22/06/18

Seuntai Hikmah di Tepi Pelayaran


Waktu itu, semester tiga dan empat, aku masih tinggal di asrama. Waktu itu juga, sering kali main ke kost seorang teman karena ia datang dari daerah. Di tempat kost itu, banyak tinggal pula perempuan-perempuan atau kebanyakan malah perempuan yang tinggal di tempat kost itu. Menjelang ujian sebelum berlayar ada yang namanya ujian keahlian pelaut (UKP) semacam ujian negaranya pelaut. Aku tahu kalau lulus untuk ujian tersebut itu sulit berdasarkan ceritanya para senior. Hal itu membuatku terus berpikir apakah aku bisa lulus? Mulailah kuperbaiki lagi keseharianku, termasuk sudah jarang main ke kost temanku itu, memperbanyak shalat malam, berdoa meminta kelulusan ujian itu, meminta dipermudah untuk mendapatkan perusahaan untuk praktik.

Kemudian, UKP dimulai. Hari pertama, ujian hukum maritim dan dari enam nomor, hanya dua nomor yang bisa aku jawab, itupun nomor duanya tidak diisi lengkap. Aku pikir-pikir, tidak mungkin lulus UKP karena sistem ujiannya itu kalau satu mata pelajaran tidak lulus maka semuanya tidak lulus dan harus diulangi tiga bulan kemudian, artinya kalau terus-terusan tidak lulus, maka praktikya telat, berakibat telat wisuda. Tetapi, besok-besoknya kuselesaikan dengan baik ujian yang lainnya didampingi dengan doa terus-menerus.

Pada hari pengumuman, Alhamdulillah tidak disangka aku lulus. Dari 400 orang angkatanku hanya sekitar seratusan yang lulus. Saat itu, aku kaget, ternyata doa malam betul-betul diijabah. Namun, dari semua shalat dan doaku itu, jujur masih banyak sekali perbuatan maksiatku, terutama untuk melihat perempuan-perempuan yang tinggal di daerah kost temanku. Tahu sendirilah bagaimana mata keranjangnya lelaki. Dari segala shalat dan doaku itu juga masih seringkali aku bolos kampus.

Selanjutnya, saat mau praktik, aku tak berharap masuk perusahaan Pertamina, bahkan aku kurang berminat untuk masuk di sana padahal perusahaan minyak terbesar di Indonesia.

Karena keseringan bolos ngampus, rupanya senior-senior di kampus mengadakan test, dan yang lulus bisa ikut test lagi di Pertamina. Karea keseringan bolos, aku tidak mengikuti test itu. Sekitar seratusan orang lulus di test tersebut.

Sekitar sebulan kemudian, datanglah orang-orang dari Pertamina pusat ke kampus, dan mengadakan test. Ternyata banyak yang diusir dari ruangan karena kebanyakan yang lulus test dari senior itu mereka tidak lulus UKP. Akhirnya salah satu orang temanku yang terusir itu memanggilku untuk ikut test yang diadakan oleh Pertamina karena aku lulus test UKP pertama.

Singkat cerita, aku lulus dan masuk di Pertamina, sebuah perusahaan yang tidak aku sangka. Kenapa aku cerita soal ini? Kembali pada doaku tadi, ternyata dipermudah untuk mendapatkan perusaahan praktik. Alhamdulillah, sebab memang susah untuk mendapat perusahaann pelayaran di Jakarta bahkan sampai sekarang masih ada di angkatanku yang belum juga dapat kapal praktik padahal aku tinggal tiga bulan ini sudah mau off dari kapal, artinya tinggal satu tahun lagi pendidikanku.

Selain itu, aku juga sempat berdoa semoga di kapal dapat perwira-perwira yang baik dan ternyata benar. Aku dapat pimpinan engineer yang orangnya alim sekali. Beliau mantan orang nakal, semua yang buruk-buruk pernah dialaminya, tetapi Alhamdulillah beliau dapat hidayah. Darinya, aku mendapat banyak motivasi, saran, pencerahan dan juga ilmu. Yang dulunya sunah sangat aku sepelekan, kini menjadi kuutamakan. Singkat cerita, masa kontraknya habis kemarin waktu bulan Januari. Beliau off dari kapal diganti dengan orang lain. Kemudian aku belajar sendiri. Tiba-tiba sebuah video ada di hp-ku. Entah darimana asalnya, mungkin dari autosave WhatsApp. Aku menonton video itu sampai habis dan merinding. Semua tanda-tanda akhir zaman dan siksaannya yang dijelaskan Rasulullah sudah banyak sekarang terjadi. Saat itu aku berpikir, apa yang mau aku bilang nanti kalau dihadapkan kepada-Nya? Bekal apa yang kupunya?

Besok-besoknya aku perbanyak mendengar dakwah, larangan-larangan Rasulullah yang sering kulakukan langsung aku hentikan tanpa pikir panjang. Misal, musik, isbal, dan lain sebagainnya termasuk film-film di laptop langsung aku hapus semua. Alhamdulillah, berusaha untuk istiqamah hingga sekarang.

Point penting yang saya ambil dari kisahnya adalah tentang doanya agar diberi lingkungan yang baik. Lingkungan itulah yang mendukungnya dan memberinya banyak pelajaran baik. Mungkin banyak dari kita yang lupa untuk berdoa meminta lingkungan yang mendukung niat kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Mungkin banyak dari kita yang tak sadar dan terus bermaksiat meski doa kita terus dikabulkan-Nya.  

Terima kasih untuk kisahnya, siapa yang menyangka bahwa anak laki-laki yang pernah mencegat saya di lorong sekolah yang sempit dengan tatapan liar bertahun-tahun yang lalu, kini menemukan untaian hikmah di tengah perjalanan berlayarnya. Barakallahu fii kum!

Ibnu Umar r.a berkata: “Jika kamu ada di sore hari, jangan tunggu pagi, dan jika ada di pagi hari, jangan tunggu sore. Gunakanlah sehatmu sebelum sakit, hidupmu sebelum mati.” (HR. Bukhari dan Tirmidzi)

*Kisah ini langsung dari narasumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar