20/04/20

#AprilProduktifDay19 : Emosi Kita


Sadar atau tidak disadari di dunia ini banyak sekali hal-hal kecil yang amat mengesalkan. Pasalnya, hati kita kadang justru lebih sulit berlapang dada dengan hal-hal yang kecil itu dengan bergumam, “toh padahal ini hal kecil, tapi kenapa rumit sekali sih, ribet sekali, susah sekali.” Lalu setelah bergumam, kita kesal.

Misalnya saja soal tempat tidur yang berantakan kembali setelah dirapikan membuat diri ini ingin berkata, “enggak usahlah dibereskan nanti berantakan lagi.” Tetapi kemudian terbantahkan dengan kalimat, “Kalau gitu nggak usah makan aja juga, nanti kan lapar lagi.” Kalau soal makan, ya tidak bisa begitu dong, hehe.

Soal lainnya seperti sinyal internet yang melambat, lalu membuat kesal. Sebenarnya bagi suatu kalangan ini bukan persoalan besar, tapi bagi kalangan lainnya persoalan yang tak besar ini mampu menimbulkan efek yang besar. Jika sinyal internet melambat, pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan via online menjadi terhambat dan tak bisa segera diselesaikan, menumpuk dan menjadi masalah baru. Akan tetapi, seharusnya bagi kalangan yang dengan sinyal melambat tak memiliki efek besar di hidupnya perlu diperhatikan sekiranya hatinya untuk bisa lebih menahan rasa kesalnya akibat hal ini.

Kadang, kita kesal hanya sekedarnya saja. Padahal sekedarnya itu juga bisa menghabiskan energi kita. Akan tetapi pendapat positif lainnya adalah dengan mengeskpresikan perasaan di hati kita itu lebih sehat dan melegakan. Lantas seharusnya kita perlu bagaimana? Dalam hal ini, manusia perlu untuk belajar banyak tentang bagaimana mengendalikan emosi mereka, bagaimana memainkan emosi saat sedih, bahagia, bahkan marah. Bersedih secukupnya misal dengan mengingat apa-apa yang hidup pasti akan mati dan kembali pada Rabbnya, bahagia sewajarnya misal dengan tak sampai menghambur-hamburkan uang hanya untuk acara foya-foya, juga marah dengan cara yang lebih elegan misal dengan tidak membanting-banting barang di sekitar karena ini hanya akan menambah masalah baru.

Dan pembelajaran mengenai mengendalikan emosi ini, tidak akan pernah berhenti. Sebab, kita sebagai manusia sering lupa, banyak khilaf, juga salah. Jadi, hari ini belajar, besok belajar lagi, lusa pun juga begitu dan hari-hari seterusnya.

Bandung, 20 April 2020
Bonus rahasia umum,
Kunci mengenal tabiat asli seseorang,
Kenali dia ketika sedang marah

2 komentar:

  1. Balasan
    1. Nah, ini ada sisi baik dan buruknya. Bisa jadi amarahnya jadi penyakit karena dipendam, tapi sisi baiknya tidak merusak suasana maupun barang-barang di sekitarnya, wkwk. Mungkin kalau tipe kayak gini it's okay asalkan hatinya legowo, jadi marahnya cuma sebentar lalu besok sudah memaafkan atau bahkan sudah lupa. :) Cmiiw

      Hapus