Sebenarnya saya
sudah tumbang dari hari selasa pekan lalu. Tapi, Kamisnya akhirnya keluar juga
dari sarang karena kebelet beli buku. Kembali mendekam di sarang dan baru
keluar lagi Minggu sore untuk COD antar pesanan jilbab dan sekalian pergi ke pasar.
Sisa-sisa hari
libur ini jadi kurang berfaedah karena sakit. Ngomong-ngomong, liburan saya
panjang sekali, dari lebaran sampai ketemu lebaran lagi. WQWQ. Jadi, hari-hari
terakhir liburan saya bakal pulang kampung lagi dan membuat ketidakfaedahan ini
segera berakhir!
Jadi, seorang
teman laki-laki saya pernah bilang, “kamu itu cewe, ada masanya kamu berdiam
diri di tempat tidur dan sakit perut.”
Mungkin kodratnya
perempuan memang begitu. Sebenarnya saya sudah lama tidak seperti itu alias
tetap penuh energi di hari-hari yang you know lah what I mean, tapi minggu ini
saya merasakan yang dia katakan. Seharian cuma bisa di tempat tidur, gerak
dikit nggak enak, bangun dari tempat tidur malah sakit kepala. Jam makan
terlewati. Lampu sampai malam nggak dinyala-nyalain. Iyalah, bangun aja susah. Gimana
ya, dilema gitu. Saya malas tidur, tapi mau ngapa-ngapain juga nggak bisa,
sampai akhirnya ketiduran, kebangun, terus ketiduran lagi.
Banyak orang
yang berlalu lalang di dalam hidup kita. Tetapi, tidak semuanya bisa peduli
seperti yang kita harapkan. Orang-orang mungkin tahu saya paling tidak suka
ditanya-tanya. Jadi, tidak ada yang bertanya juga saya kenapa di hari itu.
sampai seseorang yang saya harapkan akhirnya pulang. Saya tinggal di asrama,
dan tiap orang memiliki rasa peka dan peduli yang berbeda-beda.
Orang ini baru
saja pulang bekerja, kelelahan sudah pasti saya tahu. Saya menebak begitu dia
masuk ke kamar saya, pastilah dia bertanya, satu, “kamu kenapa?” kedua, “sudah
makan belum?”
Dan ternyata
memang benar, dua kalimat itu langsung dilayangkan kepada saya begitu dia
membuka pintu kamar.
“Sakit kepala.”
“Belum makan.”
Lalu dia ke
kamar mandi, setelah itu balik lagi ke saya. Langsung mijit kepala saya. Yaaaa
ampun, pengen nangis rasanya!!! Dalam hati ngebatin, nggak apa-apa deh seribu orang cuek sama aku asalkan ada satu orang
kayak gini di sisi aku!
“Mau diambilkan
makan?” tanya dia.
“Nggak, nggak
mood makan.” Jawab saya.
Terus dia
rogoh-rogoh isi tasnya.
“Nih, ada roti
abon, tadi cuma aku cuil sedikit.”
Roti abon Bread
Talk siapa yang tidak doyan coba? Sebenarnya dari awal emang ngarep dia bawa
sesuatu, sih. Soalnya saya tahu dia kalau pulang suka bawa sesuatu gitu.
“Kamu minum
obat, ya. Eh, kamu nggak bisa minum obat, ding.” Kata dia. Iya, jadi saya emang
tidak bisa minum obat. Tapi kalau terpaksa, ya harus.
Akhirnya dia
turun ke bawah (kamar saya di lantai dua) ambil air minum buat saya sekaligus
obat. Padahal posisinya saat itu pasti capek banget baru pulang jam sembilan malam!
Minggu ini sudah
habis dua botol OBH Combi, dua tablet Panadol, delapan tablet Degirol,
sebenarnya ada lagi keluhan selain itu, tapi terlalu takut untuk menabrakkan
obat-obatan yang lain di waktu yang bersamaan.
Dan bagaimanapun seseorang
tidak suka ditanya-tanya, tetapi ketika dia sakit pasti ada perasaan dimana dia
ingin ditanya, ingin diperhatikan. Point ini yang mau saya sampaikan dari awal, sih.
Jangan lupa buat yang
tidak berhalangan untuk puasa besok sehari sebelum Lebaran Idul Adha, semoga
Allah kuatkan niatmu untu berpuasa dan diberi kemudahan dalam menjalani
hari-hari kedepan.
Dari Abu Qotadah, ia
berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ
يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى
قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ
عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa Arofah (9
Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang.
Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR.
Muslim no. 1162)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar