulisan yang sederhana saja dan berusaha untuk tidak keluar dari tema.

Suatu hari di beberapa tahun lalu, orangtua saya mengundang seseorang yang bekerja di perusahaan test kepribadian untuk didatangkan ke rumah saya agar saya ditest menggunakan alat mereka terkait tipe diri saya demi kesusksesan masa depan saya, cielah. Ceritanya waktu itu bimbang untuk pilih jurusan kuliah apa, dan dari test keribadian saya ini orangtua saya berharap saya memiliki gambaran untuk masa depan yang cocok dilakoni oleh diri saya, padahal saya sudah senang menulis sejak kecil, tetapi mungkin orangtua perlu argumentasi lain yang menguatkan.

Begitu hasil keluar, saya diberi sebuah sertifikat kepribadian, juga sebuah buku tentang kepribadian ala perusahaan tersebut. Saat saya menulis untuk #MuslimahSinauProject, tentu saya tidak membaca buku itu, hingga sampai pada tema most favorite part/thing about yourself. Kita sering dinasehati untuk tidak menyombongkan diri, padahal mengenali kelebihan/karakter diri yang positif sangat baik untuk kemajuan kepribadian kita, pada tema kala itu admin mengajak peserta untuk memuji diri sendiri dalam rangka mengapresiasi diri, dan meningkatkan kepercayaan diri. Pada saat itu, saya bingung, dong. Lalu teringat pada sebuah kegiatan pada bulan lalu, kegiatan memutar kertas yang diisi dengan kebaikan dan hal yang perlu diperbaiki dari teman kita. Seingat saya, kebanyakan dari mereka menulis bahwa saya termasuk orang yang pandai mengatur waktu. Sudah itu saja. Karena project ini memiliki aturan penulisan 200-400 kata maka saya teringat buku kepribadian yang saya punya itu. Saya cari, lalu memnbaca lembar demi lembarnya dan terkejutlah saya. Perusahaan ini pasti sudah mengadakan penelitian yang begitu hebat sampai semua yang dikatakan buku tersebut tentang saya nyaris sempurna. Pada hari-hari sebelumnya terdapat tema menulis tentang one tips for financial management, dalam buku itu dikatakan bahwa tipe seperti saya akan merasa salah jika tidak punya uang untuk berinvestasi pada kemajuan diri, dan yang saya tuliskan kala itu juga tentang saya yang menggunakan prinsip mengambil uang dalam batasan tertentu untuk berusaha menghindari kondisi sama sekali tidak memiliki uang.

Pada tema the brightest business idea, saya menuliskan bahwa saya ingin berbisnis di bidang property, dan waw…. Dalam buku itu berbisnis di bidang property ditulis pada urutan pertama sebagai bisnis yang cocok dengan tipe saya. Dalam buku itu juga diatakan bawa saya akan mati hampa jika tak bisa menciptakan sesuatu untuk lingkungan saya, mungkin ada benarnya juga mengingat saya bisa menangis hanya karena didera rasa bosan.

Begitu banyak yang dibocorkan oleh buku itu tentang saya, termasuk kesukaan saya menonton film-film berbau detektif karena saya suka sekali menginvestigasi sesuatu atau mengkait-kaitkan sesuatu yang terkadang pada kenyataannya berhasil membawa saya pada fakta-fakta tertentu yang awalnya hanya sekedar prasangka. Kebiasaan saya yang seperti inilah yang mengharuskan saya perlu menyeimbangkannya dengan pikiran positif agar pikiran saya tidak keruh sendiri oleh hal-hal buruk yang sering terjadi di sekitar saya.

Contoh, pernah suatu malam saya baru tidur pukul satu dini hari. Pada waktu sebelum itu, beberapakali ada motor yang lewat. Beberapa kalinya cukup banyak. Jarang sekali ada yang lewat di depan jalan tempat tinggal saya karena di jalan ini ada makam, gelap, dan rimbun pepohonannya, penuh kebun tak terawat juga. Yang mengherankan, setiap motor-motor itu lewat si pengendara melontarkan satu kata dengan volume suara yang cukup keras alias seperti berteriak. Bagaimana tidak aneh? hanya satu kata saja, loh. Teriakan itu terdengar tiap kali motor tersebut melintas pas di depan pintu. Jika pakai nalar investigasi, ini seperti orang-orang yang tengah saling melempar kode untuk suatu konspirasi. Entah konspirasi apa. Setelah bernalar seperti itu, bagaimanapun tak masuk akalnya, positive thingking itu harus segera sign in on my mind. Jadilah, saya cukup berpikir bahwa mungkin di sekitar sini ada yang sedang berulang tahun, mungkin teman-temannya sedang ingin memberi surprise tetapi agar tidak ketahuan mereka perlu melintas satu-satu dan saling melempar kode untuk yang masuk berikutnya. Meski ada akal lain yang memberontak sebab jika mengikuti faktanya bagaimana mungkin di daerah sini terjadi surprise-surprise semacam itu? sebab di sini begitu sunyi, dan daerahnya sangat desa untuk melakukan kebiasaan surprise party seperti itu. Tetapi, ya mungkin saja toh. Pikiran yang kita pikirkan juga tidak terlepas dari kebiasaan kita dan pengalaman hidup kita yang sebelum-sebelumnya. InsyaaAllah semakin banyak pengalaman, semakin mudah untuk menyeimbangkan prasangka negatif dan pikiran positif. Karena biasanya negative thingking itu berasal dari latar keluarga, kurangnya mendengar kisah tentang pelajaran hidup dari orang lain, tidak berusaha megambil hikmah dari kejadian yang menimpa, atau bahkan kurang pertemanan sehingga dalam pikirannnya tidak banyak ruang-ruang yang menyimpan pilihan-pilihan lain dari prasangka di hatinya. Ketahuilah, bahwa barmain dengan prasangka adalah sesuatu yang amat berbahaya. Banyak sekali terjadi kasus, misal pembunuhan, sebab berawal dari dzon atau prasangka. Islam mengajarkan umatnya untuk tidak bermain dengan yang namanya prasangka.

Tibalah pada sebuah pertanyaan dari seorang teman, bagaimana jika kita negative thingking dengan tujuan untuk berhati-hati?

Jika teman-teman tidak tahu jawabannya, semoga teman-teman paham maksud pertanyaannya. Karena seringkali terjadi banyak kasus atau kejadian fatal disebabkan dari pikiran yang terlalu positif. Lantas apakah sebaiknya kita negative thingking saja untuk berhati-hati? Mari sama-sama banyak belajar lagi, banyak membaca lagi, banyak mengambil pelajaran lagi. Bukankah dalam Al-quran diceritakan bahwa apa yang menimpa umat-umat Nabi terdahulu agar bisa dijadikan sebagai pelajaran oleh orang-orang yang hidup di kemudian hari?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar