Kali ini saya ingin berbagi sedikit
review buku The Simple Guide to a Minimalist Life karya Leo Babauta. Oleh karena
buku ini tipis, hanya berhalaman 158 dan karena saya juga belum selesai membacanya
(hahaha) serta saya baru menuliskan review ini pada pukul delapan malam ini (hahaha),
maka review kali ini hanya singkat saja.
Jika buku The Life-Changing Magic of
Tidying Up kaya Marie Kondo lebih menceritakan teknik beberes barang dan
penghayatan renungan mengapa kita perlu menyingkirkan barang-barang kita, Leo
Babauta dengan bukunya ini memberi panduan lebih dari sekedar beberes barang,
tetapi juga bagaimana kita meminimalisir kegiatan dan tugas, guna menghindari
hal-hal yang sebenarnya tak berguna dilakukan.
Halaman awal sebelum Leo benar-benar
membahas soal panduan hidup minimalis, ia membuat sebuah bab yang amat “menyentil”
di bab pertama dengan judul “Sebuah Ironi Kecil”. Ia menuliskan, “Ya, saya
tahu, betul-betul ironis betapa sebuah buku yang membahas soal minimalisme memiliki
lebih dari satu atau dua halaman. Isi buku tidak minimalis, dan itu
kontradiktif, bukan?”
Leo sempat menyinggung soal komitmen
dalam bagian awal-awal bukunya itu. Bagaimana di zaman sekarang ini, begitu
banyak komitmen yang diupayakan oleh satu orang. Sebagai seseorang yang
memiliki cukup banyak komitmen tentang berbagai hal, saya sempat tersinggung. Leo
mengatakan bahwa kurangilah komitmen,
cukup lakukan dua hal; apa-apa yang penting dan apa-apa yang disukai. Kemudian
saya sadar bahwa apa yang dikatakan oleh Leo ada benarnya juga, bukankah
memiliki banyak komitmen itu seringkali malah memusingkan diri sendiri?
Selain itu, Leo juga berbicara soal
tugas harian yang sering kita targetkan untuk kerjakan. Leo mengatakan bahwa kita tak perlu membuat list tugas sebanyak
itu, toh pada akhirnya kita juga sudah tahu bahwa itu tidak akan selesai juga dalam
satu atau bahkan tiga hari. Oleh karenanya,
cukup membuat tiga tugas saja dalam list
tersebut, tiga tugas yang paling
penting. Tiga tugas ini dikerjakan sebelum mengerjakan hal lainnya.
Beralih soal membereskan barang, Leo
menyarankan kita untuk menyediakan tiga tempat untuk barang-barang yang hendak
kita bereskan. Sebelumnya barang-barang tersebut dikumpulkan dahulu baru
dipilah, dengan menyediakan tiga tempat;
satu tempat untuk barang yang masih dibutuhkan, satu kardus untuk barang yang
hendak disumbangkan, dan satu kardus untuk sampah. Dalam tulisannya, Leo
juga menuliskan ‘ketika kamu bisa hidup
tanpa suatu barang, maka keluarkanlah barang tersebut dari rumahmu.’
Secara tidak langsung konsep
minimalis yang diajarkan oleh buku ini adalah tentang kesederhanaan hidup. Berbagai
quotes tentang hal itu juga dituangkan dalam buku ini seperti, “Terlalu banyak orang menghabiskan uang yang
tidak mereka dapatkan, untuk membeli barang-barang yang tidak mereka inginkan,
untuk membuat terkesan orang-orang yang tidak mereka sukai.” – Will Rogers
Bukan hanya itu, “Dia memandang seluruh dunia dengan wajah
yang tegak lantaran dia tak berhutang kepada siapapun.” – Henry Wardsworth
Longfellow
Untuk mengakhiri review ini, saya
tutup dengan satu quote-nya lagi yang cukup menendang diri, “Kalau pikiranmu
tidak tertutupi hal-hal yang tidak perlu, maka ini adalah musim terbaik dalam
hidupmu.” – Wu-men
Jadi, kapan kau akan mulai
membereskan barang-barangmu?
Bandung, 3 April 2020
Mulai memakan lahap seluruh quote
dalam buku ini
*Pict from : Google / Instagram
@warungsastra
Wah kemarin tertarik beli ini, alhamdulillah sudah dapet bocoran isinya sepertinya cukup menarik hihi
BalasHapusMemang menarik sekali karena membahas minimalisme dari banyak aspek. :)
HapusAku mungkin masuk salah satu minoritas ni, membaca Marie Kondo dan merasa tidak berubah. Mungkin karena gada dorangan internal berubah haha. Terima kasih sudah mereviewnya:') mungkin suatu hari kalau sudah berubah minat bisa jadi baca buku ini!
BalasHapusYaaaa mungkin faktor lainnya itu karena kamu sibuk. Wkwkwk. Tapi niat emang yg utama banget, sih. Selamat mengumpulkan niat!
Hapusapa-apa yang disukai kadang bukan merupakan suatu yang penting bahkan mungkin sedang tidak dibutuhkan. itu yang sering saya alami hahahaha
BalasHapusKayaknya itu masalah semua orang, hahahaha.
Hapus