01/06/18

#MuslimahSinauDay16 : Bisnis Properti? Siapa Takut!


Sumber gambar : Tumblr

Di dunia ini banyak sekali jenis usaha. Paling tidak ada satu atau dua yang menarik minat. Tidak tanggung-tanggung, saya sendiri tertarik untuk berusaha di bidang properti. Bentuk utama dari properti adalah termasuk tanah, kekayaan pribadi, kepemilikan barang secara fisik lainnya dan kekayaan intelektual. Namun, jika bangunan tersebut menjadi barang sewaan, ini akan menjadikannya sebagai aset komersial. Bisa jadi hasil dari penyewaan bangunan lebih besar dari harga pembelian bangunan tersebut dan menjadikannya pasif income.

Menjadi pengusaha bukan berarti semata-mata mengejar dunia. Kata siapa harta tidak dibawa mati? Dengan harta, kita bisa beramal lebih banyak, dan amal itu akan kita bawa sampai kita mati. Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam, beliau bersabda: “Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan Alquran dan ia membacanya di waktu malam dan di waktu siang dan terhadap orang yang Allah berikan harta dan ia membelanjakannya untuk kebaikan di waktu malam dan di waktu siang.” (HR. Muslim)

Properti berupa hotel yang saya maksud. Saya ingin membangun hotel bernuanasa syariah seperti karyawannya wajib berseragam menutup aurat, tersedia masjid, mukena, tempat wudhu yang nyaman. Makanannya halal dengan proses memasak yang dibenarkan dalam syariat islam.

Entah kenapa tinggal di hotel itu nyaman, bukan karena fasilitas dan pelayanan, melainkan lebih ke arah ketenangan untuk seseorang seperti saya yang tidak menyukai kebisingan dan banyak menghindari perdebatan. Saya juga mengagumi kerapihan penginapan atau kadang terkagum dengan desain interiornya. Memang pada dasarnya, penginapan harus dibuat semenarik dan sebersih mungkin agar tak memunculkan keluhan pelanggan, tetapi di sinilah menariknya. Mungkin karena menyenangi hal-hal yang indah, tempat yang nyaman serta tenang, utamanya untuk saya beristirahat atau menuangkan inspirasi. Di luar sana ada mereka yang tak bisa tidur tanpa menyalakan TV dengan volume yang cukup terdengar, ada mereka yang tak bisa tidur tanpa mendengarkan musik di telinga mereka, sementara itu saya justru sulit tidur jika ada suara dan mudah terbangun jika ada suara pintu dibuka. Oleh karena itu suasana di dalam hotel adalah suasana yang saya idam-idamkan terjadi di kamar saya.

Paling tidak, jika belum tercapai membangun hotel, dimulai dengan usaha penginapan kecil-kecilan dulu seperti kost, homestay, atau villa. Tentunya tidak mudah karena ini akan memakan biaya untuk membeli tanah atau rumah, renovasi, pembelian peralatan rumah tangga, pemasaran yang menarik, bahkan merekrut karyawan karena saya ingin menjadi pengusaha yang memonitor pekerja saya dari dalam rumah sehingga saya masih bisa menghabiskan waktu bersama keluarga.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar