30/08/17

Masih Edisi Liburan [yang kurang berfaedah]



Sebenarnya saya sudah tumbang dari hari selasa pekan lalu. Tapi, Kamisnya akhirnya keluar juga dari sarang karena kebelet beli buku. Kembali mendekam di sarang dan baru keluar lagi Minggu sore untuk COD antar pesanan jilbab dan sekalian pergi ke pasar.

Sisa-sisa hari libur ini jadi kurang berfaedah karena sakit. Ngomong-ngomong, liburan saya panjang sekali, dari lebaran sampai ketemu lebaran lagi. WQWQ. Jadi, hari-hari terakhir liburan saya bakal pulang kampung lagi dan membuat ketidakfaedahan ini segera berakhir!

Jadi, seorang teman laki-laki saya pernah bilang, “kamu itu cewe, ada masanya kamu berdiam diri di tempat tidur dan sakit perut.”

Mungkin kodratnya perempuan memang begitu. Sebenarnya saya sudah lama tidak seperti itu alias tetap penuh energi di hari-hari yang you know lah what I mean, tapi minggu ini saya merasakan yang dia katakan. Seharian cuma bisa di tempat tidur, gerak dikit nggak enak, bangun dari tempat tidur malah sakit kepala. Jam makan terlewati. Lampu sampai malam nggak dinyala-nyalain. Iyalah, bangun aja susah. Gimana ya, dilema gitu. Saya malas tidur, tapi mau ngapa-ngapain juga nggak bisa, sampai akhirnya ketiduran, kebangun, terus ketiduran lagi.

Banyak orang yang berlalu lalang di dalam hidup kita. Tetapi, tidak semuanya bisa peduli seperti yang kita harapkan. Orang-orang mungkin tahu saya paling tidak suka ditanya-tanya. Jadi, tidak ada yang bertanya juga saya kenapa di hari itu. sampai seseorang yang saya harapkan akhirnya pulang. Saya tinggal di asrama, dan tiap orang memiliki rasa peka dan peduli yang berbeda-beda.

Orang ini baru saja pulang bekerja, kelelahan sudah pasti saya tahu. Saya menebak begitu dia masuk ke kamar saya, pastilah dia bertanya, satu, “kamu kenapa?” kedua, “sudah makan belum?”

Dan ternyata memang benar, dua kalimat itu langsung dilayangkan kepada saya begitu dia membuka pintu kamar.

“Sakit kepala.”
“Belum makan.”

Lalu dia ke kamar mandi, setelah itu balik lagi ke saya. Langsung mijit kepala saya. Yaaaa ampun, pengen nangis rasanya!!! Dalam hati ngebatin, nggak apa-apa deh seribu orang cuek sama aku asalkan ada satu orang kayak gini di sisi aku!

“Mau diambilkan makan?” tanya dia.
“Nggak, nggak mood makan.” Jawab saya.
Terus dia rogoh-rogoh isi tasnya.
“Nih, ada roti abon, tadi cuma aku cuil sedikit.”

Roti abon Bread Talk siapa yang tidak doyan coba? Sebenarnya dari awal emang ngarep dia bawa sesuatu, sih. Soalnya saya tahu dia kalau pulang suka bawa sesuatu gitu.

“Kamu minum obat, ya. Eh, kamu nggak bisa minum obat, ding.” Kata dia. Iya, jadi saya emang tidak bisa minum obat. Tapi kalau terpaksa, ya harus.

Akhirnya dia turun ke bawah (kamar saya di lantai dua) ambil air minum buat saya sekaligus obat. Padahal posisinya saat itu pasti capek banget baru pulang jam sembilan malam!

Minggu ini sudah habis dua botol OBH Combi, dua tablet Panadol, delapan tablet Degirol, sebenarnya ada lagi keluhan selain itu, tapi terlalu takut untuk menabrakkan obat-obatan yang lain di waktu yang bersamaan.


Dan bagaimanapun seseorang tidak suka ditanya-tanya, tetapi ketika dia sakit pasti ada perasaan dimana dia ingin ditanya, ingin diperhatikan. Point ini yang mau saya sampaikan dari awal, sih.


Jangan lupa buat yang tidak berhalangan untuk puasa besok sehari sebelum Lebaran Idul Adha, semoga Allah kuatkan niatmu untu berpuasa dan diberi kemudahan dalam menjalani hari-hari kedepan.

Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar