23/04/20

#AprilProduktifDay22 : Pembicaraan Mimpi

“Sesuatu yang bernama impian itu pasti besar. Hingga menurut kita sangat sulit untuk diraih, membuat berdebar-debar, hingga muncul perasaan; mungkin atau tidak. Jika tidak seperti itu, impiannya terlihat mungkin untuk diraih, berarti apa yang diimpikan masih kecil. Dan itu sebenarnya bukan impian. Karena impian tidak ada yang kecil.” Begitu kata Mas Gun dalam suatu tulisannya.Tidak akan ada yang bisa merebut impian kita kecuali diri kita sendiri yang membunuhnya.” Dan kalimat ini cukup menampar diri, bukan?

Dulu, saya suka menuliskan setiap impian dikuti dengan tanda kutip “entah bagaimana caranya” tapi saya ingin pergi ke tempat ini! Atau “entah dapat uang atau hadiah darimana” tapi saya ingin punya barang ini!

Kilas balik pada tahun 2014 dimana saat itu, beberapa tahun terakhir saya tidak pernah menginjakkan kaki di tanah Jawa. Waktu itu terbesit dalam hati, ‘Ih, pengen deh menginjakkan kaki di Jawa lagi.’ Benar-benar saya cuma bilang ingin-menginjakkan-kaki-di-Jawa. Keinginan saya itu memang terwujud berkat saya lolos suatu olimpiade dan babak selanjutnya diadakan di pulau Jawa, tepatnya di Surabaya! Padahal, ketika mengatakan impian saya itu ya maksudnya bisa ke Jakarta atau Yogyakarta, gitu.

Lalu pada tahun 2018, belajar dari tahun-tahun sebelumnya, akhirnya saya membuat impian secara lebih detail dengan menyebutkan letak tempatnya. Waktu itu, saya ingin bisa ke Bogor. Dan tahun itu pun saya sungguh pergi ke Bogor. Sayangnya, saya ke Bogor untuk suatu acara full selama satu minggu, tak bisa mengurangi atau menambah hari karena panitia acara telah memesankan tiket pulang dan pergi. Padahal waktu itu, maksud saya bisa ke Bogor itu untuk bisa bertemu dengan kawan-kawan lama. Rupanya impian yang dituliskan belum cukup detail! Kudunya tulis apa impiannya, kapan ingin terwujudnya, dimana, dalam rangka apa, bersama siapa, cukup detail dan ribet, ya! Tapi jangan salah, barangkali jika lebih detail, bisa lebih tepat perwujudannya!

Pada tahun 2019 tak banyak impian yang saya tulis karena saya hanya memikirkan impian-impian yang bisa tercapai dalam jangka waktu dekat saja, seperti ke kebun stroberi. Sebenarnya, saya juga tidak ada bayangan kebun stroberi mana yang mau saya datangi? Saya belum mencari tahu tentang tempat tersebut, ya tulis saja dulu, begitu pikir saya. Lalu, apa yang terjadi? Di tahun itu saya baru tahu kalau di dekat rumah nenek saya di Magelang ternyata ada kebun stroberi. Saya pikir kebun stroberi cuma ada di daerah Bandung dan sekitarnya (hahaha). Pada tahun 2019 itu, terhitung sudah dua kali saya ke kebun stroberi! Dan sampai saat ini masih ketagihan karena pemandangan yang disuguhkan sepanjang jalan tak main-main indahnya, indah dan sejuk banget! Waktu itu bahkan saya mampir ke salah satu warung pinggir jalan untuk minum susu jahe dan makan tempe mendoan. Dari warung tersebut, saya bisa menikmati pemandangan yang saking indahnya saya tidak bisa menggambarkannya dengan kata-kata.

Mungkin itulah sedikit cerita yang lalu-lalu dari saya tentang impian. Akan tetapi kini, seiring usia saya bertambah, saya justru semakin realistis dengan hal-hal yag berkaitan dengan impian atau cita-cita. Setiap menuliskan satu impian, di sebelahnya akan diikuti “bagaimana caranya”. Dengan begitu, saya akan selalu berpikir bahwa ini bisa saya capai karena saya tahu caranya. Toh, padahal seharusnya saya juga bisa menuliskan impian apapun yang saya tidak tahu caranya tapi ada acara lain yang bisa saya lakukan, yaitu dengan tidak meragukan Kemahabesaran-Nya.

Untuk sementara ini saya sedang meminimalisir impian, untuk menata satu-satu agar lebih fokus. Mungkin di tahun-tahun yang akan datang saya akan lebih berani untuk bermimpi lebih banyak lagi, setelah saya mampu lebih fokus pada apa-apa yang harus saya raih dalam waktu dekat ini.

“Jika kamu punya impian, harapan, cita-cita yang sangat tinggi, maka simpanlah, tulis di kertas atau ditempel di jidat, dari pada dibicarakan ke orang-orang . Dan lakukanlah tindakan. Ini juga berlaku jika kamu jatuh cinta dan serius pada seseorang karena itu barangkali termasuk cita-cita dan impian, simpanlah dan lakukanlah tindakan maka mimpi-mimpimu akan menjadi kenyataaan, MAN JADDA WAJADA - MAN SHABARA ZHAFIRA”
- Kurniawan Gunadi –

Bandung, 23 April 2020
Kita boleh kecewa,
Tapi tidak boleh kehilangan harapan dan impian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar