Ada satu ayat di
dalam Al-Qur’an, mungkin yang serupa dengan ayat itu akan banyak sekali
ditemukan dalam Al-Qur’an, tetapi izinkan saya mengagumi satu ayat ini, ayat
yang begitu menenangkan, begitu membuat seorang hamba merasa dicintai dan
dimaklumi oleh tuhannya sendiri.
Artinya : Apabila orang-orang yang beriman
kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: "Salaamun
alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu)
bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran
kebodohan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan
perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-An’am : 54)
Seolah-olah
Allah sudah mengetahui bahwa suatu hari nanti kita akan menyesal karena dosa
yang kita lakukan hari ini disebabkan oleh kebodohan kita. Seolah-olah Allah
sudah menunggu kita untuk berubah menjadi lebih baik, untuk menyadari
rahmat-Nya. Ia selalu siap dengan rahmat-Nya untuk mendekap kita. Tak bisakah
sekali ini saja kita menangis lantaran begitu Maha Pemurahnya Ia kepada
hamba-Nya?
Suatu malam,
saya pernah mendengar ceramah seorang Ustadz, katanya, “Alam semesta ini sangat luas, bukan? Bahkan tak tahu dimana ujungnya. Tetapi,
ada yang lebih luas dan besar daripada alam semesta, yaitu Kursi Allah, ada
lagi yang lebih besar daripada kursi Allah, yakni Arsy Allah. Bahkan rupanya
ada yang lebih besar lagi daripada itu semua, yaitu rahmat Allah.”
“Kursi Allah ibarat cincin, Arsy Allah ibarat padang pasir. Cincin
tersebut posisinya ada di tengah padang pasir. Lalu bagaimana kita membayangkan
yang lebih dari itu? Betapa besarnya rahmat Allah.”
Dalam suatu
kajian online, Ustadz Nouman Ali Khan mengatakan dengan suara penuh keharuan, “Rahmat-Nya tak perlu kau bayar, karunia-Nya
pun selalu datang, dan pintu-Nya selalu terbuka.”
Saat seorang
hamba lupa kepada Tuhannya, Tuhan tidak pernah lupa kepada hamba-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar