22/06/18

Kebodohan Kita



“Have you ever stopped for a while and asked yourself,
 what is going to happen to me the first night in my grave?”


Orang-orang yang benar-benar beriman khawatir kalau-kalau amal ibadahnya tidak diterima Alllah SWT. Mereka yakin akan ke-Esaan dan kekuasaan Allah SWT. untuk umat ini. Seperti inilah sikap para sahabat ra. Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Abu Bakar As-Shiddiq ra. Berada tepat di samping seseorang lalu sambil menunjukkan lidahnya beliau berkata: “inilah yang mengantarkanku ke tempat-tempat berbahaya.”

Ali bin Abi Thalib ra. sangat merisaukan dua hal: panjang angan-angan dan menuruti nafsu. Panjang angan-angan membuat orang lupa akhirat, sementara menuruti nafsu menyelewengkan orang dari al-haq (kebenaran). Beliau bertutur, “Ingat! Dunia itu lekas berlalu sedang akhirat cepat datang. Masing-masing mempunyai generasi. Maka, jadilah generasi akhirat, jangan generasi dunia. Sebab hari ini (di dunia) adalah amal, tidak ada perhitungan, sedangkan esok (di akhirat) adalah perhitungan, tidak ada amal.”

Kebodohan mayoritas Kaum Muslimin adalah mereka yakin akan luasnya rahmat dan ampunan Allah sehingga mereka tenang-tenang saja berbuat maksiat; tak henti-hentinya berbuat keji, bahkan pengetahuan mereka seperti ini dijadikan alasan untuk terus berbuat maksiat. Ini jelas salah, alasan yang mencelakakan diri, sebab Allah benar Maha Pengampun Maha Penyayang tetapi juga Maha Berat Siksaan-Nya, sebagaimana dinyatakan secara jelas di dalam kitab-Nya, dalam berbagai tempat (surat) firman-Nya yang artinya: “Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku bahwa sesungguhnya Aku-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yng sangat pedih. (QS. Al-Hijr : 50)

“Berharap kasih sayang dari orang yang kamu tentang,
percuma saja bahkan tolol.” – Ma’ruf  al-Kurakhy


*Tulisan ini dikutip dari Buku Akhir Hidup yang Bahagia, karya Moh. Djawad Dahlan dan Anwar Azmi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar