Waktu itu, semester tiga dan empat, aku
masih tinggal di asrama. Waktu itu juga, sering kali main ke kost seorang teman
karena ia datang dari daerah. Di tempat kost itu, banyak tinggal pula
perempuan-perempuan atau kebanyakan malah perempuan yang tinggal di tempat kost
itu. Menjelang ujian sebelum berlayar ada yang namanya ujian keahlian pelaut
(UKP) semacam ujian negaranya pelaut. Aku tahu kalau lulus untuk ujian tersebut
itu sulit berdasarkan ceritanya para senior. Hal itu membuatku terus berpikir
apakah aku bisa lulus? Mulailah kuperbaiki lagi keseharianku, termasuk sudah
jarang main ke kost temanku itu, memperbanyak shalat malam, berdoa meminta
kelulusan ujian itu, meminta dipermudah untuk mendapatkan perusahaan untuk
praktik.
Kemudian, UKP dimulai. Hari pertama, ujian
hukum maritim dan dari enam nomor, hanya dua nomor yang bisa aku jawab, itupun
nomor duanya tidak diisi lengkap. Aku pikir-pikir, tidak mungkin lulus UKP
karena sistem ujiannya itu kalau satu mata pelajaran tidak lulus maka semuanya
tidak lulus dan harus diulangi tiga bulan kemudian, artinya kalau terus-terusan
tidak lulus, maka praktikya telat, berakibat telat wisuda. Tetapi,
besok-besoknya kuselesaikan dengan baik ujian yang lainnya didampingi dengan
doa terus-menerus.
Pada hari pengumuman, Alhamdulillah tidak
disangka aku lulus. Dari 400 orang angkatanku hanya sekitar seratusan yang
lulus. Saat itu, aku kaget, ternyata doa malam betul-betul diijabah. Namun,
dari semua shalat dan doaku itu, jujur masih banyak sekali perbuatan maksiatku,
terutama untuk melihat perempuan-perempuan yang tinggal di daerah kost temanku.
Tahu sendirilah bagaimana mata keranjangnya lelaki. Dari segala shalat dan
doaku itu juga masih seringkali aku bolos kampus.
Selanjutnya, saat mau praktik, aku tak
berharap masuk perusahaan Pertamina, bahkan aku kurang berminat untuk masuk di
sana padahal perusahaan minyak terbesar di Indonesia.
Karena keseringan bolos ngampus, rupanya
senior-senior di kampus mengadakan test, dan yang lulus bisa ikut test lagi di
Pertamina. Karea keseringan bolos, aku tidak mengikuti test itu. Sekitar seratusan
orang lulus di test tersebut.
Sekitar sebulan kemudian, datanglah
orang-orang dari Pertamina pusat ke kampus, dan mengadakan test. Ternyata
banyak yang diusir dari ruangan karena kebanyakan yang lulus test dari senior
itu mereka tidak lulus UKP. Akhirnya salah satu orang temanku yang terusir itu
memanggilku untuk ikut test yang diadakan oleh Pertamina karena aku lulus test
UKP pertama.
Singkat cerita, aku lulus dan masuk di
Pertamina, sebuah perusahaan yang tidak aku sangka. Kenapa aku cerita soal ini?
Kembali pada doaku tadi, ternyata dipermudah untuk mendapatkan perusaahan praktik.
Alhamdulillah, sebab memang susah untuk mendapat perusahaann pelayaran di
Jakarta bahkan sampai sekarang masih ada di angkatanku yang belum juga dapat
kapal praktik padahal aku tinggal tiga bulan ini sudah mau off dari kapal,
artinya tinggal satu tahun lagi pendidikanku.
Selain itu, aku juga sempat berdoa semoga di
kapal dapat perwira-perwira yang baik dan ternyata benar. Aku dapat pimpinan
engineer yang orangnya alim sekali. Beliau mantan orang nakal, semua yang
buruk-buruk pernah dialaminya, tetapi Alhamdulillah beliau dapat hidayah.
Darinya, aku mendapat banyak motivasi, saran, pencerahan dan juga ilmu. Yang
dulunya sunah sangat aku sepelekan, kini menjadi kuutamakan. Singkat cerita,
masa kontraknya habis kemarin waktu bulan Januari. Beliau off dari kapal
diganti dengan orang lain. Kemudian aku belajar sendiri. Tiba-tiba sebuah video
ada di hp-ku. Entah darimana asalnya, mungkin dari autosave WhatsApp. Aku menonton
video itu sampai habis dan merinding. Semua tanda-tanda akhir zaman dan
siksaannya yang dijelaskan Rasulullah sudah banyak sekarang terjadi. Saat itu
aku berpikir, apa yang mau aku bilang nanti kalau dihadapkan kepada-Nya? Bekal
apa yang kupunya?
Besok-besoknya aku perbanyak mendengar
dakwah, larangan-larangan Rasulullah yang sering kulakukan langsung aku
hentikan tanpa pikir panjang. Misal, musik, isbal, dan lain sebagainnya
termasuk film-film di laptop langsung aku hapus semua. Alhamdulillah, berusaha
untuk istiqamah hingga sekarang.
Point penting
yang saya ambil dari kisahnya adalah tentang doanya agar diberi lingkungan yang
baik. Lingkungan itulah yang mendukungnya dan memberinya banyak pelajaran baik.
Mungkin banyak dari kita yang lupa untuk berdoa meminta lingkungan yang
mendukung niat kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Mungkin banyak dari
kita yang tak sadar dan terus bermaksiat meski doa kita terus dikabulkan-Nya.
Terima kasih
untuk kisahnya, siapa yang menyangka bahwa anak laki-laki yang pernah mencegat
saya di lorong sekolah yang sempit dengan tatapan liar bertahun-tahun yang
lalu, kini menemukan untaian hikmah di tengah perjalanan berlayarnya. Barakallahu
fii kum!
Ibnu Umar r.a
berkata: “Jika kamu ada di sore hari, jangan tunggu pagi, dan jika ada di pagi
hari, jangan tunggu sore. Gunakanlah sehatmu sebelum sakit, hidupmu sebelum
mati.” (HR. Bukhari dan Tirmidzi)
*Kisah ini langsung dari narasumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar