Sumber gambar : Tumblr
Di dunia ini
banyak sekali jenis usaha. Paling tidak ada satu atau dua yang menarik minat. Tidak
tanggung-tanggung, saya sendiri tertarik untuk berusaha di bidang properti. Bentuk
utama dari properti adalah termasuk tanah, kekayaan pribadi, kepemilikan barang
secara fisik lainnya dan kekayaan intelektual. Namun, jika bangunan tersebut
menjadi barang sewaan, ini akan menjadikannya sebagai aset komersial. Bisa jadi
hasil dari penyewaan bangunan lebih besar dari harga pembelian bangunan
tersebut dan menjadikannya pasif income.
Menjadi pengusaha
bukan berarti semata-mata mengejar dunia. Kata siapa harta tidak dibawa mati? Dengan
harta, kita bisa beramal lebih banyak, dan amal itu akan kita bawa sampai kita
mati. Dari Nabi
Shallallahu alaihi wassalam, beliau bersabda: “Tidak ada hasad (iri) yang
dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan
Alquran dan ia membacanya di waktu malam dan di waktu siang dan terhadap orang
yang Allah berikan harta dan ia membelanjakannya untuk kebaikan di waktu malam
dan di waktu siang.” (HR. Muslim)
Properti berupa
hotel yang saya maksud. Saya ingin membangun hotel bernuanasa syariah seperti
karyawannya wajib berseragam menutup aurat, tersedia masjid, mukena, tempat
wudhu yang nyaman. Makanannya halal dengan proses memasak yang dibenarkan dalam
syariat islam.
Entah kenapa
tinggal di hotel itu nyaman, bukan karena fasilitas dan pelayanan, melainkan
lebih ke arah ketenangan untuk seseorang seperti saya yang tidak menyukai
kebisingan dan banyak menghindari perdebatan. Saya juga mengagumi kerapihan
penginapan atau kadang terkagum dengan desain interiornya. Memang pada
dasarnya, penginapan harus dibuat semenarik dan sebersih mungkin agar tak
memunculkan keluhan pelanggan, tetapi di sinilah menariknya. Mungkin karena
menyenangi hal-hal yang indah, tempat yang nyaman serta tenang, utamanya untuk
saya beristirahat atau menuangkan inspirasi. Di luar sana ada mereka yang tak
bisa tidur tanpa menyalakan TV dengan volume yang cukup terdengar, ada mereka
yang tak bisa tidur tanpa mendengarkan musik di telinga mereka, sementara itu
saya justru sulit tidur jika ada suara dan mudah terbangun jika ada suara pintu
dibuka. Oleh karena itu suasana di dalam hotel adalah suasana yang saya
idam-idamkan terjadi di kamar saya.
Paling tidak,
jika belum tercapai membangun hotel, dimulai dengan usaha penginapan
kecil-kecilan dulu seperti kost, homestay, atau villa. Tentunya tidak mudah
karena ini akan memakan biaya untuk membeli tanah atau rumah, renovasi, pembelian
peralatan rumah tangga, pemasaran yang menarik, bahkan merekrut karyawan karena
saya ingin menjadi pengusaha yang memonitor pekerja saya dari dalam rumah
sehingga saya masih bisa menghabiskan waktu bersama keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar