MasyaaAllah,
Alhamdulillah bisa konsisten ikutan project #1hari1tulisan. Project ini
sesungguhnya memiliki beberapa aturan, salah satunya adalah peserta menulis
sesuai dengan tema yang diberikan oleh admin, tema itu akan diumumkan setiap
pukul satu siang, batas akhir pengumpulan link atau deadline menulis hingga
pukul satu siang pada keesokan harinya. Karena jadwal saya yang padat, kebanyakan
saya menulis di waktu-waktu hari hampir berganti hari lagi, yakni pada
pertengahan malam. Kalau diantara pembaca ada yang merasa kurang sreg dengan
tulisan-tulisan saya dalam project ini, dikarenakan saya perlu menulis sesuatu
sesuai tema yang kebanyakan menceritakan tentang diri dan kehidupan saya. Begitu
juga dengan peserta-peserta yang lain. Namun, saya berusaha untuk terus membuat
tulisan yang sederhana saja dan berusaha untuk tidak keluar dari tema.
Suatu hari di
beberapa tahun lalu, orangtua saya mengundang seseorang yang bekerja di
perusahaan test kepribadian untuk didatangkan ke rumah saya agar saya ditest
menggunakan alat mereka terkait tipe diri saya demi kesusksesan masa depan
saya, cielah. Ceritanya waktu itu bimbang untuk pilih jurusan kuliah apa, dan
dari test keribadian saya ini orangtua saya berharap saya memiliki gambaran
untuk masa depan yang cocok dilakoni oleh diri saya, padahal saya sudah senang
menulis sejak kecil, tetapi mungkin orangtua perlu argumentasi lain yang
menguatkan.
Begitu hasil
keluar, saya diberi sebuah sertifikat kepribadian, juga sebuah buku tentang
kepribadian ala perusahaan tersebut. Saat saya menulis untuk #MuslimahSinauProject,
tentu saya tidak membaca buku itu, hingga sampai pada tema most favorite
part/thing about yourself. Kita sering dinasehati untuk tidak menyombongkan diri,
padahal mengenali kelebihan/karakter diri yang positif sangat baik untuk
kemajuan kepribadian kita, pada tema kala itu admin mengajak peserta untuk memuji
diri sendiri dalam rangka mengapresiasi diri, dan meningkatkan kepercayaan
diri. Pada saat itu, saya bingung, dong. Lalu teringat pada sebuah kegiatan
pada bulan lalu, kegiatan memutar kertas yang diisi dengan kebaikan dan hal
yang perlu diperbaiki dari teman kita. Seingat saya, kebanyakan dari mereka
menulis bahwa saya termasuk orang yang pandai mengatur waktu. Sudah itu saja. Karena
project ini memiliki aturan penulisan 200-400 kata maka saya teringat buku kepribadian
yang saya punya itu. Saya cari, lalu memnbaca lembar demi lembarnya dan
terkejutlah saya. Perusahaan ini pasti sudah mengadakan penelitian yang begitu
hebat sampai semua yang dikatakan buku tersebut tentang saya nyaris sempurna.
Pada hari-hari sebelumnya terdapat tema menulis tentang one tips for financial
management, dalam buku itu dikatakan bahwa tipe seperti saya akan merasa salah
jika tidak punya uang untuk berinvestasi pada kemajuan diri, dan yang saya
tuliskan kala itu juga tentang saya yang menggunakan prinsip mengambil uang
dalam batasan tertentu untuk berusaha menghindari kondisi sama sekali tidak
memiliki uang.
Pada tema the
brightest business idea, saya menuliskan bahwa saya ingin berbisnis di bidang
property, dan waw…. Dalam buku itu berbisnis di bidang property ditulis pada
urutan pertama sebagai bisnis yang cocok dengan tipe saya. Dalam buku itu juga
diatakan bawa saya akan mati hampa jika tak bisa menciptakan sesuatu untuk
lingkungan saya, mungkin ada benarnya juga mengingat saya bisa menangis hanya
karena didera rasa bosan.
Begitu banyak
yang dibocorkan oleh buku itu tentang saya, termasuk kesukaan saya menonton
film-film berbau detektif karena saya suka sekali menginvestigasi sesuatu atau
mengkait-kaitkan sesuatu yang terkadang pada kenyataannya berhasil membawa saya
pada fakta-fakta tertentu yang awalnya hanya sekedar prasangka. Kebiasaan saya
yang seperti inilah yang mengharuskan saya perlu menyeimbangkannya dengan
pikiran positif agar pikiran saya tidak keruh sendiri oleh hal-hal buruk yang
sering terjadi di sekitar saya.
Contoh, pernah
suatu malam saya baru tidur pukul satu dini hari. Pada waktu sebelum itu,
beberapakali ada motor yang lewat. Beberapa kalinya cukup banyak. Jarang sekali
ada yang lewat di depan jalan tempat tinggal saya karena di jalan ini ada
makam, gelap, dan rimbun pepohonannya, penuh kebun tak terawat juga. Yang
mengherankan, setiap motor-motor itu lewat si pengendara melontarkan satu kata
dengan volume suara yang cukup keras alias seperti berteriak. Bagaimana tidak
aneh? hanya satu kata saja, loh. Teriakan itu terdengar tiap kali motor tersebut
melintas pas di depan pintu. Jika pakai nalar investigasi, ini seperti
orang-orang yang tengah saling melempar kode untuk suatu konspirasi. Entah
konspirasi apa. Setelah bernalar seperti itu, bagaimanapun tak masuk akalnya,
positive thingking itu harus segera sign in on my mind. Jadilah, saya cukup
berpikir bahwa mungkin di sekitar sini ada yang sedang berulang tahun, mungkin
teman-temannya sedang ingin memberi surprise tetapi agar tidak ketahuan mereka
perlu melintas satu-satu dan saling melempar kode untuk yang masuk berikutnya.
Meski ada akal lain yang memberontak sebab jika mengikuti faktanya bagaimana
mungkin di daerah sini terjadi surprise-surprise semacam itu? sebab di sini
begitu sunyi, dan daerahnya sangat desa untuk melakukan kebiasaan surprise
party seperti itu. Tetapi, ya mungkin saja toh. Pikiran yang kita pikirkan juga
tidak terlepas dari kebiasaan kita dan pengalaman hidup kita yang
sebelum-sebelumnya. InsyaaAllah semakin banyak pengalaman, semakin mudah untuk
menyeimbangkan prasangka negatif dan pikiran positif. Karena biasanya negative
thingking itu berasal dari latar keluarga, kurangnya mendengar kisah tentang pelajaran
hidup dari orang lain, tidak berusaha megambil hikmah dari kejadian yang
menimpa, atau bahkan kurang pertemanan sehingga dalam pikirannnya tidak banyak ruang-ruang
yang menyimpan pilihan-pilihan lain dari prasangka di hatinya. Ketahuilah,
bahwa barmain dengan prasangka adalah sesuatu yang amat berbahaya. Banyak
sekali terjadi kasus, misal pembunuhan, sebab berawal dari dzon atau prasangka.
Islam mengajarkan umatnya untuk tidak bermain dengan yang namanya prasangka.
Tibalah pada
sebuah pertanyaan dari seorang teman, bagaimana jika kita negative thingking
dengan tujuan untuk berhati-hati?
Jika teman-teman
tidak tahu jawabannya, semoga teman-teman paham maksud pertanyaannya. Karena
seringkali terjadi banyak kasus atau kejadian fatal disebabkan dari pikiran
yang terlalu positif. Lantas apakah sebaiknya kita negative thingking saja
untuk berhati-hati? Mari sama-sama banyak belajar lagi, banyak membaca lagi,
banyak mengambil pelajaran lagi. Bukankah dalam Al-quran diceritakan bahwa apa
yang menimpa umat-umat Nabi terdahulu agar bisa dijadikan sebagai pelajaran
oleh orang-orang yang hidup di kemudian hari?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar