12/04/20

#AprilProduktifDay12 : Melanggengkan Kebaikan


Ada dua jenis kebaikan, yang tersembunyi dan yang tampak. Yang tersembunyi itu biarlah jangan lagi digali, akan tetapi barangkali kebaikan yang tampak sengaja terlihat agar bisa terus dimaknai dan diteruskan oleh orang lainnya.

Satu cerita tentang kebaikan datang dari salah satu responden untuk penelitian saya. Saya akui, kelima orang responden penelitian saya adalah orang-orang yang luar biasa, respon mereka dari setiap pertanyaan selalu di luar dugaan saya. Masing-masing mereka mampu menjawab pertanyaan saya dengan cepat, bijak, dan dengan perspektif yang tak biasa. Meskipun begitu, mereka mampu memberikan setiap alasan dengan pasti dan membuat saya terpukau.

Total halaman tugas akhir saya bisa dikatakan dua kali lipat lebih banyak dari teman-teman yang lain disebabkan karena jenis teori yang saya gunakan berbeda dengan yang lainnya yang menyebabkan teknik penelitiannya ikut berbeda. Walaupun begitu, saya merasa sangat puas dengan penelitian yang saya lakukan, ini sangat mengasyikkan ketika kita bertemu dengan orang-orang yang luar biasa lalu mendengar tentang sudut pandang mereka mengenai suatu perkara. Ah, memang selalu menyenangkan berbicara dengan para orang cerdas yang rendah hati.

Salah satu pertanyaan yang saya ajukan adalah, What is the character of your Moslem friend that you like?” Salah satu responden menjawab seperti ini, Sebenarnya, aku banyak mempelajari karakter teman-temanku. Aku suka berteman dengan orang-orang yang mereka mengingatkanku atau menasehatiku bukan lewat perkataan tetapi lewat tindakan. Aku punya teman-teman yang mereka itu tidak terlalu berprestasi, tetapi cara mereka memperlakukan orang lain sangat begitu tulus, aku menyukai hal itu. Ketika ada orang yang meminta tolong, mereka mencoba untuk menolongnya. Selain itu juga, mereka sangat ramah, terbuka.”

Lalu ia melanjutkan, “Aku paling suka Muslim yang bisa menunjukkan pada orang-orang bukan hanya lewat perkataan saja, tetapi juga sikap dan perilaku mereka yang benar-benar mencerminkan seorang Muslim. Misalnya, ketika kita kesusahan, mereka membantu tanpa kita minta. Saat mereka tahu kita berbuat salah, mereka bukan mengkritik tetapi menunjukkan hal yang benar lewat tindakan, bukan dengan perkataan karena jika lewat omongan, mungkin itu terlihat mudah. Mereka prestasinya biasa saja, tetapi mereka punya teman yang banyak.”

Ia juga bercerita soal salah satu temannya itu, “Aku pernah pergi dengan salah satu dari mereka, saat di jalan, motornya kehabisan bensin. Tiba-tiba, ada seorang pemuda yang menghampirinya dan bertanya ada apa. Setelah pemuda itu tahu apa yang terjadi, dia mengambil semacam pipa yang dibawanya dan lewat pipa itu ia memberikan bensin dari tangki bensin motornya kepada temanku secara gratis. Aku tersentuh dengan hal itu bahwa ternyata caranya kebaikan dibalas dan ditularkan itu seperti ini, aku tersadar bahwa kebaikan kita kepada orang lain itu tidak akan percuma karena kebaikan itu akan berbalik kepada kita sendiri entah kapan dan bagaimana caranya.”

Saya pun bertanya tentang suatu hal yang aneh dari ceritanya, “Kok masnya itu bisa kebetulan bawa pipa, ya?” Kedua mata responden saya itu sedikit membulat dengan wajah yang tak kalah heran dengan saya, “Nah, aku juga heran. Waktu kami tanya mengapa masnya itu mau memberi bensinnya secara gratis, mas itu menjawab, ‘dulu saya juga pernah kehabisan bensin di jalan seperti ini, lalu ada orang yang menolong saya dengan memberikan bensinnya secara cuma-cuma, maka dari itu saya ingin megikuti caranya dan membalas rasa terima kasih saya dengan menolong orang-orang yang juga kehabisan bensin di jalan seperti saya waktu itu, makanya saya selalu bawa pipa ini kemana-mana, barangkali di jalan ada yang butuh.’ Begitu katanya.”

Kemudian saya teringat sebuah kalimat dalam tulisannya Muya, “kebaikan itu bukan untuk dipertanyakan, tetapi kebaikan ada untuk kembali diteruskan pada orang lain.”

Bandung, 12 April 2020
Besok ingin meneruskan kebaikan yang mana lagi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar